25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 6 Juni

DANIL SIREGAR/SUMUT POS  HILAL: Petugas dari BMKG Sumut berusaha mengamati Rukyatul Hilal pertanda awal Ramadan 1436 H dari kantor Pemprovsu, Medan, Selasa (16/6).
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
HILAL: Petugas dari BMKG Sumut berusaha mengamati Rukyatul Hilal pertanda awal Ramadan 1436 H dari kantor Pemprovsu, Medan, Selasa (16/6/2015) lalu. Tahun 2016 ini, Muhammadiyah tetapkan awal Ramadan 6 Juni.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tahun lalu muncul prediksi, awal puasa (1 Ramadan) dan Lebaran (1 Syawal) bakal kompak hingga 2024 nanti. Namun ternyata, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan ada potensi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadan 1437 Hijriyah/2016 Masehi.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menuturkan, secara garis besar ada tiga sistem atau kriteria penetapan kalender hijriyah. Seperti penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, 1 Dzulhijjah, dan bulan-bulan kalender hijriyah lainnya. Ketiga kriteria itu adalah Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah, Imkanul Rukyah (tinggi hilal minimal 2 derajat) Nahdlatul Ulama (NU), dan kriteria Hisab-Rukyah (tinggi hilal 4-6 derajat) acuan Persis (Persatuan Islam).

Dari ketiga acuan itu, Thomas mengatakan, NU dan Muhammadiyah bakal kompak mengawali puasa pada 6 Juni. Pasalnya tinggi hilal pada 5 Juni sudah memenuhi kriteria pemantauan (rukyah) hilal.

“Namun dalam acuan Persis, tinggi hilal belum memenuhi kriteria,” katanya di Jakarta kemarin. Sehingga ada potensi Persis mengawali puasa 7 Juni.

Menurut Thomas, PP Muhammadiyah melalui sistem hisab dan kriteria Wujudul Hilal-nya, sudah memastikan 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni dan 1 Syawal pada 6 Juli. Sementara NU seperti biasa masih menunggu rukyah dan sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag).

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Machasin mengatakan, sidang isbat 1 Ramadan digelar 5 Juni. Sementara sidang isbat 1 Syawal digelar 4 Juli. Dia menuturkan, Ramadan tahun ini akan berdurasi 30 hari. Pasalnya posisi hilal pada 4 Juli masih minus. Sehingga durasi bulan puasa digenapkan (isti’mal) jadi 30 hari. “Sehingga insyallah 1 Syawal juga kompak 6 Juli,” tuturnya.

Machasin menjelaskan, masyarakat sudah tidak perlu lagi berdebat soal kompak dan perbedaan penetapan hari besar Islam. Sebab setiap ormas Islam memiliki kriteria sendiri. Khusus untuk Persis, Machasin mengatakan keputusan kapan 1 Ramadan merunut sidang isbat Kemenag. Baginya Persis belum pasti berbeda dalam mengawali bulan puasa. Di daerah tertentu, seperti di Jawa Barat, jamaah sangat banyak.

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Umar Fatkhurrohman, dalam jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Di Tiro, Kota Yogyakarta, Senin (18/4), mengatakan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1437 H jatuh pada Senin Pahing 6 Juni 2016.

Umar menjelaskan, ada tiga parameter untuk memperkirakan wujudul hilal (tampaknya pertanda awal bulan). Pertama harus sudah terjadi ijtimak atau konjungsi antara matahari dan bulan. Kedua, ijtimak harus terjadi sebelum matahari terbenam dan ketiga saat matahari terbenam, bulan belum terbenam.

Dari parameter itu, kemudian dilakukan penghitungan. Hasilnya, tiga parameter itu sudah terpenuhi. “Hasil penghitungan ijtimak sudah terjadi pada Minggu, 5 Juni 2016. Pada saat itu, hilal sudah akan tampak atau terwujud,” urainya.

Di dalam jumpa pers juga disebutkan, tanggal 1 Syawal 1437 H jatuh pada hari Rabu Pahing, 6 Juli 2016. Tanggal 1 Zulhijah 1437 H jatuh pada Sabtu Legi 3 September 2016. Hari Arafah (9 Zulhijah 1437 H) jatuh pada Ahad Wage 11 September 2016.

Sedangkan Idhul Adha (10 Zulhijah 1437 H) jatuh pada Senin Kliwon 12 September 2016.

