26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Wow… Cina dan Eropa Bakal Bangun ‘Desa’ di Bulan

Foto: Ilustrasi
Badan antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) bekerjasama dengan badan antariksa China akan membangun ‘Desa Bulan’ seperti gambar artis ini.

SUMUTPOS.CO – Pejabat antariksa China, Tian Yulong telah mengadakan perundingan dengan Badan Antariksa Eropa atau ESA untuk membangun permukiman manusia yang pertama di bulan.

ESA sebelum ini telah menggambarkan “Desa Bulan” itu sebagai pangkalan internasional untuk meluncurkan misi-misi penerbangan ke planet Mars.

“Masa depan perjalanan di antariksa memerlukan pemikiran baru,” kata Jan Woerner, CEO badan antariksa Eropa ESA. Rencananya adalah membangun pangkalan untuk penjelajahan bulan oleh manusia dan robot.

“Pangkalan itu nantinya akan menjadi semacam tempat persinggahan pesawat antariksa, dan bisa menjadi semacam “desa” di mana ada kegiatan penambangan bahan-bahan yang diperlukan, dan mungkin sekaligus untuk menarik pariwisata,” tambah Woerner.

“Saat ini, kita punya stasiun antariksa internasional, sebagai sarana kerjasama ininternasional, tapi proyek itu tidak akan berlangsung selamanya,” lanjutnya.

“Walaupun saya menggunakan istilah ‘Desa Bulan’, itu tidak berarti kita akan membangun rumah-rumah pribadi, gereja, balai kota dan bangunan lain. Ide saya adalah menyusun konsep tentang sebuah desa atau pemukiman, dimana orang-orang bekerja dan hidup bersama di tempat itu,” ujar Woerner.

Setelah membangun “Desa Bulan” itu, manusia akan bisa melanjutkan penjelajahan mereka ke sisi bulan yang tidak pernah tampak dari bumi.

“Belum pernah ada manusia yang mengunjungi bagian bulan itu,” imbuhnya.

Para pakar astronomi ingin membangun teleskop-teleskop radio disana karena tempat itu terlindung dari polusi gelombang radio yang berasal dari bumi. Kalau kita bisa membangun teleskop dengan menggunakan teknik-teknik inovatif seperti pencetakan tiga dimensi, mungkin dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat bulan, kita akan bisa melihat lebih jauh ke alam raya.

Kata Woerner lagi, manusiapun belum pernah mengunjungi kawasan-kawasan kutub di bulan, dimana telah ditemukan adanya lapisan es dari air.

“Air adalah bahan yang penting, karena kita bisa membuat bahan bakar roket dan juga zat asam darinya. Kedua bagian di bulan itu adalah tempat-tempat yang paling menarik dan berpotensi dilihat dari segi ilmiah,” tambah pejabat badan antariksa Eropa itu. (voa)

Foto: Ilustrasi
Badan antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) bekerjasama dengan badan antariksa China akan membangun ‘Desa Bulan’ seperti gambar artis ini.

SUMUTPOS.CO – Pejabat antariksa China, Tian Yulong telah mengadakan perundingan dengan Badan Antariksa Eropa atau ESA untuk membangun permukiman manusia yang pertama di bulan.

ESA sebelum ini telah menggambarkan “Desa Bulan” itu sebagai pangkalan internasional untuk meluncurkan misi-misi penerbangan ke planet Mars.

“Masa depan perjalanan di antariksa memerlukan pemikiran baru,” kata Jan Woerner, CEO badan antariksa Eropa ESA. Rencananya adalah membangun pangkalan untuk penjelajahan bulan oleh manusia dan robot.

“Pangkalan itu nantinya akan menjadi semacam tempat persinggahan pesawat antariksa, dan bisa menjadi semacam “desa” di mana ada kegiatan penambangan bahan-bahan yang diperlukan, dan mungkin sekaligus untuk menarik pariwisata,” tambah Woerner.

“Saat ini, kita punya stasiun antariksa internasional, sebagai sarana kerjasama ininternasional, tapi proyek itu tidak akan berlangsung selamanya,” lanjutnya.

“Walaupun saya menggunakan istilah ‘Desa Bulan’, itu tidak berarti kita akan membangun rumah-rumah pribadi, gereja, balai kota dan bangunan lain. Ide saya adalah menyusun konsep tentang sebuah desa atau pemukiman, dimana orang-orang bekerja dan hidup bersama di tempat itu,” ujar Woerner.

Setelah membangun “Desa Bulan” itu, manusia akan bisa melanjutkan penjelajahan mereka ke sisi bulan yang tidak pernah tampak dari bumi.

“Belum pernah ada manusia yang mengunjungi bagian bulan itu,” imbuhnya.

Para pakar astronomi ingin membangun teleskop-teleskop radio disana karena tempat itu terlindung dari polusi gelombang radio yang berasal dari bumi. Kalau kita bisa membangun teleskop dengan menggunakan teknik-teknik inovatif seperti pencetakan tiga dimensi, mungkin dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat bulan, kita akan bisa melihat lebih jauh ke alam raya.

Kata Woerner lagi, manusiapun belum pernah mengunjungi kawasan-kawasan kutub di bulan, dimana telah ditemukan adanya lapisan es dari air.

“Air adalah bahan yang penting, karena kita bisa membuat bahan bakar roket dan juga zat asam darinya. Kedua bagian di bulan itu adalah tempat-tempat yang paling menarik dan berpotensi dilihat dari segi ilmiah,” tambah pejabat badan antariksa Eropa itu. (voa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/