30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Seribu Alhamdulillah & Membuat Satu Langkah

Seorang pengusaha dari Semarang membuktikan kekhawatiran para fund manager dari seluruh dunia itu. Saya lagi sarapan dengan dia di hotel Tentrem Jogja Sabtu lalu. Sebelum saya ke Singapura. Dia menceritakan ketakutan teman-temannya yang akan membeli properti. Kenapa? Karena diusut dari mana asal uang untuk membeli properti itu. Harus bisa membuktikannya. Kalau tidak, uang untuk beli rumah itu harus dipotong 30 persen sebagai pajaknya.

Sebetulnya, menurut pendapat saya, langkah keras seperti itu bagus. Dan harus dilakukan. Hanya saja kok kebetulan kekerasan itu dilakukan di saat yang situasinya kurang pas.

Akibatnya para pemilik uang memilih menukarkan uang mereka ke dolar. Lalu menyimpannya dalam bentuk dolar. Ini membuat rupiah kita kian tidak dipercaya. Dan membuat properti hancur. Termasuk bisnis turunannya. Termasuk lapangan kerjanya. Tukang-tukang batunya.

Minggu lalu, kata mereka, fund manager yang sama kumpul lagi di Hongkong. Mereka memang berkumpul setahun dua kali. Indonesia kembali menjadi salah satu yang dibahas. Mereka tetap ingin Indonesia maju. Agar bisnis mereka juga maju. “Nama Anda banyak disebut di forum itu,” ujar seorang fund manager kepada saya. “Sebagai contoh ketidak pastian,” tambahnya.

Tapi mereka juga melihat akhir-akhir ini situasi Indonesia sedikit membaik. Tentu dengan harapan bisa lebih baik lagi. Indonesia, kata mereka, bisa tumbuh 4,5 persen.

Saya sepenuhnya setuju dengan kesimpulan itu. Situasi membaik. Dan bisa tumbuh 4,5 persen.

Menurut saya, bisa tumbuh 4,5 persen itu sudah bagus. Bagus sekali. Jangan malu. Toh dunia memang lagi sakit. Bisa tumbuh 4,5 persen harus kita terima dengan gembira. Harus kita syukuri. Kalau perlu dengan membaca alhamdulillah 1000 kali.

Memang tunbuh 4,5 persen tidaklah seperti yang kita harapkan. Bahkan jauh dari janji kampanye. Tapi jangan diungkit-ungkit soal itu. Tidak ada manfaatnya. Bisa tumbuh 4,5 persen adalah prestasi di saat sulit.

Baiknya kita fokus melihat tahun depan. Sisa tiga bulan di tahun 2015 ini kita konsentrasikan untuk membuat landasan tahun depan. Salah satunya adalah ini: pengampunan pajak! Pengampunan pajak dulu, kemudian bertindak keras.

Kehebatan satu langkah pengampunan pajak ini akan mengalahkan berapa pun banyaknya paket kebijakan ekonomi lainnya!
Mari kita sambut pertumbuhan 4,5 persen dengan seribu alhamdulillah. (*)

Seorang pengusaha dari Semarang membuktikan kekhawatiran para fund manager dari seluruh dunia itu. Saya lagi sarapan dengan dia di hotel Tentrem Jogja Sabtu lalu. Sebelum saya ke Singapura. Dia menceritakan ketakutan teman-temannya yang akan membeli properti. Kenapa? Karena diusut dari mana asal uang untuk membeli properti itu. Harus bisa membuktikannya. Kalau tidak, uang untuk beli rumah itu harus dipotong 30 persen sebagai pajaknya.

Sebetulnya, menurut pendapat saya, langkah keras seperti itu bagus. Dan harus dilakukan. Hanya saja kok kebetulan kekerasan itu dilakukan di saat yang situasinya kurang pas.

Akibatnya para pemilik uang memilih menukarkan uang mereka ke dolar. Lalu menyimpannya dalam bentuk dolar. Ini membuat rupiah kita kian tidak dipercaya. Dan membuat properti hancur. Termasuk bisnis turunannya. Termasuk lapangan kerjanya. Tukang-tukang batunya.

Minggu lalu, kata mereka, fund manager yang sama kumpul lagi di Hongkong. Mereka memang berkumpul setahun dua kali. Indonesia kembali menjadi salah satu yang dibahas. Mereka tetap ingin Indonesia maju. Agar bisnis mereka juga maju. “Nama Anda banyak disebut di forum itu,” ujar seorang fund manager kepada saya. “Sebagai contoh ketidak pastian,” tambahnya.

Tapi mereka juga melihat akhir-akhir ini situasi Indonesia sedikit membaik. Tentu dengan harapan bisa lebih baik lagi. Indonesia, kata mereka, bisa tumbuh 4,5 persen.

Saya sepenuhnya setuju dengan kesimpulan itu. Situasi membaik. Dan bisa tumbuh 4,5 persen.

Menurut saya, bisa tumbuh 4,5 persen itu sudah bagus. Bagus sekali. Jangan malu. Toh dunia memang lagi sakit. Bisa tumbuh 4,5 persen harus kita terima dengan gembira. Harus kita syukuri. Kalau perlu dengan membaca alhamdulillah 1000 kali.

Memang tunbuh 4,5 persen tidaklah seperti yang kita harapkan. Bahkan jauh dari janji kampanye. Tapi jangan diungkit-ungkit soal itu. Tidak ada manfaatnya. Bisa tumbuh 4,5 persen adalah prestasi di saat sulit.

Baiknya kita fokus melihat tahun depan. Sisa tiga bulan di tahun 2015 ini kita konsentrasikan untuk membuat landasan tahun depan. Salah satunya adalah ini: pengampunan pajak! Pengampunan pajak dulu, kemudian bertindak keras.

Kehebatan satu langkah pengampunan pajak ini akan mengalahkan berapa pun banyaknya paket kebijakan ekonomi lainnya!
Mari kita sambut pertumbuhan 4,5 persen dengan seribu alhamdulillah. (*)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/