30 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

Akal Sehat Bikin Tamat Kereta Cepat

Dahlan Iskan

SUMUTPOS.CO – Akhirnya akal sehat yang menang: Mahathir Muhamad membatalkan proyek kereta cepat Kuala Lumpur ke Singapura.

Itu akan membuat Malaysia hemat 36 miliar dolar. Mahathir bilang: kita perlu hindarkan negara dari kebangkrutan.

Apakah proyek itu tidak penting?

Penting. Tapi tidak sangat penting.

Penting mana: proyek itu atau mengendalikan utang? Tergantung jenis utang, tenor dan tingkat bunga.

Yang lebih penting lagi dibandingkan dengan tingkat kemampuan mengembalikannya. Atau besarnya beban pada anggaran negara.

Dilihat dari posisi utang Malaysia saat ini: gak usah Mahathir; saya pun akan membatalkannya. Apalagi dalam kondisi seperti ini.

Para ekonom Amerika pun sudah mengingatkan. Kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Khususnya bagi negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, India, Thailand. Yang beban utangnya sangat besar.

Kekhawatiran itu menjadi wat-menggawat karena tidak ada yang bisa menyetop penguatan dolar. Saat ini. Dan masih akan terus begitu.

Ekonom belum sepakat mengapa ekonomi Amerika begitu menguat. Presiden Trump menepuk dada: hasil kinerjanya. Terutama berkat pemotongan pajaknya. Yang drastis itu. Dari 31 persen ke 21 persen.

Juga berkat kebijakan imigrasinya. Yang sangat ketat. Pengangguran menjadi turun drastis. Tinggal 4 persen. Terendah sepanjang sejarah Amerika.

Yang anti-Trump bilang: tidak mungkin. Trump belum lama jadi presiden. Ekonomi itu tidak bisa dibuat baik mendadak. Tidak seperti bikin burrito. Makan waktu. Kondisi baik ini, kata mereka, hasil konsolidasi yang dilakukan Obama.

Biarlah para ahli yang membahasnya. Yang jelas dampaknya pada ekonomi negara berkembang sangat mengkhawatirkan: bisa membuat krisis lagi.

Bagi Malaysia pembatalan proyek besar itu sangat rasional. Dalam kondisi seperti ini langkah penyelamatan yang diutamakan. Ibarat lagi kehilangan angin, layang-layangnya harus ditarik dulu. Bukan malah benangnya terus ditambah.

Dahlan Iskan

SUMUTPOS.CO – Akhirnya akal sehat yang menang: Mahathir Muhamad membatalkan proyek kereta cepat Kuala Lumpur ke Singapura.

Itu akan membuat Malaysia hemat 36 miliar dolar. Mahathir bilang: kita perlu hindarkan negara dari kebangkrutan.

Apakah proyek itu tidak penting?

Penting. Tapi tidak sangat penting.

Penting mana: proyek itu atau mengendalikan utang? Tergantung jenis utang, tenor dan tingkat bunga.

Yang lebih penting lagi dibandingkan dengan tingkat kemampuan mengembalikannya. Atau besarnya beban pada anggaran negara.

Dilihat dari posisi utang Malaysia saat ini: gak usah Mahathir; saya pun akan membatalkannya. Apalagi dalam kondisi seperti ini.

Para ekonom Amerika pun sudah mengingatkan. Kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Khususnya bagi negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, India, Thailand. Yang beban utangnya sangat besar.

Kekhawatiran itu menjadi wat-menggawat karena tidak ada yang bisa menyetop penguatan dolar. Saat ini. Dan masih akan terus begitu.

Ekonom belum sepakat mengapa ekonomi Amerika begitu menguat. Presiden Trump menepuk dada: hasil kinerjanya. Terutama berkat pemotongan pajaknya. Yang drastis itu. Dari 31 persen ke 21 persen.

Juga berkat kebijakan imigrasinya. Yang sangat ketat. Pengangguran menjadi turun drastis. Tinggal 4 persen. Terendah sepanjang sejarah Amerika.

Yang anti-Trump bilang: tidak mungkin. Trump belum lama jadi presiden. Ekonomi itu tidak bisa dibuat baik mendadak. Tidak seperti bikin burrito. Makan waktu. Kondisi baik ini, kata mereka, hasil konsolidasi yang dilakukan Obama.

Biarlah para ahli yang membahasnya. Yang jelas dampaknya pada ekonomi negara berkembang sangat mengkhawatirkan: bisa membuat krisis lagi.

Bagi Malaysia pembatalan proyek besar itu sangat rasional. Dalam kondisi seperti ini langkah penyelamatan yang diutamakan. Ibarat lagi kehilangan angin, layang-layangnya harus ditarik dulu. Bukan malah benangnya terus ditambah.

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/