26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Keren! Homestay di Danau Toba Segera Naik Kelas

Foto: Dhev Fretes Bakkara/Sumut Pos Grup
Wisatawan mancanegara dan lokal tampak mengunjungi situs wisata bersejarah di Huta Siallagan, berada di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo,Samosir. Huta Siallagan terletak 150 m dari pinggiran Danau Toba, Pulau Samosir bagian Timur, berjarak 3 km dari Tuktuksiadong (pusat perhotelan) atau 5 km dari huta/kampung Tomok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Pekerjaan besar dan prioritas utama (top three) Menpar Arief Yahya di 2017, homestay desa wisata makin berlari kencang. Setelah disupport Kementerian BUMN, sekarang giliran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan dan BTN yang ikutan action.

Langkah konkritnya, menggarap Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah tidak layak huni di sekitar lokasi wisata Danau Toba, Tanjung Lesung  dan Bromo-Semeru-Tengger. Di tiap masing-masing lokasi wisata tersebut akan ada 100 rumah yang mendapatkan BSPS dengan nilai Rp 15 juta per rumah.

“Tahun 2017 ini kita akan start. Kami akan fokus menggarap homestay di sekitar lokasi wisata Danau Toba, Tanjung Lesung dan Bromo-Semeru-Tengger,” papar Direktur Perencanaan Penyediaan Perumahan Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Dedy Permadi, Rabu (26/4).

Kucuran dana pun siap digelontorkan. Masing masing lokasi tersebut nantinya akan diberikan stimulan dalam program BSPS sekitar 100 rumah, dengan bantuan sekitar Rp 15 juta per rumah.

Yang dibidik, apalagi kalau bukan peningkatan kualitas rumah penerima bantuan di wilayah destinasi wisata. Levelnya akan didorong naik kelas. Dari yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni.

“Dana maksimal per rumah mencapai Rp 15  juta dengan kriteria rumah rusak berat. Output kegiatan kami, rumah tesebut menjadi layak huni dan outcome-nya rumah tersebut bisa terhuni,” katanya.

Kementerian PUPR juga terus berupaya agar kegiatan terkait program infrastruktur dan perumahan bisa disinkronkan serta mendukung kegiatan di Kementerian lain seperti di Kementerian Pariwisata.

Dengan adanya bedah rumah tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas tempat tinggalnya sehingga dapat membantu menarik wisatawan untuk berkunjung sekaligus mendukung Program Satu Juta Rumah.

“Salah satu syarat dari kami untuk dapat memperoleh bantuan stimulan adalah rumah dan tanah tersebut milik sendiri. Ini untuk membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan penghasilan maksimal Rp 2,3 juta,” ungkapnya.

Foto: Dhev Fretes Bakkara/Sumut Pos Grup
Wisatawan mancanegara dan lokal tampak mengunjungi situs wisata bersejarah di Huta Siallagan, berada di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo,Samosir. Huta Siallagan terletak 150 m dari pinggiran Danau Toba, Pulau Samosir bagian Timur, berjarak 3 km dari Tuktuksiadong (pusat perhotelan) atau 5 km dari huta/kampung Tomok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Pekerjaan besar dan prioritas utama (top three) Menpar Arief Yahya di 2017, homestay desa wisata makin berlari kencang. Setelah disupport Kementerian BUMN, sekarang giliran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan dan BTN yang ikutan action.

Langkah konkritnya, menggarap Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah tidak layak huni di sekitar lokasi wisata Danau Toba, Tanjung Lesung  dan Bromo-Semeru-Tengger. Di tiap masing-masing lokasi wisata tersebut akan ada 100 rumah yang mendapatkan BSPS dengan nilai Rp 15 juta per rumah.

“Tahun 2017 ini kita akan start. Kami akan fokus menggarap homestay di sekitar lokasi wisata Danau Toba, Tanjung Lesung dan Bromo-Semeru-Tengger,” papar Direktur Perencanaan Penyediaan Perumahan Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Dedy Permadi, Rabu (26/4).

Kucuran dana pun siap digelontorkan. Masing masing lokasi tersebut nantinya akan diberikan stimulan dalam program BSPS sekitar 100 rumah, dengan bantuan sekitar Rp 15 juta per rumah.

Yang dibidik, apalagi kalau bukan peningkatan kualitas rumah penerima bantuan di wilayah destinasi wisata. Levelnya akan didorong naik kelas. Dari yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni.

“Dana maksimal per rumah mencapai Rp 15  juta dengan kriteria rumah rusak berat. Output kegiatan kami, rumah tesebut menjadi layak huni dan outcome-nya rumah tersebut bisa terhuni,” katanya.

Kementerian PUPR juga terus berupaya agar kegiatan terkait program infrastruktur dan perumahan bisa disinkronkan serta mendukung kegiatan di Kementerian lain seperti di Kementerian Pariwisata.

Dengan adanya bedah rumah tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas tempat tinggalnya sehingga dapat membantu menarik wisatawan untuk berkunjung sekaligus mendukung Program Satu Juta Rumah.

“Salah satu syarat dari kami untuk dapat memperoleh bantuan stimulan adalah rumah dan tanah tersebut milik sendiri. Ini untuk membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan penghasilan maksimal Rp 2,3 juta,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/