MEDAN- Buka puasa bersama yang digelar Silaturahim Warga Jawa dan Safari Nahi Mungkar Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) dengan panitia Medan antara lain Rendy, Sugiono Praka, Agus Sunarto, Zulham dan lain-lain di Hotel Garuda Plaza Medan, Rabu (8/8) malam berlangsung meriah.
Menurut seorang panitia pelaksana Rendy, undangan yang disampaikan berkisar 300 orang ternyata yang hadir berkisar 400-an orang lebih terdiri dari pemuda dan tokoh-tokoh di Sumatera Utara dan Jakarta.
Buka puasa tersebut selain untuk silaturahim juga disertai diskusi dan orasi dari HMS Jakarta masing-masing pembicara Sasmita Adinegoro (Sekjen Asosiasi Pembayar Pajak), Lily Wahid, Mayjend (Purn) Syamsul Djalal, dan Laksamana Mulyo Wibisono.
Dalam diskusi dan orasinya terkait persoalan bunga obligasi pajak Sasmita Adinagoro mengatakan sungguh ironis dana hasil pajak yang dikumpulkan dari masyarakat saat ini tidak banyak dikembalikan untuk kepentingan rakyat. Sebaliknya, perolehan pajak justru digunakan untuk hal yang sia-sia seperti membayar bunga obligasi rekap yang mencapai puluhan miliar tiap tahunnya.
Dikatakannya, seharusnya perbankan nasional yang sebelumnya menerima bantuan pemerintah pada saat krisis 1998 berupa obligasi rekap tidak lagi menerima suntikan terus menerus dari Negara karena sudah sehat dan menghasilkan untung besar.
Dengan kata lain, seharusnya pemerintah bisa menggunakan dan yang digunakan untuk membayar bunga rekapitalisasi eks bank penerima BLBI untuk kepentingan rakyat.
“Apalagi besaran dana APBN yang ada selama ini memang semuanya berasal dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat,” ujar Sasmita.
Acara buka puasa bersama tersebut dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan ustadz Drs Sunaryo. Kemudian penandatanganan Maklumat oleh 112 orang tokoh yang hadir dan diselingi dengan lagu-lagu religius oleh Bona Paputungan yang terkenal dengan lagu Gayus Tambunan-nya. Turut menyampaikan tausiah dan zikir ustadz Zawasir dari Gorontalo.(*/ril)