30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Gema MKGR Medan Tuntungan Gelar Kesenian dan Kebudayaan

MEDAN- Menyambut Tahun Baru 2013, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gema Ormas MKGR Medan Tuntungan, menyelenggarakan pagelaran Kesenian dan Kebudayaan Tarian Kuda Lumping, Selasa (31/12) kemarin di Jalan Bunga Pancur 1 Lingkugan 6 Medan Tuntungan.

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Generasi Muda (Gema) Ormas MKGR Medan Tuntungan, Masri mengatakan bahwa acara tersebut bentuk kegiatan positif sebagai hiburan untuk masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan, dalam rangka menyambut Tahun Baru 2013. “Kita tidak ingin budaya kuda lumping hilang. Sehingga, kita menggelar acara kesenian tersebut,”katanya

Sementara itu, Ketua DPD Gema Ormas MKGR Sumut Dodi Sutanto, BA M.Sc  menyebutkan tarian kuda kepang menggambarkan ksatria jawa berkuda dan tarian ini di bawa oleh orang jawa keseluruh pelosok nusantara. “Pelestarian tarian Kuda Lumpingmerupakan tanggung jawab kita bersama. Sebab, ini merupakan aset budaya Indonesia, jangan sampai kebudayaan ini diambil oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab, terlebih Sumatera Utara berbatasan dekat dengan Malaysia,”ujarnya.

Agar kesenian kuda lumpingini tidak hilang, Sambung Dodi, DPD Gema Ormas MKGR Sumut akan mencontoh PAC Medan Tuntungan untuk melestarikan kesenian dan  kebudayaan ditingkat provinsi dengan cara membuat festival kesenian tarian kuda lumping  antar sanggar diseluruh Sumut. “Pagelaran Kesenian Kebudayaan Kuda lumping akan terus kita kembangkan ke daerah setiap anak cabang,”bilangnya.

Sementara itu, Endy Syahputra selaku pembina Sanggar Legono Putro dan Sanggar Mawar Deli mengatakan, sangat terharu dengan kepedulian dari PAC Gema Ormas MKGR Medan Tuntungan, dengan memberdayakan sanggarnya, itu berarti membangkitkan kembali rasa peduli terhadap kesenian dan kebudayaan, yang saat ini hampir jarang diketahui oleh masyarakat.

“Lazimnya terdapat 10 hingga 15 orang penari bagi setiap kumpulan penari kuda kepang yang biasanya akan mempunyai seorang ketua. Pada peringkat awalnya, semua gerak gerik penari adalah atas arahan dayang yang menggunakan tali untuk mengawal permainan”ungkapnya.(omi)

MEDAN- Menyambut Tahun Baru 2013, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gema Ormas MKGR Medan Tuntungan, menyelenggarakan pagelaran Kesenian dan Kebudayaan Tarian Kuda Lumping, Selasa (31/12) kemarin di Jalan Bunga Pancur 1 Lingkugan 6 Medan Tuntungan.

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Generasi Muda (Gema) Ormas MKGR Medan Tuntungan, Masri mengatakan bahwa acara tersebut bentuk kegiatan positif sebagai hiburan untuk masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan, dalam rangka menyambut Tahun Baru 2013. “Kita tidak ingin budaya kuda lumping hilang. Sehingga, kita menggelar acara kesenian tersebut,”katanya

Sementara itu, Ketua DPD Gema Ormas MKGR Sumut Dodi Sutanto, BA M.Sc  menyebutkan tarian kuda kepang menggambarkan ksatria jawa berkuda dan tarian ini di bawa oleh orang jawa keseluruh pelosok nusantara. “Pelestarian tarian Kuda Lumpingmerupakan tanggung jawab kita bersama. Sebab, ini merupakan aset budaya Indonesia, jangan sampai kebudayaan ini diambil oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab, terlebih Sumatera Utara berbatasan dekat dengan Malaysia,”ujarnya.

Agar kesenian kuda lumpingini tidak hilang, Sambung Dodi, DPD Gema Ormas MKGR Sumut akan mencontoh PAC Medan Tuntungan untuk melestarikan kesenian dan  kebudayaan ditingkat provinsi dengan cara membuat festival kesenian tarian kuda lumping  antar sanggar diseluruh Sumut. “Pagelaran Kesenian Kebudayaan Kuda lumping akan terus kita kembangkan ke daerah setiap anak cabang,”bilangnya.

Sementara itu, Endy Syahputra selaku pembina Sanggar Legono Putro dan Sanggar Mawar Deli mengatakan, sangat terharu dengan kepedulian dari PAC Gema Ormas MKGR Medan Tuntungan, dengan memberdayakan sanggarnya, itu berarti membangkitkan kembali rasa peduli terhadap kesenian dan kebudayaan, yang saat ini hampir jarang diketahui oleh masyarakat.

“Lazimnya terdapat 10 hingga 15 orang penari bagi setiap kumpulan penari kuda kepang yang biasanya akan mempunyai seorang ketua. Pada peringkat awalnya, semua gerak gerik penari adalah atas arahan dayang yang menggunakan tali untuk mengawal permainan”ungkapnya.(omi)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/