25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pemimpin Amanah untuk Masa Depan yang Cerah

H Mhd Iskandar Sakti Batubara SE MSP, Ketua BM PAN Periode 2012-2017

AKTIF:Iskandar Sakti Batubara, aktif di sejumlah organisasi.
AKTIF:Iskandar Sakti Batubara, aktif di sejumlah organisasi.
Suasana reformasi 1997-1998, sangat mempengaruhi sikap dan pola pikir seorang Iskandar Sakti Batubara. Maklum, pria yang akrab disapa Choki ini pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Medan Area periode 1999-2000, di masa-masa awal reformasi berjalan. Itu pula sebabnya, agenda reformasi sangat  mempengaruhi pandangan politik Ketua BM-PAN Sumut Periode 2012-2017 ini. Berikut petikan wawancara dengan Choki, Kamis (12/7) lalu.

Apa program besar yang Anda siapkan dalam kepemimpinan BM-PAN periode mendatang?

Pertama, awalnya saya tidak pernah mimpi jadi ketua BM-PAN. Cuma, perjalanan karir, sepertinya di sinilah kita berkarir.

Bicara program, ada Catur Sukses BM-PAN Sumut yang akan menjadi acuan kita. Pertama, sukses konsolidasi. Kita targetkan dalam satu tahun ke depan, kita sukses melaksanakan musyawarah di semua kabupaten dan kota di Sumut.
Sukses kedua adalah, Sukses Pilkada. Kita akan usung kader BM-PAN Sumut bertarung di Pemilihan Gubernur Sumut periode 2013-2018. Sebagai Sumut-1 maupun sebagai wakil.
Ketiga, Sukses Legislatif. BM-PAN Sumut akan mendorong kader yang punya potensi dan berpeluang maju di DPRD Sumut, maupun di kabupaten/kota.

Sukses keempat, Sukses Hatta Radjasa for Presiden. Ini sudah jadi rahasia umum, Hatta diusung PAN melalui Rakernas PAN Desember 2011 lalu untuk jadi calon presiden.

Catur Sukses ini program Anda pribadi?

Ide dasarnya dari saya, tetapi digodok ramai-ramai (dengan kader BM-PAN) lain untuk dilaksanakan periode mendatang.

Diantara empat sukses itu, apa yang menjadi proritas?

Saat ini yang peling penting Pilkada 2013 yang sudah di depan mata. Pesta demokrasi ini ternyata sangat banyak diikuti calon. Namun saya piker, BM-PAN harus tetap mengusung calonnya maju Pilgubsu ini.

Target organisasi di kepemimpinan Anda?

Salah satunya, membentuk BM-PAN di semua kabupaten/kota di Sumut. Harus diakui, kita belum hadir di semua daerah tingkat dua di Sumut. Masih 29, ada 4 lagi yang belum ada. Terutama di Nias dan daerah ini menjadi target utama.

Apa lagi yang mendesak untuk dikerjakan?

Saya ingin ingatkan pada semua elit, kader partai dan BM-PAN, partai ini berdiri karena gelombang reformasi. Ada 9 tuntutan reformasi yang belum terealisasi. Kita ingatkan kader untuk mengembalikan pikiran dan mental agar agenda reformasi bisa tuntas.

PAN harus punya jawaban untuk menuntaskan agenda reformasi ini. Kita tidak ingin orang menganggap PAN itu sama saja dengan partai lainnya. Di tingkat elit lah katakana. Sekarang sudah berjalan tidak pada relnya lagi. Harapan kita, mereka kembali ke khitohnya. Kita ingin elit-elit kita menjadikan  agenda reformasi menjadi acuan dalam mengambil keputusan.

Kondisi riil kader saat ini?

Kader kita di legislative harusnya lebih ketat mengontrol eksekutif. Misalnya, dalam penggunaan anggaran. Saat ini daya serap APBD 2012 baru belasan persen. Padahal sekarang sudah akan memasuki caturwulan III. Kalau daya serap bisa normal, pembangunan bergerak sebagaimana mestinya. Dampaknya, ekonomi rakyat otomatis meningkat.

Contoh, kalau proyek infrastruktur jalan dilaksanakan di awal-awal, di caturwulan I, hasilnya pasti akan lebih baik. Karena di caturwulan  III ini sudah memasuki musim hujan, pembangunan dan pemeliharaan jalan tidak akan optimal bila dilakukan. Hasilnya nanti gampang rusak. Tiap tahun, itu-itu sajalah yang dikerjakan.

