30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Terapkan Strategi Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat

MEDAN- Sebagai upaya perubahan prilaku hygienis dan peningkatan akses sanitasi diperlukan strategi yang baru dengan melibatkan lintas sektor sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing leading sektor. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memiliki Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

“Sebelumnya program ini telah berhasil di pedesaan, namun belum di perkotaan. Sehingga perlu pengujian di perkotaan dengan mengambil tiga kota contoh yakni Medan, Surabaya, dan Makassar,” terang Deni Andayuni, District Team Leader High Five Medan, saat dikonfirmasi Jumat (21/9).
Masih menurut Deni untuk ketiga Kota yang dijadikan sebagai percontohan strategi ini, diambil masing-masing dua kelurahan dan telah dilaksanakan sejak 2011 lalu.

“Jika strategi ini nantinya berjalan, tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di sejumlah kota yang mengalami permasalahan dalam sanitasi,” ucapnya.

Penerapan STBM ini sendiri bilang Deni, memiliki lima pilar atau disebut High Five. Pertama, stop buang air besar sembarangan.
“Menurut hasil studi Indonesian Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006 menunjukkan 47 persen ma syarakat masih berprilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka, kondisi tersebut berkontribusi terhadaptingginya angka diare di Indonesia. Ada juga punya WC di rumahnya, namun tidak memiliki saluran pembuangan septi tank sehingga di buang ke sungai hingga membuat pencemaran dan menimbulkan berbagai penyakit,”ujarnya.

Pilar Yang kedua bilang Deni, cuci tangan pakai sabun, karena berdasarkan hasil riset, tingginya diare dikarenakan jarangnya membudayakan cuci tangan pakai sabun.

Sementara pilar yang ketiga yakni pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pilar keempat pengelolaan sampah rumah tangga dan terakhir pengelolaan air limbah.

Kegiatan ini sendiri bilang Deni merupakan program Cipta Cara Padu Indonesia (CCPI) atas pendanaan USAID.

“Program yang baru berjalan saat ini lebih kepada strategi menggali kebutuhan masyarakat, untuk selanjutnya mencari solusi dan evaluasi. Untuk Kota Medan sendiri, ada dua kelurahan yang dijadikan percontohan yakni Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan  Kota Bangun Kecamatan Medan Deli,” ujarnya mengakhiri. (uma)

MEDAN- Sebagai upaya perubahan prilaku hygienis dan peningkatan akses sanitasi diperlukan strategi yang baru dengan melibatkan lintas sektor sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing leading sektor. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memiliki Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

“Sebelumnya program ini telah berhasil di pedesaan, namun belum di perkotaan. Sehingga perlu pengujian di perkotaan dengan mengambil tiga kota contoh yakni Medan, Surabaya, dan Makassar,” terang Deni Andayuni, District Team Leader High Five Medan, saat dikonfirmasi Jumat (21/9).
Masih menurut Deni untuk ketiga Kota yang dijadikan sebagai percontohan strategi ini, diambil masing-masing dua kelurahan dan telah dilaksanakan sejak 2011 lalu.

“Jika strategi ini nantinya berjalan, tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di sejumlah kota yang mengalami permasalahan dalam sanitasi,” ucapnya.

Penerapan STBM ini sendiri bilang Deni, memiliki lima pilar atau disebut High Five. Pertama, stop buang air besar sembarangan.
“Menurut hasil studi Indonesian Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006 menunjukkan 47 persen ma syarakat masih berprilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka, kondisi tersebut berkontribusi terhadaptingginya angka diare di Indonesia. Ada juga punya WC di rumahnya, namun tidak memiliki saluran pembuangan septi tank sehingga di buang ke sungai hingga membuat pencemaran dan menimbulkan berbagai penyakit,”ujarnya.

Pilar Yang kedua bilang Deni, cuci tangan pakai sabun, karena berdasarkan hasil riset, tingginya diare dikarenakan jarangnya membudayakan cuci tangan pakai sabun.

Sementara pilar yang ketiga yakni pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pilar keempat pengelolaan sampah rumah tangga dan terakhir pengelolaan air limbah.

Kegiatan ini sendiri bilang Deni merupakan program Cipta Cara Padu Indonesia (CCPI) atas pendanaan USAID.

“Program yang baru berjalan saat ini lebih kepada strategi menggali kebutuhan masyarakat, untuk selanjutnya mencari solusi dan evaluasi. Untuk Kota Medan sendiri, ada dua kelurahan yang dijadikan percontohan yakni Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan  Kota Bangun Kecamatan Medan Deli,” ujarnya mengakhiri. (uma)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/