30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hutan Bakau untuk Anak Cucu

SERGAI- Kesadaran betapa pentingnya melestarikan lingkungan dengan menanam pohon, khususnya lingkungan pesisir bagi kaum perempuan nelayan telah lama disadari dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari. Bagi kaum perempuan nelayan, menjaga hutan bakau (mangrove) dan habitat serta biota pendukungnya adalah keharusan yang dilakukan untuk kelangsungan hidup manusia di sekelilingnya.

“Pelestarian lingkungan pesisir dengan menjaga hutan bakau adalah untuk anak cucu kita,” kata Ketua Serikat Perempuan Nelayan Kabupaten Serdang Bedagai (SPN Kab Sergai), Rusmawati dalam acara seminar peringatan hari perempuan internasional dan Hapsari ke-24, di Desa Bogak, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai, Selasa (8/3) lalu.
Wakil Bupati Serdang Bedagai, Ir Soekirman membuka acara seminar ditandai dengan  menyerahkan bibit pohon bakau kepada ketua kelompok kaum perempuan yang menggagas kegiatan tersebut. Turut hadir, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Ir M Taufik Batubara, Camat Teluk Mengkudu Zulfikar, Kepala Desa Bogak Mahyaruddin, dan tokoh masyarakat, agama, serta pemuda setempat.

Kadishutbun, disela-sela acara menanam bibit pohon bakau di pesisir pantai Desa Bogak bersama kelompok perempuan mengatakan oksigen dihasilkan oleh tumbuhan hijau atau tumbuhan yang memiliki klorofil. Pada proses fotosintesis terjadi perubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik (karbohidrat) dan oksigen dengan pertolongan cahaya.

Jelaslah kini, kata Taufik, bahwa tumbuhan hijau adalah produsen oksigen, suatu unsur kimia yang mutlak harus ada untuk kelangsungan hidup kita. Oleh karena, kita harus mempertahankan tumbuhan atau pohon yang ada, bahkan memperbesar jumlahnya mengingat populasi manusia juga terus bertambah.

“Gerakan menanam pohon sekaligus menjadi momen penyadaran masyarakat. Menanam pohon haruslah diikuti dengan pemeliharaan pohon terutama oleh masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi gerakan pohon dilaksanakan. Sebab tanpa  adanya perawatan maka tanaman sulit untuk tumbuh dengan baik,” pesan Taufik.
Ia menambahkan, memotivasi masyarakat agar mau melaksanakan gerakan menanam pohon dan memeliharan pohon, maka perlu disosialisasikan manfaat pohon bagi kehidupan, antara lain sebagai sumber oksigen, penyerap karbon dioksida, mencegah abrasi pantai, dan intrusi air laut dan sebagainya. (mag-15)

SERGAI- Kesadaran betapa pentingnya melestarikan lingkungan dengan menanam pohon, khususnya lingkungan pesisir bagi kaum perempuan nelayan telah lama disadari dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari. Bagi kaum perempuan nelayan, menjaga hutan bakau (mangrove) dan habitat serta biota pendukungnya adalah keharusan yang dilakukan untuk kelangsungan hidup manusia di sekelilingnya.

“Pelestarian lingkungan pesisir dengan menjaga hutan bakau adalah untuk anak cucu kita,” kata Ketua Serikat Perempuan Nelayan Kabupaten Serdang Bedagai (SPN Kab Sergai), Rusmawati dalam acara seminar peringatan hari perempuan internasional dan Hapsari ke-24, di Desa Bogak, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai, Selasa (8/3) lalu.
Wakil Bupati Serdang Bedagai, Ir Soekirman membuka acara seminar ditandai dengan  menyerahkan bibit pohon bakau kepada ketua kelompok kaum perempuan yang menggagas kegiatan tersebut. Turut hadir, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Ir M Taufik Batubara, Camat Teluk Mengkudu Zulfikar, Kepala Desa Bogak Mahyaruddin, dan tokoh masyarakat, agama, serta pemuda setempat.

Kadishutbun, disela-sela acara menanam bibit pohon bakau di pesisir pantai Desa Bogak bersama kelompok perempuan mengatakan oksigen dihasilkan oleh tumbuhan hijau atau tumbuhan yang memiliki klorofil. Pada proses fotosintesis terjadi perubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik (karbohidrat) dan oksigen dengan pertolongan cahaya.

Jelaslah kini, kata Taufik, bahwa tumbuhan hijau adalah produsen oksigen, suatu unsur kimia yang mutlak harus ada untuk kelangsungan hidup kita. Oleh karena, kita harus mempertahankan tumbuhan atau pohon yang ada, bahkan memperbesar jumlahnya mengingat populasi manusia juga terus bertambah.

“Gerakan menanam pohon sekaligus menjadi momen penyadaran masyarakat. Menanam pohon haruslah diikuti dengan pemeliharaan pohon terutama oleh masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi gerakan pohon dilaksanakan. Sebab tanpa  adanya perawatan maka tanaman sulit untuk tumbuh dengan baik,” pesan Taufik.
Ia menambahkan, memotivasi masyarakat agar mau melaksanakan gerakan menanam pohon dan memeliharan pohon, maka perlu disosialisasikan manfaat pohon bagi kehidupan, antara lain sebagai sumber oksigen, penyerap karbon dioksida, mencegah abrasi pantai, dan intrusi air laut dan sebagainya. (mag-15)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/