26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

UHN Gelar Workshop Lingkungan Hidup

MEDAN-Isu pelestarian lingkungan hidup merupakan isu global yang tidak dapat ditawar lagi. Pentingnya pelestarian lingkungan hidup membuat isu ini menjadi cross cutting issue dalam berbagai program yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat.

Perguruan tinggi sebagai wadah peningkatan kemampuan akademis kaum muda memegang peranan penting dalam menularkan attitude yang mengarusutamakan pelestarian lingkungan. Civitas akademika perguruan tinggi berpotensi mempengaruhi cara pandang masyarakat, khususnya mengenai pelestarian lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas HKBP Nommensen (PPLH-UHN) terdorong untuk melaksanakan workshop yang bertema Peranan Perguruan Tinggi dalam Pelestarian Lingkungan Hidup.

Workshop yang diselenggarakan pada 24-25 September 2012 di Ruang Rapat Dr Justin Sihombing, Kampus Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4A Medan ini bertujuan untuk, menyadarkan masyarakat akan peran perguruan tinggi dalam pelestarian lingkungan hidup, baik secara internal di dalam kampus, maupun eksternal di luar kampus. Dan memberikan masukan dan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan Pemerintah sebagai pemangku kebijakan (duty bearer) dalam hal pengelolaan lingkungan hidup yang lestari, khususnya di wilayah Sumatera Utara.

Peserta workshop meliputi unsur-unsur peme-rintah daerah, seperti Badan Lingkungan Hidup Kabupaten-kabupaten di KEDT, unsur masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat semisal WALHI Provinsi Sumatera Utara, Yayasan Ekosistem Lestari dan Yayasan Ate Keleng, serta Perguruan Tinggi, antara lain: USU, Unika St Thomas, Universitas Methodist Indonesia, dan Universitas HKBP Nommensen sendiri yang mencakup seluruh civitas akademika, yakni dosen, pegawai dan mahasiswa.

Workshop ini merupakan arena berbagi pengalaman mengenai berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup. Prof I Made Arya Utama SH MH sebagai pembicara utama dalam makalahnya yang berjudul Keududkan Perguruan Tinggi dalam Melestarikan Lingkungan Hidup Beserta Fungsinya untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.

Pertama, Perguruan Tingi diberikan tugas yang semakin luas dalam turut serta membangun kemakmuran dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat melalui pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan sehat. “Kedua, perguruan tinggi juga diharapkan mampu menghasilkan kajian ilmiah dan/atau tindakan konkret untuk mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Peran perguruan tinggi di bidang pelestarian lingkungan hidup ini diwujudkan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.

Dalam sesi kedua yang merupakan diskusi panel, dua orang panelis menyampaikan isu mengenai Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba (EKDT). Ir Subarudi, M Wood dari Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan memaparkan pengalaman mengelola program ‘Pemulihan Ekosistem Danau Toba Melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Penguatan Institusi Lokal.’

Sedangkan Ir Pohan Panjaitan MS PhD yang merupakan peneliti di PPLH-UHN dan sekaligus Wakil Rektor IV UHN menyampaikan Peranan Universitas HKBP Nommensen dalam Pengelelolaan dan Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba.
Dr Darwinsyah Minin SH MH dari Universitas Panca Budi Medan yang merupakan panelis ketiga menyampaikan makalah yang berjudul Eco Campus sebagai Bentuk Implementasi Pelestarian Lingkungan Hidup. Beliau menekankan pentingnya sinergisasi antar seluruh civitas akademika dalam mewujudkan eco campus yang berbudaya lingkungan.

Output workshop berupa prosiding yang berisi makalah utama, makalah penunjang dan hasil diskusi, merupakan masukandan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan dalam bidang pelestarian lingkungan hidup, terutama di wilayah Sumatera Utara. (rel/tms)

MEDAN-Isu pelestarian lingkungan hidup merupakan isu global yang tidak dapat ditawar lagi. Pentingnya pelestarian lingkungan hidup membuat isu ini menjadi cross cutting issue dalam berbagai program yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat.

Perguruan tinggi sebagai wadah peningkatan kemampuan akademis kaum muda memegang peranan penting dalam menularkan attitude yang mengarusutamakan pelestarian lingkungan. Civitas akademika perguruan tinggi berpotensi mempengaruhi cara pandang masyarakat, khususnya mengenai pelestarian lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas HKBP Nommensen (PPLH-UHN) terdorong untuk melaksanakan workshop yang bertema Peranan Perguruan Tinggi dalam Pelestarian Lingkungan Hidup.

Workshop yang diselenggarakan pada 24-25 September 2012 di Ruang Rapat Dr Justin Sihombing, Kampus Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4A Medan ini bertujuan untuk, menyadarkan masyarakat akan peran perguruan tinggi dalam pelestarian lingkungan hidup, baik secara internal di dalam kampus, maupun eksternal di luar kampus. Dan memberikan masukan dan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan Pemerintah sebagai pemangku kebijakan (duty bearer) dalam hal pengelolaan lingkungan hidup yang lestari, khususnya di wilayah Sumatera Utara.

Peserta workshop meliputi unsur-unsur peme-rintah daerah, seperti Badan Lingkungan Hidup Kabupaten-kabupaten di KEDT, unsur masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat semisal WALHI Provinsi Sumatera Utara, Yayasan Ekosistem Lestari dan Yayasan Ate Keleng, serta Perguruan Tinggi, antara lain: USU, Unika St Thomas, Universitas Methodist Indonesia, dan Universitas HKBP Nommensen sendiri yang mencakup seluruh civitas akademika, yakni dosen, pegawai dan mahasiswa.

Workshop ini merupakan arena berbagi pengalaman mengenai berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup. Prof I Made Arya Utama SH MH sebagai pembicara utama dalam makalahnya yang berjudul Keududkan Perguruan Tinggi dalam Melestarikan Lingkungan Hidup Beserta Fungsinya untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.

Pertama, Perguruan Tingi diberikan tugas yang semakin luas dalam turut serta membangun kemakmuran dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat melalui pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan sehat. “Kedua, perguruan tinggi juga diharapkan mampu menghasilkan kajian ilmiah dan/atau tindakan konkret untuk mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Peran perguruan tinggi di bidang pelestarian lingkungan hidup ini diwujudkan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.

Dalam sesi kedua yang merupakan diskusi panel, dua orang panelis menyampaikan isu mengenai Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba (EKDT). Ir Subarudi, M Wood dari Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan memaparkan pengalaman mengelola program ‘Pemulihan Ekosistem Danau Toba Melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Penguatan Institusi Lokal.’

Sedangkan Ir Pohan Panjaitan MS PhD yang merupakan peneliti di PPLH-UHN dan sekaligus Wakil Rektor IV UHN menyampaikan Peranan Universitas HKBP Nommensen dalam Pengelelolaan dan Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba.
Dr Darwinsyah Minin SH MH dari Universitas Panca Budi Medan yang merupakan panelis ketiga menyampaikan makalah yang berjudul Eco Campus sebagai Bentuk Implementasi Pelestarian Lingkungan Hidup. Beliau menekankan pentingnya sinergisasi antar seluruh civitas akademika dalam mewujudkan eco campus yang berbudaya lingkungan.

Output workshop berupa prosiding yang berisi makalah utama, makalah penunjang dan hasil diskusi, merupakan masukandan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan dalam bidang pelestarian lingkungan hidup, terutama di wilayah Sumatera Utara. (rel/tms)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/