“1 Ramadhan 1437 H sampai tanggal 1 Syawal 1437 H jadi puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari,” pungkas Umar. (wan/jpg/adz)

DANIL SIREGAR/SUMUT POS  HILAL: Petugas dari BMKG Sumut berusaha mengamati Rukyatul Hilal pertanda awal Ramadan 1436 H dari kantor Pemprovsu, Medan, Selasa (16/6).
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
HILAL: Petugas dari BMKG Sumut berusaha mengamati Rukyatul Hilal pertanda awal Ramadan 1436 H dari kantor Pemprovsu, Medan, Selasa (16/6/2015) lalu. Tahun 2016 ini, Muhammadiyah tetapkan awal Ramadan 6 Juni.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tahun lalu muncul prediksi, awal puasa (1 Ramadan) dan Lebaran (1 Syawal) bakal kompak hingga 2024 nanti. Namun ternyata, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan ada potensi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadan 1437 Hijriyah/2016 Masehi.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menuturkan, secara garis besar ada tiga sistem atau kriteria penetapan kalender hijriyah. Seperti penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, 1 Dzulhijjah, dan bulan-bulan kalender hijriyah lainnya. Ketiga kriteria itu adalah Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah, Imkanul Rukyah (tinggi hilal minimal 2 derajat) Nahdlatul Ulama (NU), dan kriteria Hisab-Rukyah (tinggi hilal 4-6 derajat) acuan Persis (Persatuan Islam).

Dari ketiga acuan itu, Thomas mengatakan, NU dan Muhammadiyah bakal kompak mengawali puasa pada 6 Juni. Pasalnya tinggi hilal pada 5 Juni sudah memenuhi kriteria pemantauan (rukyah) hilal.

“Namun dalam acuan Persis, tinggi hilal belum memenuhi kriteria,” katanya di Jakarta kemarin. Sehingga ada potensi Persis mengawali puasa 7 Juni.

Menurut Thomas, PP Muhammadiyah melalui sistem hisab dan kriteria Wujudul Hilal-nya, sudah memastikan 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni dan 1 Syawal pada 6 Juli. Sementara NU seperti biasa masih menunggu rukyah dan sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag).

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Machasin mengatakan, sidang isbat 1 Ramadan digelar 5 Juni. Sementara sidang isbat 1 Syawal digelar 4 Juli. Dia menuturkan, Ramadan tahun ini akan berdurasi 30 hari. Pasalnya posisi hilal pada 4 Juli masih minus. Sehingga durasi bulan puasa digenapkan (isti’mal) jadi 30 hari. “Sehingga insyallah 1 Syawal juga kompak 6 Juli,” tuturnya.

Machasin menjelaskan, masyarakat sudah tidak perlu lagi berdebat soal kompak dan perbedaan penetapan hari besar Islam. Sebab setiap ormas Islam memiliki kriteria sendiri. Khusus untuk Persis, Machasin mengatakan keputusan kapan 1 Ramadan merunut sidang isbat Kemenag. Baginya Persis belum pasti berbeda dalam mengawali bulan puasa. Di daerah tertentu, seperti di Jawa Barat, jamaah sangat banyak.

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Umar Fatkhurrohman, dalam jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Di Tiro, Kota Yogyakarta, Senin (18/4), mengatakan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1437 H jatuh pada Senin Pahing 6 Juni 2016.

Umar menjelaskan, ada tiga parameter untuk memperkirakan wujudul hilal (tampaknya pertanda awal bulan). Pertama harus sudah terjadi ijtimak atau konjungsi antara matahari dan bulan. Kedua, ijtimak harus terjadi sebelum matahari terbenam dan ketiga saat matahari terbenam, bulan belum terbenam.

Dari parameter itu, kemudian dilakukan penghitungan. Hasilnya, tiga parameter itu sudah terpenuhi. “Hasil penghitungan ijtimak sudah terjadi pada Minggu, 5 Juni 2016. Pada saat itu, hilal sudah akan tampak atau terwujud,” urainya.

Di dalam jumpa pers juga disebutkan, tanggal 1 Syawal 1437 H jatuh pada hari Rabu Pahing, 6 Juli 2016. Tanggal 1 Zulhijah 1437 H jatuh pada Sabtu Legi 3 September 2016. Hari Arafah (9 Zulhijah 1437 H) jatuh pada Ahad Wage 11 September 2016.

Sedangkan Idhul Adha (10 Zulhijah 1437 H) jatuh pada Senin Kliwon 12 September 2016.

“1 Ramadhan 1437 H sampai tanggal 1 Syawal 1437 H jadi puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari,” pungkas Umar. (wan/jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/