25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Cuaca Ekstrem, Air Selang di Gunung Bromo Jadi Es

Air di dalam selang yang berubah jadi es di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur.(Dok Humas TNBTS)

MALANG, SUMUTPOS.CO – Cuaca di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) cukup ekstrem menghadapi puncak musim kemarau. Bahkan, pada Sabtu (4/8/2018) pagi, air yang terdapat di dalam selang atau saluran air di kawasan Gunung Bromo berubah menjadi es.

“Info teman-teman di Bromo tanggal 4 pagi, air di selang di sana jadi es,” kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat, Selasa (7/8/2018).

Sarif menjelaskan, cuaca di kawasan TNBTS memang lebih dingin dari biasanya. Jika dini hari, suhu di kawasan itu bisa menyentuh 4 derajat celsius.

Kondisi itu lebih dingin dari biasanya yang hanya berkisar di 10 hingga 17 derajat celsius. “Terakhir saya di Penanjakan Sabtu sampai Minggu tanggal 4-5 Agustus, pemantauan sekitar jam 2.30 WIB, cuaca sekitar 4 derajat celsius, Mas,” katanya.

Wisatawan yang hendak berlibur ke Gunung Bromo atau Semeru diimbau menyiapkan segala perlengkapannya untuk menahan dinginnya cuaca. “Wisatawan tetap waspada dan antisipasi dengan membawa baju atau jaket untuk meminimalisir hawa dingin,” tuturnya.

Kepala Resort Ranupani pada TNBTS, Agung Siswoyo mengatakan, akhir-akhir ini kerap muncul es atau embun upas di kawasan Ranupani, Lereng Gunung Semeru.

“Kalau kondisi satu minggu yang lalu memang ada fenomena froz atau sering disebut embun upas oleh masyarakat Desa Ranupani. Fenomena ini biasa terjadi pada puncak musim kemarau sekitar bulan Juli dan Agustus setiap tahunnya,” ungkapnya.

Kepala Stasiun Metereologi Kelas 1 Juanda, Surabaya, Mohammad Nurhuda melalui siaran persnya, Jumat (3/8/2018), menyampaikan Agustus ini seluruh Jawa Timur akan memasuki puncak musim kemarau. Pada saat itu, cuaca pada malam dan pagi hari lebih dingin karena hembusan angin muson yang membawa massa udara dari Benua Australia. (andi/kps)

Air di dalam selang yang berubah jadi es di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur.(Dok Humas TNBTS)

MALANG, SUMUTPOS.CO – Cuaca di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) cukup ekstrem menghadapi puncak musim kemarau. Bahkan, pada Sabtu (4/8/2018) pagi, air yang terdapat di dalam selang atau saluran air di kawasan Gunung Bromo berubah menjadi es.

“Info teman-teman di Bromo tanggal 4 pagi, air di selang di sana jadi es,” kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat, Selasa (7/8/2018).

Sarif menjelaskan, cuaca di kawasan TNBTS memang lebih dingin dari biasanya. Jika dini hari, suhu di kawasan itu bisa menyentuh 4 derajat celsius.

Kondisi itu lebih dingin dari biasanya yang hanya berkisar di 10 hingga 17 derajat celsius. “Terakhir saya di Penanjakan Sabtu sampai Minggu tanggal 4-5 Agustus, pemantauan sekitar jam 2.30 WIB, cuaca sekitar 4 derajat celsius, Mas,” katanya.

Wisatawan yang hendak berlibur ke Gunung Bromo atau Semeru diimbau menyiapkan segala perlengkapannya untuk menahan dinginnya cuaca. “Wisatawan tetap waspada dan antisipasi dengan membawa baju atau jaket untuk meminimalisir hawa dingin,” tuturnya.

Kepala Resort Ranupani pada TNBTS, Agung Siswoyo mengatakan, akhir-akhir ini kerap muncul es atau embun upas di kawasan Ranupani, Lereng Gunung Semeru.

“Kalau kondisi satu minggu yang lalu memang ada fenomena froz atau sering disebut embun upas oleh masyarakat Desa Ranupani. Fenomena ini biasa terjadi pada puncak musim kemarau sekitar bulan Juli dan Agustus setiap tahunnya,” ungkapnya.

Kepala Stasiun Metereologi Kelas 1 Juanda, Surabaya, Mohammad Nurhuda melalui siaran persnya, Jumat (3/8/2018), menyampaikan Agustus ini seluruh Jawa Timur akan memasuki puncak musim kemarau. Pada saat itu, cuaca pada malam dan pagi hari lebih dingin karena hembusan angin muson yang membawa massa udara dari Benua Australia. (andi/kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/