25.6 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

BEM ITM Terangi Desa dengan Panel Surya

MEDAN- Salah satu program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Medan (ITM) adalah desa binaan. Desa binaan ini bertempat di Desa Perkebunan Hana Labuhan Batu Utara (Labura).

Syafii, ketua senat ITM mengatakan Program yang sudah di konsep secara pasti oleh beberapa mahasiswa yang tergabung dalam lembaga internal kampus yang dibidangi oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Pengabdian Masyarakat BEM ITM. Program itu berupa pengadaan energi listrik ke kampung yang dihuni sebelas kepala keluarga. Energi listrik itu berupa pembangkit listrik tenaga surya.

Alasan utama mereka melakukan program desa binaan tersebut karena perkampungan itu belum dialiri listrik karena terbentur syarat jumlah kepala keluarga yang tidak mencapai 50 KK.

“Kami sudah matang dalam konsep. Diperkirakan sudah 99 persen kesiapan kami mengonsep program ini,” ujar Syafii.

Alasan mereka memilih tenaga surya sebagai alternatif adalah supaya ramah lingkungan. Mereka mengonsep program yang ramah lingkungan supaya dapat meminimalisir pemanasan global khusunya di daerah yang banyak ditumbuhi tanaman sawit.

Banyak kelebihan tenaga surya sebagai energy alternatif. Selain ramah lingkunga juga merupakan energi yang tidak akan pernah habis, umur panel sel surya panjang sehingga investasi yang dihasilkan cukup panjang, praktis sehingga tidak memerlukan perawatan yang intensif, serta sangat cocok untuk iklim Indonesia yang tropis.

Dijelaskan Syafii, selain membantu masyarakat, mereka mempraktekkan ilmu melalui perbuatan-perbuatan konkrit sekaligus mengubah paradigma masyarakat terhadap mahasiswa itu sendiri.

Program mahasiswa ini ternyata disambut hangat warga yang melalui kepala desanya bersedia mengucurkan dana Rp20 juta untuk mendukung program ini.“Masyarakat dan kepala desa menyambut dengan positif dan antusias. Kepala desa sendiri sudah mengucurkan dana Rp20 juta,” ujarnya bangga.

Selain dukungan dari pihak desa, program ini juga didukung secara moral oleh pihak kampus. Kapan pelaksaan program secara kongkritnya? Syafii memastikan awal Maret ini akan direalisasikan. Tinggal tahap survey sekali lagi dan persetujuan proposal. (mag-9)

MEDAN- Salah satu program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Medan (ITM) adalah desa binaan. Desa binaan ini bertempat di Desa Perkebunan Hana Labuhan Batu Utara (Labura).

Syafii, ketua senat ITM mengatakan Program yang sudah di konsep secara pasti oleh beberapa mahasiswa yang tergabung dalam lembaga internal kampus yang dibidangi oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Pengabdian Masyarakat BEM ITM. Program itu berupa pengadaan energi listrik ke kampung yang dihuni sebelas kepala keluarga. Energi listrik itu berupa pembangkit listrik tenaga surya.

Alasan utama mereka melakukan program desa binaan tersebut karena perkampungan itu belum dialiri listrik karena terbentur syarat jumlah kepala keluarga yang tidak mencapai 50 KK.

“Kami sudah matang dalam konsep. Diperkirakan sudah 99 persen kesiapan kami mengonsep program ini,” ujar Syafii.

Alasan mereka memilih tenaga surya sebagai alternatif adalah supaya ramah lingkungan. Mereka mengonsep program yang ramah lingkungan supaya dapat meminimalisir pemanasan global khusunya di daerah yang banyak ditumbuhi tanaman sawit.

Banyak kelebihan tenaga surya sebagai energy alternatif. Selain ramah lingkunga juga merupakan energi yang tidak akan pernah habis, umur panel sel surya panjang sehingga investasi yang dihasilkan cukup panjang, praktis sehingga tidak memerlukan perawatan yang intensif, serta sangat cocok untuk iklim Indonesia yang tropis.

Dijelaskan Syafii, selain membantu masyarakat, mereka mempraktekkan ilmu melalui perbuatan-perbuatan konkrit sekaligus mengubah paradigma masyarakat terhadap mahasiswa itu sendiri.

Program mahasiswa ini ternyata disambut hangat warga yang melalui kepala desanya bersedia mengucurkan dana Rp20 juta untuk mendukung program ini.“Masyarakat dan kepala desa menyambut dengan positif dan antusias. Kepala desa sendiri sudah mengucurkan dana Rp20 juta,” ujarnya bangga.

Selain dukungan dari pihak desa, program ini juga didukung secara moral oleh pihak kampus. Kapan pelaksaan program secara kongkritnya? Syafii memastikan awal Maret ini akan direalisasikan. Tinggal tahap survey sekali lagi dan persetujuan proposal. (mag-9)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/