26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PLN Biayai Diklat Kelistrikan Guru SMK

MEDAN- Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho menegaskan Sumatera Utara merupakan lumbung energi pembangkit mikro hidro dengan potensi 250 MW, 200 MW di antaranya 200 MW sudah mengantongi izin namun belum bergerak karena kekurangan dana. Gatot berharap 50 guru yang dididik di PLN (Persero) Tuntungan atas biaya PLN ini dapat meneruskan pengetahun kelistrikan itu kepada siswa.

“Pembangkit mikro hidro ini dijalani oleh swasta dengan produksi listrik 2 MW sampai 2,5 MW, kata Gatot di sela pemberangkatan 50 guru SMK se-Sumut dalam peningkatan kompetensi anak bangsa melalui up-grading guru-guru SMK kerjasama Pemprovsu dengan PT PLN (Persero) di lantai 8 Kantor Gubsu, Senin (28/5).

Hadir antara lain General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sumut Krisna Simba Putra, Kadis Pendidikan Sumut Syaiful Syafri, Kadis Infokom Sumut Asren Nasution, para manager di PLN (Per sero) wilayah I Sumut.

Menurut Gatot, potensi mikro hidro di Sumut cukup luas untuk dijadikan pembangkit listrik. Selain mikro hidro, juga potensi geothermal perlu dikembangkan karena ramah lingkungan seperti di negara-negara maju yang kebanyakan menggunakan geothermal.

Perkembangan kelistrikan yang cukup canggih, menurut Gatot memerlukan sumber daya manusia (SDM) kelistrikan yang berkualitas, skiil dan keterampilan yang baik pula ditambah dengan cukup besarnya potensi sumber daya alam (SDA). Ia mencontohkan Singapura, negara yang luasnya cukup kecil dibanding Indonesia, bahkan kalau semua penduduk Sumut kencing maka Singapura dapat tenggelam, Namun kekuatan mereka di sumber daya manusia.
Oleh karena itu, Gatot berharap sebanyak 50 guru yang dididik di PLN (Persero) Tuntungan atas biaya PLN dapat meneruskan kepada siswanya. Pelatihan inipun sejalan dengan program Pemprovsu yang meletakkan Sumut sebagai daerah industri yang ramah lingkungan. Siswa SMK sendiri memang diprioritaskan untuk kerja, Sedikitnya 80 persen siswa SMK terserap dunia kerja.
GM PT PLN (Persero) Wilayah I Sumut Krisna Simba Putra mengatakan target pelatihan guru-guru SMK tentang kelistikan yang dibiayai PLN tahun ini sebanyak 100 orang, tahap awal (angkatan pertama) 50 orang. PLN sampai tahun 2016 membutuhkan 16.000 orang tenaga kerja kelistrikan, diantaranya untuk Sumut sekira 500 orang, sedangkan saat ini pegawai PLN mencapai 1.500 orang.
Dia berharap pendidikan terhadap guru-guru SMK yang rata-rata mengenai kelistrikan dapat mendorong para siswa untuk maju dengan kreativitas sendiri.

Kadis Pendidikan Sumut Syaiful Syafri mengatakan tahun 2012 sebanyak 72.504 siswa SMK ikut ujian nasional (UN), 94 orang tidak lulus, terjadi peningkatan keluluasan 70 persen dibanding tahun lalu yang tidak lulus 224 siswa.

Sekitar 80 persen siswa SMK bekerja di perusahaan dan mandiri, sedangkan 20 persen lagi melanjutkan ke perguruan tinggi. Dari hasil evaluasi pendidikan SMK, khususnya siswa SMK jurusan kelistrikan perlu ditingkatkan kompentensinya. Atas kerjasama dengan PLN, angkatan pertama 50 orang guru SMK se-Sumut jurusan kelistrikan perlu didiklatkan (up-grading) lagi selama dua minggu untuk bidang distribusi tenaga kelistrikan dan pembangkit tenaga listrik.

Menyinggung pembangkit mikro hidro, Krisna mengatakan potensi 250 MW itu diharapkan mampu masuk sistem kelistrikan Sumut tahun 2016. Tahun lalu produksi pembangkit mikro hidro 15 MW, tahun ini rencana 10 MW. “Proyek ini jauh di pedalaman, umumnya di gunung-gunung sehingga prosesnya paling cepat tiga tahun,” jelas Krisna.

Ia mengakui saat ini kebutuhan dan pasokan listrik hampir berimbang. Tahun lalu pasokan 1.400 MW, tahun ini naik hampir 1.600 MW saat beban puncak. Pembangkit yang ada sekarang hampir 95 persen menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Pendapatan PLN Wilayah Sumut tahun 2011 sebanyak Rp5 triliun dan yang menunggak Rp92 miliar. Sedangkan subsidi lebih dari Rp5 triliun karena biaya produksi lebih tinggi dari harga jual.
Menghadapi bulan suci Ramadan ini, Krisna berjanji akan menjaga supaya listrik jangan padam sehingga tidak menganggu ummat beribadah. Namun gangguan kelisrikan selama ini selain jaringan, juga karena gangguan bencana alam, seperti hujan deras dan pohon tumbang.  (dame)

MEDAN- Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho menegaskan Sumatera Utara merupakan lumbung energi pembangkit mikro hidro dengan potensi 250 MW, 200 MW di antaranya 200 MW sudah mengantongi izin namun belum bergerak karena kekurangan dana. Gatot berharap 50 guru yang dididik di PLN (Persero) Tuntungan atas biaya PLN ini dapat meneruskan pengetahun kelistrikan itu kepada siswa.

