31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Petani dan Tukang Urut Akhirnya Naik Haji

Menabung hingga 13 Tahun Lamanya
Menabung hingga 13 Tahun Lamanya

Pasangan suami-istri, Midi Bin Karmudi (79) dan Painah Binti Rusdi (75) sudah bercita-cita akan menunaikan ibadah haji sejak 13 tahun silam. Meski Midi hanya sebagai petani dan istrinya, Painah hanya sebagai tukang urut, namun tak menyurutkan niat mereka untuk menunaikan Rukun Islam ke-5 itun
Tubuh Midi maupun Painah sudah begitu renta. Pasangan suami isteri yang tinggal di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deliserdang ini bahkan sudah tidak mampu lagi menopang tubuhnya. Keduanya tak mampu lagi berjalan dan terpaksa duduk di kursi roda.
Terlihat, kedua calon jemaah haji yang memiliki nomor manifes 136 dan 137 itu, didorong menggunakan kursi roda oleh panitia pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Embarkasi Medan Tahun 1434 H/2013 M. Keduanya baru turun dari bus angkutan jamaah haji Kloter 1 Embarkasi Medan. Ya, Midi dan Painah tercatat sebagai calon jemaah haji kloter 1 Embarkasi Medan, tergabung bersama 435 calon jemaah haji lainnya yang tiba di Asrama Haji tersebut.
Meski kondisi fisik keduanya sudah lemah, tapi tak menyurutkan tekad Midi dan Painah untuk bisa menunaikan ibadah haji. Bahkan, raut wajah bahagia Midi maupun Painah terlihat begitu bahagia begitu berkumpul bersama calhaj lainnya di situ. Kebahagian itu tak terbendungt karena Midi dan Painah akan diterbangkan menuju Madinah melalui Bandara Kualanamu hari ini, Selasa (10/9). “Alhamdulillah, saya dan bapak (suami,Red) akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci,” ucap syukur Painah, saat diwawancari wartawan Koran ini.
Painah dan Maidi mengaku tetap semangat untuk menunaikan ibadah haji walau fisik mereka tak mendukung. Keduanya yakin dapat menunaikan semua rukun wajib ibadah haji meskipun ruang tawaf di Masjidil Haram mengalami penyempitan karena sedang dalam tahap renovasi.
“Kita sudah ikhlas karena dipanggil menjadi tamu Allah. Segala kemungkinan yang terjadi, kita sudah ikhlas untuk menghadapinya. Tapi kita tetap berdoa bisa kembali ke Tanah Air dengan selamat dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga,” harap Painah yang disambut senyum bahagia oleh Maidi.
Untuk bisa menunaikan ibadah haji memang tak mudah bagi Painah dan Maidi.  Pasangan suami isteri yang memilik 9 orang anak dan 25 cucu serta 10 orang cicit ini harus berjuang mengumpulkan uang selama 13 tahun, tepatnya di mulai sejak tahun 2000 silam. Midi mengumpulkan uang dengan hasil tani, sedangkan Painah nyambi menjadi tukang urut. “Siang malam kami berusaha mengumpulkan uang nak. Kalau bapak (Midi), mencari tambahan penghasilan dengan menggarap sawah orang lain dan diupah. Kalau saya cari tambahan dengan ngurut,” kata Painah kepada waratawan koran ini.
Setelah tabungan dirasa cukup, kata Painah, mereka akhirnya mendaftar sebagai calon jamaah haji pada tahun 2009. Niat kuat Painah dan Midi untuk menunaikan ibadah haji, membuat anak-anaknya tak tinggal diam. Merekapun membantu sebisanya biaya ongkos naik haji orangtuanya tersebut. “Alhamdullilah, kami juga dibantu anak-anak kami untuk bisa naik haji. Padahal anak-anak kami kondisi kehidupannya juga sangat pas-pasan. Tapi Allah maha mendengar doa kami, hingga kami bisa menunaikan ibadah haji,” ucap syukur Painah yang kemudian pamitan pergi menuju kamar inapnya di Asrama Haji dengan dibantu panitia haji.
Perjuangan dan kondisi yang sama juga dialami calhaj kloter I Embarkasi Medan lainnya, Ratmi Binti Muhammad Tuhir. Calon jemaah haji berusia 70 tahun itu mengaku mengumpul sedikit demi sedikit hasil kerjanya berjualan kue di pasar pagi Setiabudi agar dapat berangkat menunaikan ibadah haji. Ia juga menggunakan kursi roda karena kondisi fisiknya lemah untuk berjalan. “Harapan saya hanya satu, ibadah yang saya tunaikan, berjalan khusuk dan baik. Dengan demikian, saya bermohon semoga haji saya diterima menjadi haji yang mabrur, “ harap Ratmi sembari meneteskan air mata.
Calon jemaah haji yang memiliki manifes 102 itu juga mengaku ikhlas dengan segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya saat berada di tanah suci. Wanita yang tinggal di Jalan Setiabudi Gang Cempaka Putih itu sudah mengikhlaskan dirinya begitu mengetahui kalau dirinya berkesempatan hadir di tanah suci untuk menjadi tamu Allah. (*)