Bagaimana dengan bagi hasil perkebunan yang belakangan ini kembali diributkan?

Itu udah lama. Pada 2004, masalah ini sudah kita perjuangkan. Tolong dicatat, kita keras memperjuangkannya. Bahkan sempat diseminarkan di Balai Martabe.Nilainya itu 18 triliun (rupiah) per tahun. Tapi kita tak bisa (memperjuangkannya).

Mengapa? Kepemimpinannya lemah. Solusinya?

Pertama, manfaatkan momentum Pilkada. Walau tren, kita belum jelas soal pemimpin (Sumut ke depan). Yang mau (menjadi pemimpin Sumut) banyak, yang mampu kita belum tahu.

Kembali ke soal bagi hasil perkebunan, itu kan bukan hanya soal pemimpin di Sumut. Putra daerah ada banyak di pusat. Tanggapan Anda?

Itulah bukti kepemimpinan kita lemah. Melobi anggaran ke pusat pun kita lemah. Padahal kita punya 30 anggota DPR dan empat DPD dari Sumut. Kita juga punya TB Silalahi dan Sudi Silalahi yang dekat ke Presiden SBY. Ditambah tokoh-tokoh asal Sumut lain di Jakarta.

Sebagai putra daerah, kenapa itu (lobi anggaran ke pusat) tidak bisa dilakukan?

Lihat lah provinsi tetangga kita. Aceh, Riau dan provinsi lain. Di Aceh lebar jalannya 16 meter, mulus dan tak ada lobang. Jalan di Sumut? Masih warisan Belanda. Selama lepas dari Belanda, mungkin hanya puluhan meter saja jalan kita yang dibangun. Itu pun sudah termasuk jalan tol. Susah (ruas jalan) tak nambah, pemeliharaan pun minim dan kualitas jalan sangat rendah.
Tapi masalah-masalah itu kan tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Iya. Makanya harus ada political will. Sebenarnya sudah banyak tokoh-tokoh yang sepakat (untuk membangun Sumut). Sekarang tinggal siapa pemimpin yang punya political will dan punya ketegasan untuk mampu mewujudkan Renstra (rencanan strategis).

Sumut sekarang ini tidak punya motto, tidak punya gambaran sesuatu untuk dikerjakan. Di masa Raja Inal Siregar dulu, kita masih ingat motto Marsipature Hutana Be. Sekarang, tak ada lagi sehingga tak ada sesuatu yang betul-betul mengikat masyarakat Sumut untuk berperan aktif mendukung pembangunan. Rencana pembangunan jangka (RPJ) pendek, menengah dan panjang kita pun tidak jelas, tidak menyentuh akar permasalahan.

RPJ itu akumulasi rancangan pembangunan dari tingkat paling bawah di desa, kecamatan, kabupaten dan kota dan disimpulkan menjadi program kerja provinsi. Kendalanya, penyusunan RPJ tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.

Tapi itu semua kan hasil kombinasi kebijakan eksekutif dan pengawasan legislatif?

Itulah makanya, para elit mestinya berpikir untuk mengedepankan kepentingan yang lebih besar, di atas kepentingan pribadi dan golongan.  Tak banyak orang yang tahu, ada empat hal yang menyatukan Indonesia. Pertama, semboyan Bhineka Tunggal Ika, kemudian UUD 1945, Pancasila dan NKRI. Konteks persatuan ini ditanamkan ke kader BM-PAN dan kader partai. Konteks persatuaninilah menjadi bekal para kader. Semacam keunggulan komparatif kader kita. Itu masih kental terasa. Ya k arena itu tadi, partai ini terlahir di masa reformasi.

Sumut ini provinsi yang punya potensi luar biasa. Perkebunan, hasil pertanian, pertambangan, industry dan potensi lainnya. Kasarnya, Sumut tak perlu mengimpor dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sebagai miniatur Indonesia, semua ada di Sumut. Karena itu, sudah waktunya untuk kita untuk kembali menuntaskan agenda reformasi. (tms)

Lakukan Kajian, Cerdaskan Pemuda

Pemuda sebagai pilar bangsa semestinya menyalurkan ide-ide cemerlang dalam bentuk kreativitas yag berguna bagi pembangunan. Itulah yang menjadi acuan para generasi mudan di BM-PAN Sumut.
“Kita tidak ingin hanya menjadi organisasi pemuda yang berorientasi hedon, glamour dan hura-hura,” ujar Zulfi Amri SPd MSi, Wakil Ketua BM-PAN Sumut Periode 2012-2017.

