26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Utusan Presiden Diskusi di STIKes Mutiara Indonesia

UTUSAN Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs), Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM menggelar pertemuan dengan pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mutiara Indonesia dan Rumah Sakit Umum (RSU) Sari Mutiara dalam upaya memberi apresiasi terhadap peran lembaga ini dalam peningkatan mutu kesehatan di Sumut.

Ketua STIKes Mutiara Indonesia Dr Dra Ivan Elisabeth Purba MKes di Medan, Kamis (4/10) mengungkapkan banyak masukan yang dapat dikembangkan dari kunjungan dari diskusi Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM di Medan pada 2 Oktober dengan pimpinan STIKes Mutiara Indonesia dan RSU Sari Mutiara.

Dalam pertemuan ini, Ivan menceritakan mengenai proses perkuliahan STIKes Mutiara Indonesia dan peran para lulusan dalam meningkatkan mutu kesehatan di Sumut. Ivan pun menjelaskan STIKes Mutiara Indonesia mempelopori kampus anti-rokok dan anti-Narkoba di Sumut. Demikian pula dengan program mahasiswa STIKes Mutiara Indonesia tanggap bencana dan sejumlah program lain.

Ungkapan senada juga disampaikan Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan sari Mutiara yang juga Wakil Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Parlindungan Purba SH MM. Parlindungan berharap, banyak masukan yang disampaikan utusan Presiden RI. ‘’Kami berterima kasih atas kehadiran Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM,’’ terangnya.

Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM mengungkapkan semua pihak termasuk remaja harus diajarkan bagaimana dalam merencakan suatu keluarga yang baik. Menurut dia, suatu keluarga mampu bertanggung jawab terhadap pendidikan dan ekonomi dapat memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari dua anak. ‘’Kita harus tanggung jawab kalau punya banyak anak. Jadi anak-anak harus dapat menjadi orang yang berkualitas,’’ harapnya.
Berkaitan dengan MDGs, Nila menjelakan program ini dilaksanakan karena adanya kesenjangan antara negara maju dan miskin. ‘’Banyak orang miskin yang tidak makan karena miskin. Kondisi ini berkaitan dengan masalah kesehatan termasuk penyakit-penyakit menular. Demikian pula demgam
banyaknya ibu yang meninggal saat melahirkan,’’ kata dia. (dmp)

UTUSAN Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs), Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM menggelar pertemuan dengan pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mutiara Indonesia dan Rumah Sakit Umum (RSU) Sari Mutiara dalam upaya memberi apresiasi terhadap peran lembaga ini dalam peningkatan mutu kesehatan di Sumut.

Ketua STIKes Mutiara Indonesia Dr Dra Ivan Elisabeth Purba MKes di Medan, Kamis (4/10) mengungkapkan banyak masukan yang dapat dikembangkan dari kunjungan dari diskusi Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM di Medan pada 2 Oktober dengan pimpinan STIKes Mutiara Indonesia dan RSU Sari Mutiara.

Dalam pertemuan ini, Ivan menceritakan mengenai proses perkuliahan STIKes Mutiara Indonesia dan peran para lulusan dalam meningkatkan mutu kesehatan di Sumut. Ivan pun menjelaskan STIKes Mutiara Indonesia mempelopori kampus anti-rokok dan anti-Narkoba di Sumut. Demikian pula dengan program mahasiswa STIKes Mutiara Indonesia tanggap bencana dan sejumlah program lain.

Ungkapan senada juga disampaikan Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan sari Mutiara yang juga Wakil Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Parlindungan Purba SH MM. Parlindungan berharap, banyak masukan yang disampaikan utusan Presiden RI. ‘’Kami berterima kasih atas kehadiran Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM,’’ terangnya.

Prof Dr dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM mengungkapkan semua pihak termasuk remaja harus diajarkan bagaimana dalam merencakan suatu keluarga yang baik. Menurut dia, suatu keluarga mampu bertanggung jawab terhadap pendidikan dan ekonomi dapat memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari dua anak. ‘’Kita harus tanggung jawab kalau punya banyak anak. Jadi anak-anak harus dapat menjadi orang yang berkualitas,’’ harapnya.
Berkaitan dengan MDGs, Nila menjelakan program ini dilaksanakan karena adanya kesenjangan antara negara maju dan miskin. ‘’Banyak orang miskin yang tidak makan karena miskin. Kondisi ini berkaitan dengan masalah kesehatan termasuk penyakit-penyakit menular. Demikian pula demgam
banyaknya ibu yang meninggal saat melahirkan,’’ kata dia. (dmp)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/