Menabung hingga 13 Tahun Lamanya
Menabung hingga 13 Tahun Lamanya

Pasangan suami-istri, Midi Bin Karmudi (79) dan Painah Binti Rusdi (75) sudah bercita-cita akan menunaikan ibadah haji sejak 13 tahun silam. Meski Midi hanya sebagai petani dan istrinya, Painah hanya sebagai tukang urut, namun tak menyurutkan niat mereka untuk menunaikan Rukun Islam ke-5 itun
Tubuh Midi maupun Painah sudah begitu renta. Pasangan suami isteri yang tinggal di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deliserdang ini bahkan sudah tidak mampu lagi menopang tubuhnya. Keduanya tak mampu lagi berjalan dan terpaksa duduk di kursi roda.
Terlihat, kedua calon jemaah haji yang memiliki nomor manifes 136 dan 137 itu, didorong menggunakan kursi roda oleh panitia pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Embarkasi Medan Tahun 1434 H/2013 M. Keduanya baru turun dari bus angkutan jamaah haji Kloter 1 Embarkasi Medan. Ya, Midi dan Painah tercatat sebagai calon jemaah haji kloter 1 Embarkasi Medan, tergabung bersama 435 calon jemaah haji lainnya yang tiba di Asrama Haji tersebut.
Meski kondisi fisik keduanya sudah lemah, tapi tak menyurutkan tekad Midi dan Painah untuk bisa menunaikan ibadah haji. Bahkan, raut wajah bahagia Midi maupun Painah terlihat begitu bahagia begitu berkumpul bersama calhaj lainnya di situ. Kebahagian itu tak terbendungt karena Midi dan Painah akan diterbangkan menuju Madinah melalui Bandara Kualanamu hari ini, Selasa (10/9). “Alhamdulillah, saya dan bapak (suami,Red) akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci,” ucap syukur Painah, saat diwawancari wartawan Koran ini.
Painah dan Maidi mengaku tetap semangat untuk menunaikan ibadah haji walau fisik mereka tak mendukung. Keduanya yakin dapat menunaikan semua rukun wajib ibadah haji meskipun ruang tawaf di Masjidil Haram mengalami penyempitan karena sedang dalam tahap renovasi.
“Kita sudah ikhlas karena dipanggil menjadi tamu Allah. Segala kemungkinan yang terjadi, kita sudah ikhlas untuk menghadapinya. Tapi kita tetap berdoa bisa kembali ke Tanah Air dengan selamat dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga,” harap Painah yang disambut senyum bahagia oleh Maidi.
Untuk bisa menunaikan ibadah haji memang tak mudah bagi Painah dan Maidi.  Pasangan suami isteri yang memilik 9 orang anak dan 25 cucu serta 10 orang cicit ini harus berjuang mengumpulkan uang selama 13 tahun, tepatnya di mulai sejak tahun 2000 silam. Midi mengumpulkan uang dengan hasil tani, sedangkan Painah nyambi menjadi tukang urut. “Siang malam kami berusaha mengumpulkan uang nak. Kalau bapak (Midi), mencari tambahan penghasilan dengan menggarap sawah orang lain dan diupah. Kalau saya cari tambahan dengan ngurut,” kata Painah kepada waratawan koran ini.
Setelah tabungan dirasa cukup, kata Painah, mereka akhirnya mendaftar sebagai calon jamaah haji pada tahun 2009. Niat kuat Painah dan Midi untuk menunaikan ibadah haji, membuat anak-anaknya tak tinggal diam. Merekapun membantu sebisanya biaya ongkos naik haji orangtuanya tersebut. “Alhamdullilah, kami juga dibantu anak-anak kami untuk bisa naik haji. Padahal anak-anak kami kondisi kehidupannya juga sangat pas-pasan. Tapi Allah maha mendengar doa kami, hingga kami bisa menunaikan ibadah haji,” ucap syukur Painah yang kemudian pamitan pergi menuju kamar inapnya di Asrama Haji dengan dibantu panitia haji.
Perjuangan dan kondisi yang sama juga dialami calhaj kloter I Embarkasi Medan lainnya, Ratmi Binti Muhammad Tuhir. Calon jemaah haji berusia 70 tahun itu mengaku mengumpul sedikit demi sedikit hasil kerjanya berjualan kue di pasar pagi Setiabudi agar dapat berangkat menunaikan ibadah haji. Ia juga menggunakan kursi roda karena kondisi fisiknya lemah untuk berjalan. “Harapan saya hanya satu, ibadah yang saya tunaikan, berjalan khusuk dan baik. Dengan demikian, saya bermohon semoga haji saya diterima menjadi haji yang mabrur, “ harap Ratmi sembari meneteskan air mata.
Calon jemaah haji yang memiliki manifes 102 itu juga mengaku ikhlas dengan segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya saat berada di tanah suci. Wanita yang tinggal di Jalan Setiabudi Gang Cempaka Putih itu sudah mengikhlaskan dirinya begitu mengetahui kalau dirinya berkesempatan hadir di tanah suci untuk menjadi tamu Allah. (*)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/