27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Ciputra di Tengah Siapa Pun Cawapresnya

Oleh: Dahlan Iskan

 

Siapa pun calon Wapresnya saya pilih Ciputra. Ketulusan Ciputra memuja Hendra tidak ada tandingannya.

 

Hanya Ciputra yang ingat setiap tanggal lahir pelukis itu. Dan memperingatinya. Dan istimewa.

 

Saya ikut hadir di peringatan 100 tahun kelahiran Hendra Gunawan. Minggu lalu. Yang diadakan Ciputra. Dengan megahnya. Di Ciputra World Casablanca. Di pusat Artprenuernya.

 

Istri kedua almarhum Hendra tampak hadir. Bu Nuraini. Masih kelihatan sehat. Segar. Masih dengan tangkas bisa naik panggung: saat Ciputra memintanya tampil.

 

Kini usianya 72 tahun. ”Umur saya memang selisih 28 tahun dengan Hendra,” katanya pada Disway.

 

Dialah yang mendampingi Hendra sampai akhir hayatnya. Di rumahnya yang kedua. Di Bali.

 

Belum ada orang mencintai pelukis Indonesia melebihi Ciputra. Meski hanya untuk pelukis Hendra.

 

Ciputra sendiri tampak sehat. Untuk orang usia 83 tahun. Lebih sehat dari tiga tahun lalu.

 

Tentu sedikit banyak karena  efek Mahathir. Yang terpilih jadi perdana menteri Malaysia.  Di usianya yang 93 tahun. ‘Kasus Mahathir’ memang telah jadi viral utama di kalangan manula.

 

Contohnya kakak sulung saya sendiri. Yang usianya sudah 73 tahun. Yang sudah terbaring pasrah di tempat tidur. Mantan Ketua Aisyiah Muhammadiyah propinsi Kaltim itu seperti sudah memilih meninggal.

 

Saat saya ke Samarinda bulan lalu saya bisiki dia: umur 73 tahun itu, sekarang ini, masih muda. Pak Mahathir baru terpilih jadi perdana menteri umur 93 tahun. Ayo… yu Tun harus sehat. Semangat. Ayo ke rumah sakit. Jangan menyerah.

 

Saya panggil dia yu (mbakyu) Tun (Khosiyatun). Kakak yang menjadi ibu saya. Ketika masih di Magetan. Karena ibu meninggal saat saya masih SD.

 

Akhirnya dia mau ke rumah sakit. Saya tunggui. Opname tiga hari. Ada kemajuan. Boleh pulang.

 

Kemarin saya dikirimi video. Oleh putrinya: yu Tun bisa berjalan sendiri. Ke ruang tamu. Di rumahnya. Di Samarinda. Saya menitikkan air mata.

Oleh: Dahlan Iskan

 

Siapa pun calon Wapresnya saya pilih Ciputra. Ketulusan Ciputra memuja Hendra tidak ada tandingannya.

 

Hanya Ciputra yang ingat setiap tanggal lahir pelukis itu. Dan memperingatinya. Dan istimewa.

 

Saya ikut hadir di peringatan 100 tahun kelahiran Hendra Gunawan. Minggu lalu. Yang diadakan Ciputra. Dengan megahnya. Di Ciputra World Casablanca. Di pusat Artprenuernya.

 

Istri kedua almarhum Hendra tampak hadir. Bu Nuraini. Masih kelihatan sehat. Segar. Masih dengan tangkas bisa naik panggung: saat Ciputra memintanya tampil.

 

Kini usianya 72 tahun. ”Umur saya memang selisih 28 tahun dengan Hendra,” katanya pada Disway.

 

Dialah yang mendampingi Hendra sampai akhir hayatnya. Di rumahnya yang kedua. Di Bali.

 

Belum ada orang mencintai pelukis Indonesia melebihi Ciputra. Meski hanya untuk pelukis Hendra.

 

Ciputra sendiri tampak sehat. Untuk orang usia 83 tahun. Lebih sehat dari tiga tahun lalu.

 

Tentu sedikit banyak karena  efek Mahathir. Yang terpilih jadi perdana menteri Malaysia.  Di usianya yang 93 tahun. ‘Kasus Mahathir’ memang telah jadi viral utama di kalangan manula.

 

Contohnya kakak sulung saya sendiri. Yang usianya sudah 73 tahun. Yang sudah terbaring pasrah di tempat tidur. Mantan Ketua Aisyiah Muhammadiyah propinsi Kaltim itu seperti sudah memilih meninggal.

 

Saat saya ke Samarinda bulan lalu saya bisiki dia: umur 73 tahun itu, sekarang ini, masih muda. Pak Mahathir baru terpilih jadi perdana menteri umur 93 tahun. Ayo… yu Tun harus sehat. Semangat. Ayo ke rumah sakit. Jangan menyerah.

 

Saya panggil dia yu (mbakyu) Tun (Khosiyatun). Kakak yang menjadi ibu saya. Ketika masih di Magetan. Karena ibu meninggal saat saya masih SD.

 

Akhirnya dia mau ke rumah sakit. Saya tunggui. Opname tiga hari. Ada kemajuan. Boleh pulang.

 

Kemarin saya dikirimi video. Oleh putrinya: yu Tun bisa berjalan sendiri. Ke ruang tamu. Di rumahnya. Di Samarinda. Saya menitikkan air mata.

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/