30.6 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Pemuda Wajib Jaga Pancasila

Anuar Shah Pembina Upacara HUT ke-66 RI di Yayasan Persit Kartika I Medan

Sekarang ini anak-anak lebih mengerti lagu disko dibanding lagu perjuangan dan kesenian tradisional.
Penjajahan budaya ini membuat nilai-nilai nasionalis semakin merosot. Sebagai generasi muda hendaknya terus berjuang menjaga ideologi bangsa yakni Pancasila.

K etua Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara (MPW PP Sumut) Anuar Shah saat bertindak sebagai pembina upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-66 Republik Indonesia di Yayasan Pendidikan Persit Kartika-I Medan Jalan S Parman Medan, Rabu (17/8).

“Anak-anak sekarang lebih kenal dunkin donuts, pizza, atau fried chiken dibanding getuk dan pecal sebagai panganan lokal. Ini sangat memprihatinkan. Untuk itu pemahaman nilai-nilai Pancasila harus terus ditingkatkan,” ajaknya.
Dalam pidatonya itu, Anuar Shah mensosialisasikan organisasi Pemuda Pancasila sebagai organisasi terbesar di Indonesia. Organisasi yang lahir pada 28 Oktober 1959 dan terus berjuang mempertahankan ideologinya melalui kaderisasi yang bekelanjutan. Seperti memperingati setiap moment bersejarah di negeri ini, ada peringatan 30 September di Tugu Ampera Kampung Kolam sebagai penghargaan kepada dua kader terbaik yang menjadi korban Gerakan 30S/PKI.

“Kita memiliki Satuan Pelajar dan Mahasiswa yang bisa menjadi wadah belajar berorganisasi bagi pelajar dan mahasiswa. Dengan begitu, peranan pemuda dalam mengisi kemerdekaan dapat dimaksimalkan. Pemuda Pancasila bukan organisasi premanisme, itu salah!” tegasnya.

Upacara yang berlangsung mulai Pukul 07.30 WIB seluruh peserta menempati barisan dengan rapi, diikuti barisan guru serta barisan Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila. Tepat pukul 08.00 WIB upacara dimulai.

Komandan upacara memasuki barisan yang dilanjutkan dengan laporan pemimpin barisan, peserta diistirahatkan.
Pada kesempatan itu, sedikit berbeda dari biasanya. Kali ini, pembina upacara di sekolah itu seorang tokoh pemuda yakni Anuar Shah. Dalam upacara itu, para peserta upacara begitu menghayati setiap tahapan tata tertib upacara, hingga pembacaan teks proklamasi yang didahului suara sirene kemerdekaan. Dilanjutkan dengan pembacaan doa.
Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya, dilanjutkan hening cipta dengan iringan paduan suara, instrument seperti drum, pianika, dan tamborin. Anuar Shah kemudian membaca teks Pancasila yang diikuti seluruh peserta upacara. Dilanjutkan dengan membacakan sambutan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho kepada para siswa pada HUT ke-66 RI.

Dalam sambutan itu, Gubsu mengingatkan sikap optimisme harus terus digelorakan untuk menghalau berbagai masalah yang menerpa bangsa ini. Dengan terus meningkatkan pendidikan secara bertahap, terencana, sistematik, sinkron, dan terkoordinasi sesuai kebutuhan, kondisi, serta situasi daerahnya dalam kebutuhan masyarakat modern.
Mendukung itu, butuh empat pilar berbangsa dan bertanah air yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan benteng menghadapi tantangan yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Kepala Sekolah AB Ch Manalu SMA Persit Kartika I Medan menyampaikan, penunjukan Anuar Shah sebagai Pembina upacara pada peringatan HUT ke-66 RI sebagai upaya pengenalan siswa terhadap gerakan kepemudaan di masa modern.