Ditegaskannya, BM-PAN tidak pula organisasi sayap partai yang hanya dimanfaatkan untuk penggalangan massa tanpa bisa memunculkan kreativitas baru. “Kita mencoba member suasana lain. Contohnya, melakukan kajian-kajian,” sebutnya.
Keinginan ini disambut positif oleh H Mhd Iskandar Sakti Batubara SE MSP sebagai Ketua BM-PAN Periode 2012-2017. “Beliau member ruang seluas-luasnya bagi kader untuk melakukan hal itu,” ujar pria yang baru beberapa bulan lalu menyelesaikan pendidikan magister matematikanya di Universitas Indonesia. (tms)

[table caption=”BIODATA” delimiter=”:”]

Nama panggilan    : Cokie
Tanggal Lahir    : 3 April 1979
Alamat    :     Jl Jermal IV No 28 Medan
Istri    :     Desy Anggerainy SE
Anak    :     Mhd Reja Sakty Batubara,        Tasya Maghrifah Batubara
Riwayat Pendidikan[attr colspan=”2″]
1983-1991    :SD Muhammadiyah Medan
1991-1994   : SMP Negeri 11 Medan
1994-1997   : SMA Mulia Medan
1997-2002    :Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area, Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Sumatera Utara.

[/table]

[table caption=”Organisasi”]
1 ,   Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Medan Area    periode 1999-2000
2 ,   Wakil Ketua DPD PAN Kota Medan periode 2005- 2010
3 ,   Bendahara DPD PAN Kota Medan periode 2010-2015
4 ,   Ketua DPD BM-PAN Kota Medan periode 2006-2011
5 ,   Ketua DPW PAN Sumatera Utara periode 2012-2017
6  ,  Wakil Sekretaris DPD BM-PAN Kota Medan
7  ,  Wakil Ketua KNPI Kota Medan
8  ,  Wakil Ketua Asosiasi Pedagang kaki Lima (APKLI)  Sumut
9 ,   Dewan Pendiri Solidaritas Abang Becak Amanah
10 ,   Ketua Umum Generasi Muda Agamais Nasional dan     Humanis (GM-Amanah)
11   , Ketua Umum 736 Club
12,    Bendahara PP Kota Medan

[/table]

H Mhd Iskandar Sakti Batubara SE MSP, Ketua BM PAN Periode 2012-2017

AKTIF:Iskandar Sakti Batubara, aktif di sejumlah organisasi.
AKTIF:Iskandar Sakti Batubara, aktif di sejumlah organisasi.
Suasana reformasi 1997-1998, sangat mempengaruhi sikap dan pola pikir seorang Iskandar Sakti Batubara. Maklum, pria yang akrab disapa Choki ini pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Medan Area periode 1999-2000, di masa-masa awal reformasi berjalan. Itu pula sebabnya, agenda reformasi sangat  mempengaruhi pandangan politik Ketua BM-PAN Sumut Periode 2012-2017 ini. Berikut petikan wawancara dengan Choki, Kamis (12/7) lalu.

Apa program besar yang Anda siapkan dalam kepemimpinan BM-PAN periode mendatang?

Pertama, awalnya saya tidak pernah mimpi jadi ketua BM-PAN. Cuma, perjalanan karir, sepertinya di sinilah kita berkarir.

Bicara program, ada Catur Sukses BM-PAN Sumut yang akan menjadi acuan kita. Pertama, sukses konsolidasi. Kita targetkan dalam satu tahun ke depan, kita sukses melaksanakan musyawarah di semua kabupaten dan kota di Sumut.
Sukses kedua adalah, Sukses Pilkada. Kita akan usung kader BM-PAN Sumut bertarung di Pemilihan Gubernur Sumut periode 2013-2018. Sebagai Sumut-1 maupun sebagai wakil.
Ketiga, Sukses Legislatif. BM-PAN Sumut akan mendorong kader yang punya potensi dan berpeluang maju di DPRD Sumut, maupun di kabupaten/kota.

Sukses keempat, Sukses Hatta Radjasa for Presiden. Ini sudah jadi rahasia umum, Hatta diusung PAN melalui Rakernas PAN Desember 2011 lalu untuk jadi calon presiden.

Catur Sukses ini program Anda pribadi?

Ide dasarnya dari saya, tetapi digodok ramai-ramai (dengan kader BM-PAN) lain untuk dilaksanakan periode mendatang.

Diantara empat sukses itu, apa yang menjadi proritas?

