26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PGN SBU Tanam 10 Ribu Bakau

MEDAN- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menanam 10 ribu pohon bakau di Stasiun Vent Stack Sicanang Belawan. Penamanan pohon bakau ini merupakan gerakan peduli akan lingkungan dan memperkecil dampak erosi dan fibrasi yang dapat merugikan.

Akar pohon bakau terkenal memiliki kekuatan yang baik, sehingga mampu mengurangi dampak erosi. Dan pada umumnya di berbagai stasiun gas PGN sudah dilakukan penanaman bakau. “Seperti di daerah kantor pusat, daerah yang dekat dengan bandara Soekarno Hatta sudah kita tanami dengan bakau, sehingga peralatan penyaluran gas menjadi aman,” ungkap Direktur Pengusahaan PT PGN, Jobi Triananda dalam acara penanaman Mangrove di Vent Stack Sicanang Belawan.

Dijelaskannya, saat pasang air laut akan membawa sampah ke stasiun. Dan saat surut akan meninggalkan berbagai sampah yang dibawa saat pasang tersebut tertinggal. Akhirnya, berbagai barang asing yang memiliki virus dapat merusak berbagai jenis pipa gas yang ada di stasiun. Apalagi, pipa tersebut ditanam, sehingga erosi atau pengikisannya tidak terlihat secara langsung.

“Pohon bakau ini diharapkan dapat menjadi filter stasiun menjadi baik dan aman. Karena, saat pasang surut, air laut ini akan menjadi ancaman bagi kelangsungan operasional stasiun,” lanjut Jobi.

Penanaman pohon bakau ini kedepannya juga diharapkan dapat menjadi ajang pendidikan bagi anak. Sehingga akan membuat anak dapat mengetahui manfaat dan cara menanam pohon ini. “Kalau di pusat, penanaman pohon bakau kita sudah menjadi ajang pariwisata, tanam bakau. Dan ini akan memudahkan kita untuk memberi pengetahuan akan bakau pada anak,” ungkapnya.

General Manager PT PGN SBU DW III Sumbangut, Moegiono menyatakan rencana pembangunan pulau bakau ini sudah direncanakan sejak beberapa bulan terakhir ini. Tetapi, baru terealisasi saat ini. “Kita akan menanam 10 ribu pohon bakau. Yang untuk saat ini hanya 50 pohon bakau. Sisanya akan kita serahkan untuk penanaman diberbagai lahan stasiun kita,” ungkap Moegi.

Moegi mengungkapkan, berbagai kerugian akan ditimbulkan bila membiarkan air laut tetap berada dikawasan stasiun. Salah satunya penipisan pipa, yang akibatnya akan terjadi kebocoran gas saat penyaluran gas ke masyarakat. “Bukan hanya biaya perawatan kita yang bertambah, tetapi masyarakat juga akan merugi. Karena yang ditakutkan keamanan dalam menggunakan gas akan berkurang,” ungkapnya.(ram)

MEDAN- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menanam 10 ribu pohon bakau di Stasiun Vent Stack Sicanang Belawan. Penamanan pohon bakau ini merupakan gerakan peduli akan lingkungan dan memperkecil dampak erosi dan fibrasi yang dapat merugikan.

Akar pohon bakau terkenal memiliki kekuatan yang baik, sehingga mampu mengurangi dampak erosi. Dan pada umumnya di berbagai stasiun gas PGN sudah dilakukan penanaman bakau. “Seperti di daerah kantor pusat, daerah yang dekat dengan bandara Soekarno Hatta sudah kita tanami dengan bakau, sehingga peralatan penyaluran gas menjadi aman,” ungkap Direktur Pengusahaan PT PGN, Jobi Triananda dalam acara penanaman Mangrove di Vent Stack Sicanang Belawan.

Dijelaskannya, saat pasang air laut akan membawa sampah ke stasiun. Dan saat surut akan meninggalkan berbagai sampah yang dibawa saat pasang tersebut tertinggal. Akhirnya, berbagai barang asing yang memiliki virus dapat merusak berbagai jenis pipa gas yang ada di stasiun. Apalagi, pipa tersebut ditanam, sehingga erosi atau pengikisannya tidak terlihat secara langsung.

“Pohon bakau ini diharapkan dapat menjadi filter stasiun menjadi baik dan aman. Karena, saat pasang surut, air laut ini akan menjadi ancaman bagi kelangsungan operasional stasiun,” lanjut Jobi.

Penanaman pohon bakau ini kedepannya juga diharapkan dapat menjadi ajang pendidikan bagi anak. Sehingga akan membuat anak dapat mengetahui manfaat dan cara menanam pohon ini. “Kalau di pusat, penanaman pohon bakau kita sudah menjadi ajang pariwisata, tanam bakau. Dan ini akan memudahkan kita untuk memberi pengetahuan akan bakau pada anak,” ungkapnya.

General Manager PT PGN SBU DW III Sumbangut, Moegiono menyatakan rencana pembangunan pulau bakau ini sudah direncanakan sejak beberapa bulan terakhir ini. Tetapi, baru terealisasi saat ini. “Kita akan menanam 10 ribu pohon bakau. Yang untuk saat ini hanya 50 pohon bakau. Sisanya akan kita serahkan untuk penanaman diberbagai lahan stasiun kita,” ungkap Moegi.

Moegi mengungkapkan, berbagai kerugian akan ditimbulkan bila membiarkan air laut tetap berada dikawasan stasiun. Salah satunya penipisan pipa, yang akibatnya akan terjadi kebocoran gas saat penyaluran gas ke masyarakat. “Bukan hanya biaya perawatan kita yang bertambah, tetapi masyarakat juga akan merugi. Karena yang ditakutkan keamanan dalam menggunakan gas akan berkurang,” ungkapnya.(ram)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/