29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

41/43 untuk dan dari Bush

George Bush juga menceritakan bagaimana bapaknya, yang dari keluarga kaya raya di daerah yang enak di dekat New York, memutuskan keluar dari kenyamanan keluarga untuk merintis karir dari bawah. Dia merantau ke daerah yang sangat gersang, nun jauh ke wilayah barat Texas.

Saat itu sang ayah, George HW Bush, baru tamat dari universitas yang sangat prestisius, Yale University. Dia juga sudah memiliki seorang bayi, George Bush. Istrinya, Barbara, juga dari keluarga kaya raya. Tapi mau saja diajak menderita di pedalaman Texas.

Bagi George HW Bush, kesulitan itu harus dihadapi. Dia sudah merasakannya berkali-kali. Yakni, ketika kelas tiga SMA, dia memutuskan menjadi prajurit sukarela untuk terjun ke Perang Dunia II di Pasifik. Dia menjadi pilot pesawat tempur angkatan laut. Pesawatnya jatuh ke laut ditembak tentara Jepang. Saat cuti, dia mengawini Barbara untuk ditinggal perang lagi. Setelah perang usai, barulah masuk universitas.

Di daerah tandus Texas itu, George HW Bush harus menyewa rumah di kota kecil Odessa. Kamar mandinya harus dipakai bersama dengan dua tetangga. Suatu malam, tulis George Bush, ibunya panik. Cepat-cepat sang ibu mendekap bayinya untuk dibawa lari ke luar rumah. Perempuan kota besar ini takut rumahnya meledak karena tiba-tiba ada bau gas yang menyengat.

Melihat kepanikan itu, tetangganya menenangkannya. “Bau gas itu dibawa angin yang tiba-tiba berubah arah kemari,” kata tetangga. Bayi yang dibawa lari itulah George Bush. Odessa memang tidak jauh dari ladang minyak.

Suatu hari Bush kecil mencuri mainan tentara-tentaraan di toko di kota yang sangat sepi itu. “Lagi mainan apa tuh?” sapa sang ayah saat pulang dari kerja. “Dapat dari mana itu?” Akhirnya Bush kecil mengaku. Saat itu juga sang ayah mengajaknya ke toko tersebut. Dari jarak yang bisa dipantau, Bush kecil diminta mengembalikan sendiri mainan itu dan minta maaf.

Di wilayah itu sang ayah bekerja sebagai pegawai bagian umum yang paling bawah di sebuah kantor perusahaan minyak. Tugasnya menjaga kebersihan kantor dan melaksanakan pengecatan alat-alat pengeboran minyak. Setahun kemudian salah seorang keluarganya yang juga memiliki perusahaan keuangan di Wall Street New York memintanya kembali ke New York. Untuk didudukkan sebagai salah seorang eksekutif di perusahaan itu. George HW Bush menolak. Dia tetap memilih merintis karir di Texas.

Setelah punya pengalaman cukup, George HW Bush ingin usaha sendiri. Dia mencari partner untuk sama-sama merintis usaha minyak. Dia mencari modal ke jaringan keluarganya. Partnernya minta nama perusahaan itu diawali dengan huruf A. Atau huruf Z. “Supaya di buku telepon tidak tenggelam di tengah-tengah,” kata partner tersebut. Kebetulan, saat itu, tahun 1950-an, film berjudul Viva Zapata lagi diputar di Texas. Jadilah nama perusahaan itu Zapata Petroleum. Di kemudian hari Zapata terkenal sebagai perusahaan minyak raksasa di Houston, Texas.

Tentu diceritakan juga bagaimana sedihnya sang ayah ketika maju lagi untuk masa jabatan kedua kalah melawan Bill Clinton.

George Bush juga menceritakan bagaimana bapaknya, yang dari keluarga kaya raya di daerah yang enak di dekat New York, memutuskan keluar dari kenyamanan keluarga untuk merintis karir dari bawah. Dia merantau ke daerah yang sangat gersang, nun jauh ke wilayah barat Texas.

Saat itu sang ayah, George HW Bush, baru tamat dari universitas yang sangat prestisius, Yale University. Dia juga sudah memiliki seorang bayi, George Bush. Istrinya, Barbara, juga dari keluarga kaya raya. Tapi mau saja diajak menderita di pedalaman Texas.

Bagi George HW Bush, kesulitan itu harus dihadapi. Dia sudah merasakannya berkali-kali. Yakni, ketika kelas tiga SMA, dia memutuskan menjadi prajurit sukarela untuk terjun ke Perang Dunia II di Pasifik. Dia menjadi pilot pesawat tempur angkatan laut. Pesawatnya jatuh ke laut ditembak tentara Jepang. Saat cuti, dia mengawini Barbara untuk ditinggal perang lagi. Setelah perang usai, barulah masuk universitas.

Di daerah tandus Texas itu, George HW Bush harus menyewa rumah di kota kecil Odessa. Kamar mandinya harus dipakai bersama dengan dua tetangga. Suatu malam, tulis George Bush, ibunya panik. Cepat-cepat sang ibu mendekap bayinya untuk dibawa lari ke luar rumah. Perempuan kota besar ini takut rumahnya meledak karena tiba-tiba ada bau gas yang menyengat.

Melihat kepanikan itu, tetangganya menenangkannya. “Bau gas itu dibawa angin yang tiba-tiba berubah arah kemari,” kata tetangga. Bayi yang dibawa lari itulah George Bush. Odessa memang tidak jauh dari ladang minyak.

Suatu hari Bush kecil mencuri mainan tentara-tentaraan di toko di kota yang sangat sepi itu. “Lagi mainan apa tuh?” sapa sang ayah saat pulang dari kerja. “Dapat dari mana itu?” Akhirnya Bush kecil mengaku. Saat itu juga sang ayah mengajaknya ke toko tersebut. Dari jarak yang bisa dipantau, Bush kecil diminta mengembalikan sendiri mainan itu dan minta maaf.

Di wilayah itu sang ayah bekerja sebagai pegawai bagian umum yang paling bawah di sebuah kantor perusahaan minyak. Tugasnya menjaga kebersihan kantor dan melaksanakan pengecatan alat-alat pengeboran minyak. Setahun kemudian salah seorang keluarganya yang juga memiliki perusahaan keuangan di Wall Street New York memintanya kembali ke New York. Untuk didudukkan sebagai salah seorang eksekutif di perusahaan itu. George HW Bush menolak. Dia tetap memilih merintis karir di Texas.

Setelah punya pengalaman cukup, George HW Bush ingin usaha sendiri. Dia mencari partner untuk sama-sama merintis usaha minyak. Dia mencari modal ke jaringan keluarganya. Partnernya minta nama perusahaan itu diawali dengan huruf A. Atau huruf Z. “Supaya di buku telepon tidak tenggelam di tengah-tengah,” kata partner tersebut. Kebetulan, saat itu, tahun 1950-an, film berjudul Viva Zapata lagi diputar di Texas. Jadilah nama perusahaan itu Zapata Petroleum. Di kemudian hari Zapata terkenal sebagai perusahaan minyak raksasa di Houston, Texas.

Tentu diceritakan juga bagaimana sedihnya sang ayah ketika maju lagi untuk masa jabatan kedua kalah melawan Bill Clinton.

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/