Saat ini yang peling penting Pilkada 2013 yang sudah di depan mata. Pesta demokrasi ini ternyata sangat banyak diikuti calon. Namun saya piker, BM-PAN harus tetap mengusung calonnya maju Pilgubsu ini.

Target organisasi di kepemimpinan Anda?

Salah satunya, membentuk BM-PAN di semua kabupaten/kota di Sumut. Harus diakui, kita belum hadir di semua daerah tingkat dua di Sumut. Masih 29, ada 4 lagi yang belum ada. Terutama di Nias dan daerah ini menjadi target utama.

Apa lagi yang mendesak untuk dikerjakan?

Saya ingin ingatkan pada semua elit, kader partai dan BM-PAN, partai ini berdiri karena gelombang reformasi. Ada 9 tuntutan reformasi yang belum terealisasi. Kita ingatkan kader untuk mengembalikan pikiran dan mental agar agenda reformasi bisa tuntas.

PAN harus punya jawaban untuk menuntaskan agenda reformasi ini. Kita tidak ingin orang menganggap PAN itu sama saja dengan partai lainnya. Di tingkat elit lah katakana. Sekarang sudah berjalan tidak pada relnya lagi. Harapan kita, mereka kembali ke khitohnya. Kita ingin elit-elit kita menjadikan  agenda reformasi menjadi acuan dalam mengambil keputusan.

Kondisi riil kader saat ini?

Kader kita di legislative harusnya lebih ketat mengontrol eksekutif. Misalnya, dalam penggunaan anggaran. Saat ini daya serap APBD 2012 baru belasan persen. Padahal sekarang sudah akan memasuki caturwulan III. Kalau daya serap bisa normal, pembangunan bergerak sebagaimana mestinya. Dampaknya, ekonomi rakyat otomatis meningkat.

Contoh, kalau proyek infrastruktur jalan dilaksanakan di awal-awal, di caturwulan I, hasilnya pasti akan lebih baik. Karena di caturwulan  III ini sudah memasuki musim hujan, pembangunan dan pemeliharaan jalan tidak akan optimal bila dilakukan. Hasilnya nanti gampang rusak. Tiap tahun, itu-itu sajalah yang dikerjakan.

Bagaimana dengan bagi hasil perkebunan yang belakangan ini kembali diributkan?

Itu udah lama. Pada 2004, masalah ini sudah kita perjuangkan. Tolong dicatat, kita keras memperjuangkannya. Bahkan sempat diseminarkan di Balai Martabe.Nilainya itu 18 triliun (rupiah) per tahun. Tapi kita tak bisa (memperjuangkannya).

Mengapa? Kepemimpinannya lemah. Solusinya?

Pertama, manfaatkan momentum Pilkada. Walau tren, kita belum jelas soal pemimpin (Sumut ke depan). Yang mau (menjadi pemimpin Sumut) banyak, yang mampu kita belum tahu.

Kembali ke soal bagi hasil perkebunan, itu kan bukan hanya soal pemimpin di Sumut. Putra daerah ada banyak di pusat. Tanggapan Anda?

Itulah bukti kepemimpinan kita lemah. Melobi anggaran ke pusat pun kita lemah. Padahal kita punya 30 anggota DPR dan empat DPD dari Sumut. Kita juga punya TB Silalahi dan Sudi Silalahi yang dekat ke Presiden SBY. Ditambah tokoh-tokoh asal Sumut lain di Jakarta.

Sebagai putra daerah, kenapa itu (lobi anggaran ke pusat) tidak bisa dilakukan?

Lihat lah provinsi tetangga kita. Aceh, Riau dan provinsi lain. Di Aceh lebar jalannya 16 meter, mulus dan tak ada lobang. Jalan di Sumut? Masih warisan Belanda. Selama lepas dari Belanda, mungkin hanya puluhan meter saja jalan kita yang dibangun. Itu pun sudah termasuk jalan tol. Susah (ruas jalan) tak nambah, pemeliharaan pun minim dan kualitas jalan sangat rendah.
Tapi masalah-masalah itu kan tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Iya. Makanya harus ada political will. Sebenarnya sudah banyak tokoh-tokoh yang sepakat (untuk membangun Sumut). Sekarang tinggal siapa pemimpin yang punya political will dan punya ketegasan untuk mampu mewujudkan Renstra (rencanan strategis).