“Pembangkit mikro hidro ini dijalani oleh swasta dengan produksi listrik 2 MW sampai 2,5 MW, kata Gatot di sela pemberangkatan 50 guru SMK se-Sumut dalam peningkatan kompetensi anak bangsa melalui up-grading guru-guru SMK kerjasama Pemprovsu dengan PT PLN (Persero) di lantai 8 Kantor Gubsu, Senin (28/5).

Hadir antara lain General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sumut Krisna Simba Putra, Kadis Pendidikan Sumut Syaiful Syafri, Kadis Infokom Sumut Asren Nasution, para manager di PLN (Per sero) wilayah I Sumut.

Menurut Gatot, potensi mikro hidro di Sumut cukup luas untuk dijadikan pembangkit listrik. Selain mikro hidro, juga potensi geothermal perlu dikembangkan karena ramah lingkungan seperti di negara-negara maju yang kebanyakan menggunakan geothermal.

Perkembangan kelistrikan yang cukup canggih, menurut Gatot memerlukan sumber daya manusia (SDM) kelistrikan yang berkualitas, skiil dan keterampilan yang baik pula ditambah dengan cukup besarnya potensi sumber daya alam (SDA). Ia mencontohkan Singapura, negara yang luasnya cukup kecil dibanding Indonesia, bahkan kalau semua penduduk Sumut kencing maka Singapura dapat tenggelam, Namun kekuatan mereka di sumber daya manusia.
Oleh karena itu, Gatot berharap sebanyak 50 guru yang dididik di PLN (Persero) Tuntungan atas biaya PLN dapat meneruskan kepada siswanya. Pelatihan inipun sejalan dengan program Pemprovsu yang meletakkan Sumut sebagai daerah industri yang ramah lingkungan. Siswa SMK sendiri memang diprioritaskan untuk kerja, Sedikitnya 80 persen siswa SMK terserap dunia kerja.
GM PT PLN (Persero) Wilayah I Sumut Krisna Simba Putra mengatakan target pelatihan guru-guru SMK tentang kelistikan yang dibiayai PLN tahun ini sebanyak 100 orang, tahap awal (angkatan pertama) 50 orang. PLN sampai tahun 2016 membutuhkan 16.000 orang tenaga kerja kelistrikan, diantaranya untuk Sumut sekira 500 orang, sedangkan saat ini pegawai PLN mencapai 1.500 orang.
Dia berharap pendidikan terhadap guru-guru SMK yang rata-rata mengenai kelistrikan dapat mendorong para siswa untuk maju dengan kreativitas sendiri.

Kadis Pendidikan Sumut Syaiful Syafri mengatakan tahun 2012 sebanyak 72.504 siswa SMK ikut ujian nasional (UN), 94 orang tidak lulus, terjadi peningkatan keluluasan 70 persen dibanding tahun lalu yang tidak lulus 224 siswa.

Sekitar 80 persen siswa SMK bekerja di perusahaan dan mandiri, sedangkan 20 persen lagi melanjutkan ke perguruan tinggi. Dari hasil evaluasi pendidikan SMK, khususnya siswa SMK jurusan kelistrikan perlu ditingkatkan kompentensinya. Atas kerjasama dengan PLN, angkatan pertama 50 orang guru SMK se-Sumut jurusan kelistrikan perlu didiklatkan (up-grading) lagi selama dua minggu untuk bidang distribusi tenaga kelistrikan dan pembangkit tenaga listrik.

Menyinggung pembangkit mikro hidro, Krisna mengatakan potensi 250 MW itu diharapkan mampu masuk sistem kelistrikan Sumut tahun 2016. Tahun lalu produksi pembangkit mikro hidro 15 MW, tahun ini rencana 10 MW. “Proyek ini jauh di pedalaman, umumnya di gunung-gunung sehingga prosesnya paling cepat tiga tahun,” jelas Krisna.

Ia mengakui saat ini kebutuhan dan pasokan listrik hampir berimbang. Tahun lalu pasokan 1.400 MW, tahun ini naik hampir 1.600 MW saat beban puncak. Pembangkit yang ada sekarang hampir 95 persen menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Pendapatan PLN Wilayah Sumut tahun 2011 sebanyak Rp5 triliun dan yang menunggak Rp92 miliar. Sedangkan subsidi lebih dari Rp5 triliun karena biaya produksi lebih tinggi dari harga jual.
Menghadapi bulan suci Ramadan ini, Krisna berjanji akan menjaga supaya listrik jangan padam sehingga tidak menganggu ummat beribadah. Namun gangguan kelisrikan selama ini selain jaringan, juga karena gangguan bencana alam, seperti hujan deras dan pohon tumbang.  (dame)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/