26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Akal Sehat Bikin Tamat Kereta Cepat

Utang Malaysia mencapai 1 triliun ringgit. Kalau dirupiahkan sekitar 3.200 triliun. Itu mencapai 65 persen GDP. Hanya sedikit di bawah hutang Indonesia yang hampir 4.000 triliun (30 persen dari GDP).

Singapura tentu marah. Bisa-bisa mengenakan denda 500 juta dolar. Seperti tertulis dalam kontrak.

Tapi putusan Mahathir sudah final. Proyek 350 km ini memakan biaya 110 miliar ringgit.

Tiongkok, sebagai yang punya proyek, tentu juga marah. Tapi Mahathir punya penasihat hebat: Robert Kuok. Raja gula dunia. Pemilik hotel-hotel Shangrila. Yang sangat dekat dengan Beijing. Umurnya tidak jauh dari Mahathir.

Singapura harusnya paham. Beban Malaysia terlalu berat. Ibarat harus main sepak bola, kakinya dibebani besi.

Singapura tidak punya beban itu. Ekonominya juga lagi baik.

Tiongkok juga tidak punya beban. Saya yakin Singapura akan mengerti. Tiongkok akan mengerti.

Tentu Singapura tidak akan berpikir bahwa ini balas dendam. Akibat kejengkelan Mahathir masa lalu. Yang punya keinginan membangun jembatan antara dua negara. Sebagai pengganti causeway bay yang harus dibongkar. Yang ditolak Singapura.

Negara seperti Turki pun saat ini lagi pusing. Mata uangnya, lira, merosot 20 persen.  Setahun terakhir. Padahal bulan depan pemilu.

Malaysia sudah membuktikan pernah menjadi negara yang lolos krisis. Di masa jatuhnya Pak Harto. Kini Malaysia lagi menarik benang untuk menghadapi angin yang kian hilang.

Bagi Malaysia sebenarnya masih punya beberapa kelebihan. Dibanding tetangganya: negerinya Via Vallen.

Produksi minyaknya hampir sama dengan Indonesia. Di sekitar 700 ribu barel per hari. Itu cukup untuk pengadaan BBM dalam negerinya. Yang jumlah mobilnya hanya 18 juta.

Sedang di negerinya Via Vallen jumlah mobilnya 70 juta. Berarti perlu menambah terus impor BBM.

Di saat harga minyak mentah yang sudah mencapai 80 dolar/barel impor BBM itu akan menyiksa. Mumpung bulan puasa, mari kita tambahkan doa. Agar pikiran sehat juga dipakai bersama-sama.(***)

Utang Malaysia mencapai 1 triliun ringgit. Kalau dirupiahkan sekitar 3.200 triliun. Itu mencapai 65 persen GDP. Hanya sedikit di bawah hutang Indonesia yang hampir 4.000 triliun (30 persen dari GDP).

Singapura tentu marah. Bisa-bisa mengenakan denda 500 juta dolar. Seperti tertulis dalam kontrak.

Tapi putusan Mahathir sudah final. Proyek 350 km ini memakan biaya 110 miliar ringgit.

Tiongkok, sebagai yang punya proyek, tentu juga marah. Tapi Mahathir punya penasihat hebat: Robert Kuok. Raja gula dunia. Pemilik hotel-hotel Shangrila. Yang sangat dekat dengan Beijing. Umurnya tidak jauh dari Mahathir.

Singapura harusnya paham. Beban Malaysia terlalu berat. Ibarat harus main sepak bola, kakinya dibebani besi.

Singapura tidak punya beban itu. Ekonominya juga lagi baik.

Tiongkok juga tidak punya beban. Saya yakin Singapura akan mengerti. Tiongkok akan mengerti.

Tentu Singapura tidak akan berpikir bahwa ini balas dendam. Akibat kejengkelan Mahathir masa lalu. Yang punya keinginan membangun jembatan antara dua negara. Sebagai pengganti causeway bay yang harus dibongkar. Yang ditolak Singapura.

Negara seperti Turki pun saat ini lagi pusing. Mata uangnya, lira, merosot 20 persen.  Setahun terakhir. Padahal bulan depan pemilu.

Malaysia sudah membuktikan pernah menjadi negara yang lolos krisis. Di masa jatuhnya Pak Harto. Kini Malaysia lagi menarik benang untuk menghadapi angin yang kian hilang.

Bagi Malaysia sebenarnya masih punya beberapa kelebihan. Dibanding tetangganya: negerinya Via Vallen.

Produksi minyaknya hampir sama dengan Indonesia. Di sekitar 700 ribu barel per hari. Itu cukup untuk pengadaan BBM dalam negerinya. Yang jumlah mobilnya hanya 18 juta.

Sedang di negerinya Via Vallen jumlah mobilnya 70 juta. Berarti perlu menambah terus impor BBM.

Di saat harga minyak mentah yang sudah mencapai 80 dolar/barel impor BBM itu akan menyiksa. Mumpung bulan puasa, mari kita tambahkan doa. Agar pikiran sehat juga dipakai bersama-sama.(***)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/