Kini orang Druze dianggap warga kelas dua juga. Dianggap sama dengan orang Israel-Arab. Yang dianggap tidak loyal dengan keberadaan Israel.
Padahal, sebelum lahirnya UUD baru ini orang Druze tidak dianggap beda: bisa jadi tentara Israel, anggota legislatif dan tenaga profesional.
Kini penganut Agama Druze sekitar 2 juta orang. Terbanyak di Syria. Lalu Libanon. Lantas Israel.
Dalam Islam agama Druze ini mirip aliran tasawuf. Mengajarkan jalan menuju Tuhan lewat tiga tingkatan: lahiriah, batiniah dan batinnya batiniah.
Mirip tingkatan syariat, hakikat dan makrifat. Tapi ada campuran Yahudi, Kristen dan Hindunya.
Setelah ditolak sebagai Islam, Druze kian jauh dari Islam. Mereka mengakui Alquran tapi tidak mau mengajarkannya.
Kata mereka: “Qur’an itu rahasia Tuhan. Tidak ada manusia yang bisa benar-benar memahaminya”.
Yang mereka ajarkan adalah kitab Al Hikmah. Yang bersumber dari Quran. Yang ditulis oleh pimpinan awal mereka: Al Hakim.
Mereka percaya Al Hakim akan kembali ke dunia. Kelak. Dekat-dekat kiamat. Semua penganut agama Druze akan bangkit bersama Al Hakim.
Mereka akan berkumpul di padang luas di Tiongkok. Untuk berangkat menguasai dunia.
Salatnya Kamis malam. Panutan utamanya Nabi Syuaib.
Kalau dalam Islam ada lima nabi utama, di Druze ada tujuh: Adam, Nuh, Ibrahim, Syuaib, Musa, Anak Syuaib (maksudnya: Isa Al Masih atau Jesus), Muhammad.
Masjid mereka disebut khalwat. Cerai itu haram. Sunat tidak perlu. Tidak boleh murtad.
Di awal kelahirannya dulu Druze dimusuhi Sunni. Dianggap Syiah. Kemudian dimusuhi Syiah. Dianggap Sunni-Hanafi.
Setelah secara agama ditolak oleh Islam kini secara ras mereka ditolak oleh Israel. Jadilah mereka minoritasnya minoritas.
Tapi keyakinan ternyata tidak bisa mati.(***)