26 C
Medan
Monday, February 17, 2025

Wanita Mongol Itu Kembali Nongol

Pengusutan komisi ini berhenti. Karena Amina sudah mati. Laporan keluarga Amina menjadi bukti permulaan. Dalam laporan itu disertakan foto. Amina bersama Abdul Razak. Dan satu pejabat pemerintah. Itulah Najib. Lalu Abdul Razak jadi tersangka. Tapi dibebaskan. Tidak cukup bukti. Lalu siapa pembunuhnya?

Ditemukanlah tersangkanya. Dua polisi. Dari satuan khusus. Termasuk pemberantas terorisme. Yang bertugas di kantor perdana menteri. Salah satunya kopral Sirul Azhar, 30 tahun.

Sirul dituntut dijatuhi hukuman mati. Bentuknya: digantung sampai mati.

Dalam pembelaannya Sirul mengungkapkan perasaan terdalamnya. Agar hakim tidak menjatuhinya hukuman mati. ”Saya ini seperti kambing hitam yang harus jadi korban,” katanya. ”Untuk melindungi seseorang yang tidak pernah dibawa ke pengadilan. Juga tidak pernah didengar keterangannya,” tambahnya.

Sirul melanjutkan alibinya. ”Untuk tujuan apa saya menyakiti orang apalagi membunuhnya,” katanya.

Tapi hakim tidak mempercayai itu. Tetap menjatuhkan hukuman mati pada keduanya.

Anehnya, atau hebatnya, terdakwa biasa saja saat hakim menjatuhkan hukuman itu. Tidak ada ekspresi apa-apa. Seluruh keluarganya pun langsung menerima begitu saja.

Bahkan pihak keluarga perlu-perlunya menambahkan keterangan: semua itu tidak ada hubungannya dengan pilitik. Itu, tentu karena ada harapan. Pengadilan tinggi bisa diusahakan membebaskannya.

Dan benar. Seperti itu. Alasannya: semua pembunuhan ada motifnya. Dalam kasus ini tidak ada motif yang terungkap. Tak lama kemudian Sirul hilang. Saat Mahkamah Agung menyidangkan kasasinya Sirul tidak ada.

Ternyata Kopral Sirul di Australia. Sampai sekarang. Australia tidak akan mengirim pulang orang yang diancam hukuman mati.

Kelak, sebaiknya Sirul pulang. Kasihan keluarganya. Dan agar bisa menceritakan kejadian yang sebenarya.

Apalagi minggu lalu ada dua perkembangan baru: dari Australia Sirul menyatakan sudah siap untuk beberkan semua itu. Dari Mongolia presiden negara itu bersuara: minta diungkapkan kejadian yang sebenarnya.

Tas Hermes kelas Birkin sekali pun tidak akan bisa untuk menyimpan jenazah wanita Mongolia ini. Perlu seribu tas untuk bisa menampung seluruh bagian tubuhnya.

Kurang banyak tasmu, Rosma.(dis)

Pengusutan komisi ini berhenti. Karena Amina sudah mati. Laporan keluarga Amina menjadi bukti permulaan. Dalam laporan itu disertakan foto. Amina bersama Abdul Razak. Dan satu pejabat pemerintah. Itulah Najib. Lalu Abdul Razak jadi tersangka. Tapi dibebaskan. Tidak cukup bukti. Lalu siapa pembunuhnya?

Ditemukanlah tersangkanya. Dua polisi. Dari satuan khusus. Termasuk pemberantas terorisme. Yang bertugas di kantor perdana menteri. Salah satunya kopral Sirul Azhar, 30 tahun.

Sirul dituntut dijatuhi hukuman mati. Bentuknya: digantung sampai mati.

Dalam pembelaannya Sirul mengungkapkan perasaan terdalamnya. Agar hakim tidak menjatuhinya hukuman mati. ”Saya ini seperti kambing hitam yang harus jadi korban,” katanya. ”Untuk melindungi seseorang yang tidak pernah dibawa ke pengadilan. Juga tidak pernah didengar keterangannya,” tambahnya.

Sirul melanjutkan alibinya. ”Untuk tujuan apa saya menyakiti orang apalagi membunuhnya,” katanya.

Tapi hakim tidak mempercayai itu. Tetap menjatuhkan hukuman mati pada keduanya.

Anehnya, atau hebatnya, terdakwa biasa saja saat hakim menjatuhkan hukuman itu. Tidak ada ekspresi apa-apa. Seluruh keluarganya pun langsung menerima begitu saja.

Bahkan pihak keluarga perlu-perlunya menambahkan keterangan: semua itu tidak ada hubungannya dengan pilitik. Itu, tentu karena ada harapan. Pengadilan tinggi bisa diusahakan membebaskannya.

Dan benar. Seperti itu. Alasannya: semua pembunuhan ada motifnya. Dalam kasus ini tidak ada motif yang terungkap. Tak lama kemudian Sirul hilang. Saat Mahkamah Agung menyidangkan kasasinya Sirul tidak ada.

Ternyata Kopral Sirul di Australia. Sampai sekarang. Australia tidak akan mengirim pulang orang yang diancam hukuman mati.

Kelak, sebaiknya Sirul pulang. Kasihan keluarganya. Dan agar bisa menceritakan kejadian yang sebenarya.

Apalagi minggu lalu ada dua perkembangan baru: dari Australia Sirul menyatakan sudah siap untuk beberkan semua itu. Dari Mongolia presiden negara itu bersuara: minta diungkapkan kejadian yang sebenarnya.

Tas Hermes kelas Birkin sekali pun tidak akan bisa untuk menyimpan jenazah wanita Mongolia ini. Perlu seribu tas untuk bisa menampung seluruh bagian tubuhnya.

Kurang banyak tasmu, Rosma.(dis)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/