Sumut sekarang ini tidak punya motto, tidak punya gambaran sesuatu untuk dikerjakan. Di masa Raja Inal Siregar dulu, kita masih ingat motto Marsipature Hutana Be. Sekarang, tak ada lagi sehingga tak ada sesuatu yang betul-betul mengikat masyarakat Sumut untuk berperan aktif mendukung pembangunan. Rencana pembangunan jangka (RPJ) pendek, menengah dan panjang kita pun tidak jelas, tidak menyentuh akar permasalahan.

RPJ itu akumulasi rancangan pembangunan dari tingkat paling bawah di desa, kecamatan, kabupaten dan kota dan disimpulkan menjadi program kerja provinsi. Kendalanya, penyusunan RPJ tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.

Tapi itu semua kan hasil kombinasi kebijakan eksekutif dan pengawasan legislatif?

Itulah makanya, para elit mestinya berpikir untuk mengedepankan kepentingan yang lebih besar, di atas kepentingan pribadi dan golongan.  Tak banyak orang yang tahu, ada empat hal yang menyatukan Indonesia. Pertama, semboyan Bhineka Tunggal Ika, kemudian UUD 1945, Pancasila dan NKRI. Konteks persatuan ini ditanamkan ke kader BM-PAN dan kader partai. Konteks persatuaninilah menjadi bekal para kader. Semacam keunggulan komparatif kader kita. Itu masih kental terasa. Ya k arena itu tadi, partai ini terlahir di masa reformasi.

Sumut ini provinsi yang punya potensi luar biasa. Perkebunan, hasil pertanian, pertambangan, industry dan potensi lainnya. Kasarnya, Sumut tak perlu mengimpor dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sebagai miniatur Indonesia, semua ada di Sumut. Karena itu, sudah waktunya untuk kita untuk kembali menuntaskan agenda reformasi. (tms)

Lakukan Kajian, Cerdaskan Pemuda

Pemuda sebagai pilar bangsa semestinya menyalurkan ide-ide cemerlang dalam bentuk kreativitas yag berguna bagi pembangunan. Itulah yang menjadi acuan para generasi mudan di BM-PAN Sumut.
“Kita tidak ingin hanya menjadi organisasi pemuda yang berorientasi hedon, glamour dan hura-hura,” ujar Zulfi Amri SPd MSi, Wakil Ketua BM-PAN Sumut Periode 2012-2017.

Ditegaskannya, BM-PAN tidak pula organisasi sayap partai yang hanya dimanfaatkan untuk penggalangan massa tanpa bisa memunculkan kreativitas baru. “Kita mencoba member suasana lain. Contohnya, melakukan kajian-kajian,” sebutnya.
Keinginan ini disambut positif oleh H Mhd Iskandar Sakti Batubara SE MSP sebagai Ketua BM-PAN Periode 2012-2017. “Beliau member ruang seluas-luasnya bagi kader untuk melakukan hal itu,” ujar pria yang baru beberapa bulan lalu menyelesaikan pendidikan magister matematikanya di Universitas Indonesia. (tms)

[table caption=”BIODATA” delimiter=”:”]

Nama panggilan    : Cokie
Tanggal Lahir    : 3 April 1979
Alamat    :     Jl Jermal IV No 28 Medan
Istri    :     Desy Anggerainy SE
Anak    :     Mhd Reja Sakty Batubara,        Tasya Maghrifah Batubara
Riwayat Pendidikan[attr colspan=”2″]
1983-1991    :SD Muhammadiyah Medan
1991-1994   : SMP Negeri 11 Medan
1994-1997   : SMA Mulia Medan
1997-2002    :Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area, Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Sumatera Utara.

[/table]

[table caption=”Organisasi”]
1 ,   Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Medan Area    periode 1999-2000
2 ,   Wakil Ketua DPD PAN Kota Medan periode 2005- 2010
3 ,   Bendahara DPD PAN Kota Medan periode 2010-2015
4 ,   Ketua DPD BM-PAN Kota Medan periode 2006-2011
5 ,   Ketua DPW PAN Sumatera Utara periode 2012-2017
6  ,  Wakil Sekretaris DPD BM-PAN Kota Medan
7  ,  Wakil Ketua KNPI Kota Medan
8  ,  Wakil Ketua Asosiasi Pedagang kaki Lima (APKLI)  Sumut
9 ,   Dewan Pendiri Solidaritas Abang Becak Amanah
10 ,   Ketua Umum Generasi Muda Agamais Nasional dan     Humanis (GM-Amanah)
11   , Ketua Umum 736 Club
12,    Bendahara PP Kota Medan

[/table]

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/