25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Masa yang Sulit Cari Pemimpin

’’Cari militer saja!’’ tulis David Ignatius, penulis sindikat kolumnis terkemuka.

Maka dia munculkan empat nama. Jenderal pensiunan yang pantas untuk itu.

Mungkin usul itu akan ditolak. Atau diterima. Tapi, usul tersebut menggambarkan sulitnya cari pemimpin dari lingkungan Partai Republik. Hasil pemilu awal di New York 19 April hari ini benar-benar ditunggu. Untuk menentukan arah berikutnya.

Sebetulnya, menurut kalangan Partai Republik, begitu banyak titik lemah yang bisa diserangkan pada Hillary. Terutama soal usia, dalam pengertian pemahaman terhadap perubahan perilaku pemilih tadi. Soal ini diulas dengan kritis oleh Grover Norquist. Dia adalah presiden LSM gerakan reformasi pajak. Juga direktur perkumpulan pemilik senjata. Dan aktivis hak pengasuhan anak.

Inilah, tulisnya, zaman yang benar-benar baru. Ketika taksi Uber tiba-tiba muncul.

Inilah zaman ketika sistem sekolah jenis baru menggejala dengan cepat. Disebut sistem charter school. Kini sudah 3 juta murid yang memilih bersekolah jenis ini. Dan terbukti lebih unggul.

Inilah zaman ketika homeschooling tiba-tiba meluas. Sudah diakui di 52 negara bagian. Dengan jumlah murid sudah mencapai 2 juta. Alias sudah ada 4 pct. Mereka memilih sekolah di rumah sendiri.

Inilah zaman ketika buruh pengebor minyak menjadi buruh fracking. Dari drilling ke fracking. Sebuah teknik baru untuk mendapatkan sumber minyak. Atau gas. Sebuah penemuan yang ternyata mampu menyerap tenaga kerja jauh lebih besar.

Inilah zaman ketika penduduk merasa kian tidak aman. Oleh terorisme. Lalu keinginan memiliki senjata pribadi lebih besar. Sekarang saja mencapai 13 juta orang.

Inilah zaman ketika perokok dengan cepat pindah ke rokok elektronik. Dengan jumlah pengisap sudah mencapai 10 juta orang.

’’Apakah Hillary mampu memahami zaman baru itu?’’ tulis Norquist.

Hillary, kata seorang wartawan senior di sana, memang diakui cerdas sekali. Termasuk pandai dalam berargumen. Tapi, apakah dia memahami gejala baru di masyarakat itu?
Maka mungkin nanti ada kampanye negatif. Yang telak. Dan sangat pribadi. Untuk menggambarkan secara salah kepintaran Hillary dalam berdebat. Misalnya begini: Hillary memang punya mulut besar, tapi terbukti masih kalah dari mulut Lewinsky. (*)

’’Cari militer saja!’’ tulis David Ignatius, penulis sindikat kolumnis terkemuka.

Maka dia munculkan empat nama. Jenderal pensiunan yang pantas untuk itu.

Mungkin usul itu akan ditolak. Atau diterima. Tapi, usul tersebut menggambarkan sulitnya cari pemimpin dari lingkungan Partai Republik. Hasil pemilu awal di New York 19 April hari ini benar-benar ditunggu. Untuk menentukan arah berikutnya.

Sebetulnya, menurut kalangan Partai Republik, begitu banyak titik lemah yang bisa diserangkan pada Hillary. Terutama soal usia, dalam pengertian pemahaman terhadap perubahan perilaku pemilih tadi. Soal ini diulas dengan kritis oleh Grover Norquist. Dia adalah presiden LSM gerakan reformasi pajak. Juga direktur perkumpulan pemilik senjata. Dan aktivis hak pengasuhan anak.

Inilah, tulisnya, zaman yang benar-benar baru. Ketika taksi Uber tiba-tiba muncul.

Inilah zaman ketika sistem sekolah jenis baru menggejala dengan cepat. Disebut sistem charter school. Kini sudah 3 juta murid yang memilih bersekolah jenis ini. Dan terbukti lebih unggul.

Inilah zaman ketika homeschooling tiba-tiba meluas. Sudah diakui di 52 negara bagian. Dengan jumlah murid sudah mencapai 2 juta. Alias sudah ada 4 pct. Mereka memilih sekolah di rumah sendiri.

Inilah zaman ketika buruh pengebor minyak menjadi buruh fracking. Dari drilling ke fracking. Sebuah teknik baru untuk mendapatkan sumber minyak. Atau gas. Sebuah penemuan yang ternyata mampu menyerap tenaga kerja jauh lebih besar.

Inilah zaman ketika penduduk merasa kian tidak aman. Oleh terorisme. Lalu keinginan memiliki senjata pribadi lebih besar. Sekarang saja mencapai 13 juta orang.

Inilah zaman ketika perokok dengan cepat pindah ke rokok elektronik. Dengan jumlah pengisap sudah mencapai 10 juta orang.

’’Apakah Hillary mampu memahami zaman baru itu?’’ tulis Norquist.

Hillary, kata seorang wartawan senior di sana, memang diakui cerdas sekali. Termasuk pandai dalam berargumen. Tapi, apakah dia memahami gejala baru di masyarakat itu?
Maka mungkin nanti ada kampanye negatif. Yang telak. Dan sangat pribadi. Untuk menggambarkan secara salah kepintaran Hillary dalam berdebat. Misalnya begini: Hillary memang punya mulut besar, tapi terbukti masih kalah dari mulut Lewinsky. (*)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/