Di kesempatan itu, Anuar Shah menyerahkan bantuan peralatan olahraga kepada Yayasan Persit Kartika I Medan. (jul)

Anuar Shah Pembina Upacara HUT ke-66 RI di Yayasan Persit Kartika I Medan

Sekarang ini anak-anak lebih mengerti lagu disko dibanding lagu perjuangan dan kesenian tradisional.
Penjajahan budaya ini membuat nilai-nilai nasionalis semakin merosot. Sebagai generasi muda hendaknya terus berjuang menjaga ideologi bangsa yakni Pancasila.

K etua Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara (MPW PP Sumut) Anuar Shah saat bertindak sebagai pembina upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-66 Republik Indonesia di Yayasan Pendidikan Persit Kartika-I Medan Jalan S Parman Medan, Rabu (17/8).

“Anak-anak sekarang lebih kenal dunkin donuts, pizza, atau fried chiken dibanding getuk dan pecal sebagai panganan lokal. Ini sangat memprihatinkan. Untuk itu pemahaman nilai-nilai Pancasila harus terus ditingkatkan,” ajaknya.
Dalam pidatonya itu, Anuar Shah mensosialisasikan organisasi Pemuda Pancasila sebagai organisasi terbesar di Indonesia. Organisasi yang lahir pada 28 Oktober 1959 dan terus berjuang mempertahankan ideologinya melalui kaderisasi yang bekelanjutan. Seperti memperingati setiap moment bersejarah di negeri ini, ada peringatan 30 September di Tugu Ampera Kampung Kolam sebagai penghargaan kepada dua kader terbaik yang menjadi korban Gerakan 30S/PKI.

“Kita memiliki Satuan Pelajar dan Mahasiswa yang bisa menjadi wadah belajar berorganisasi bagi pelajar dan mahasiswa. Dengan begitu, peranan pemuda dalam mengisi kemerdekaan dapat dimaksimalkan. Pemuda Pancasila bukan organisasi premanisme, itu salah!” tegasnya.

Upacara yang berlangsung mulai Pukul 07.30 WIB seluruh peserta menempati barisan dengan rapi, diikuti barisan guru serta barisan Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila. Tepat pukul 08.00 WIB upacara dimulai.

Komandan upacara memasuki barisan yang dilanjutkan dengan laporan pemimpin barisan, peserta diistirahatkan.
Pada kesempatan itu, sedikit berbeda dari biasanya. Kali ini, pembina upacara di sekolah itu seorang tokoh pemuda yakni Anuar Shah. Dalam upacara itu, para peserta upacara begitu menghayati setiap tahapan tata tertib upacara, hingga pembacaan teks proklamasi yang didahului suara sirene kemerdekaan. Dilanjutkan dengan pembacaan doa.
Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya, dilanjutkan hening cipta dengan iringan paduan suara, instrument seperti drum, pianika, dan tamborin. Anuar Shah kemudian membaca teks Pancasila yang diikuti seluruh peserta upacara. Dilanjutkan dengan membacakan sambutan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho kepada para siswa pada HUT ke-66 RI.

Dalam sambutan itu, Gubsu mengingatkan sikap optimisme harus terus digelorakan untuk menghalau berbagai masalah yang menerpa bangsa ini. Dengan terus meningkatkan pendidikan secara bertahap, terencana, sistematik, sinkron, dan terkoordinasi sesuai kebutuhan, kondisi, serta situasi daerahnya dalam kebutuhan masyarakat modern.
Mendukung itu, butuh empat pilar berbangsa dan bertanah air yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan benteng menghadapi tantangan yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Kepala Sekolah AB Ch Manalu SMA Persit Kartika I Medan menyampaikan, penunjukan Anuar Shah sebagai Pembina upacara pada peringatan HUT ke-66 RI sebagai upaya pengenalan siswa terhadap gerakan kepemudaan di masa modern.

Di kesempatan itu, Anuar Shah menyerahkan bantuan peralatan olahraga kepada Yayasan Persit Kartika I Medan. (jul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/