26 C
Medan
Sunday, July 7, 2024

Agar Tidak Terkaget-kaget Donald Trump

Cara berpikir begitu menurun ke anak-cucu. Sebab, semua orang pada awal tumbuh berkembang di lingkungan keluarga. Nilai-nilai keluarga seperti itu terus terbawa. Termasuk ke dalam sikap sosial. Bahkan ke dalam sikap bernegara. Mereka mengidentikkan negara dengan sebuah keluarga. Harus ada bapak. Harus ada yang mendisiplinkan. Harus aman. Harus sejahtera. Harus kuat. Harus menang.

Bagi mereka, kemiskinan seseorang adalah akibat tidak disiplin. Tidak disiplin berarti malas. Malas berarti miskin. Miskin berarti lemah.

Karena itu, orang konservatif menilai kemiskinan adalah urusan keluarga. Bukan urusan sosial. Apalagi urusan negara. Karena itu, ideologi konservatif tidak mau pajak tinggi.

Pajak yang tinggi berarti mengganggu kesejahteraan keluarga. Miskin, menurut mereka, tidak bisa diatasi dengan pajak tinggi. Yang hasilnya untuk menolong mereka. Itu urusan ketidakdisiplinan dalam keluarga.

Kini Trump kembali mengibarkan panji-panji itu. Tinggi-tinggi. Panji yang dianggap sudah kian luntur. Sejak Obama jadi presiden. Harus dihentikan. Jangan sampai diteruskan oleh Hillary Clinton. Orang konservatif bangga karena ada tokoh yang mau mengibarkan lagi panji-panji itu. Calon lain dari Partai Republik juga mengibarkannya. Tapi malu-malu. Trump-lah pahlawan mereka.

John McCain, misalnya, kalah oleh Obama karena dianggap lemah. Bukan simbol konservatif yang sempurna. Mengapa? Sebab, McCain pernah tertembak dan ditahan dalam perang Vietnam.

Di mata konservatif, orang yang pernah tertembak adalah orang lemah. Orang kalah. Bukan pahlawan. Padahal, McCain waktu kampanye membanggakan kepahlawanannya dan pengorbanannya dalam membela negara.

Apakah Trump akan menang?

Sayangnya, rakyat Amerika yang meninggalkan sikap konservatif semakin banyak. Orang kian liberal. Yang bersikap liberal terus bertambah. Buktinya: Obama menang. Sampai dua kali.

Lalu, apa yang menyebabkan Trump nanti bisa menang?

Tinggal satu jawaban: Rakyat sudah bosan dengan politik.

Rakyat Amerika sudah sangat muak dengan kelakuan anggota DPR-nya. Yang gaji dan fasilitasnya luar biasa, tapi hasilnya dinilai tidak memadai. Calon-calon kuat sekarang ini anggota DPR semua. Baik yang dari konservatif maupun progresif.

Rakyat sudah muak kepada DPR. Ingin calon yang segar. Yang tidak berbau politik. Trump mereka anggap sebagai calon yang datang dari langit. (*)

Cara berpikir begitu menurun ke anak-cucu. Sebab, semua orang pada awal tumbuh berkembang di lingkungan keluarga. Nilai-nilai keluarga seperti itu terus terbawa. Termasuk ke dalam sikap sosial. Bahkan ke dalam sikap bernegara. Mereka mengidentikkan negara dengan sebuah keluarga. Harus ada bapak. Harus ada yang mendisiplinkan. Harus aman. Harus sejahtera. Harus kuat. Harus menang.

Bagi mereka, kemiskinan seseorang adalah akibat tidak disiplin. Tidak disiplin berarti malas. Malas berarti miskin. Miskin berarti lemah.

Karena itu, orang konservatif menilai kemiskinan adalah urusan keluarga. Bukan urusan sosial. Apalagi urusan negara. Karena itu, ideologi konservatif tidak mau pajak tinggi.

Pajak yang tinggi berarti mengganggu kesejahteraan keluarga. Miskin, menurut mereka, tidak bisa diatasi dengan pajak tinggi. Yang hasilnya untuk menolong mereka. Itu urusan ketidakdisiplinan dalam keluarga.

Kini Trump kembali mengibarkan panji-panji itu. Tinggi-tinggi. Panji yang dianggap sudah kian luntur. Sejak Obama jadi presiden. Harus dihentikan. Jangan sampai diteruskan oleh Hillary Clinton. Orang konservatif bangga karena ada tokoh yang mau mengibarkan lagi panji-panji itu. Calon lain dari Partai Republik juga mengibarkannya. Tapi malu-malu. Trump-lah pahlawan mereka.

John McCain, misalnya, kalah oleh Obama karena dianggap lemah. Bukan simbol konservatif yang sempurna. Mengapa? Sebab, McCain pernah tertembak dan ditahan dalam perang Vietnam.

Di mata konservatif, orang yang pernah tertembak adalah orang lemah. Orang kalah. Bukan pahlawan. Padahal, McCain waktu kampanye membanggakan kepahlawanannya dan pengorbanannya dalam membela negara.

Apakah Trump akan menang?

Sayangnya, rakyat Amerika yang meninggalkan sikap konservatif semakin banyak. Orang kian liberal. Yang bersikap liberal terus bertambah. Buktinya: Obama menang. Sampai dua kali.

Lalu, apa yang menyebabkan Trump nanti bisa menang?

Tinggal satu jawaban: Rakyat sudah bosan dengan politik.

Rakyat Amerika sudah sangat muak dengan kelakuan anggota DPR-nya. Yang gaji dan fasilitasnya luar biasa, tapi hasilnya dinilai tidak memadai. Calon-calon kuat sekarang ini anggota DPR semua. Baik yang dari konservatif maupun progresif.

Rakyat sudah muak kepada DPR. Ingin calon yang segar. Yang tidak berbau politik. Trump mereka anggap sebagai calon yang datang dari langit. (*)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/