25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Tulang Rusuk untuk Hidung

Jhonny Lameon, bocah yang masih berusia 7 tahun, akhirnya bisa bermain layaknya anak seusianya. Benjolan besar di wajahnya dapat dioperasin
Dokter menyebut penyakitnya sebagai frontonasal encephalocele. Yaitu, kelainan bawaan sejak lahir berupa kesalahan pembentukan organ yang biasanya berbentuk benjolan.

Ilustrasi //Sumut Pos
Ilustrasi //Sumut Pos

Pada kasus Lameon, kelainannya terdapat di bagian hidung atau nasal. Kelainan yang dideritanya sejak lahir itu membuat bocah asal Filipina tersebut tidak leluasa bergerak.

Dia sejatinya ingin bermain dan berlarian seperti teman-temannya. Namun, benjolan besar di kepala menghalangi keinginan Lameon. Bahkan, untuk makan dan minum saja, dia mengalami kesulitan. Keterbatasan ekonomi pun membikin orang tuanya tidak mampu mengoperasi Lameon.

Untungnya, organisasi non pemerintah (NGO) Interplast menemukannya. Bekerja sama dengan Children First Foundation, mereka membawa Lameon ke Rumah Sakit Anak Monash, Melbourne, Australia. Alasannya, operasi semacam itu rumit dan belum ada di Filipina.

James Leong, dokter bedah plastik Rumah Sakit Anak Monash, menyatakan bahwa kondisi seperti Lameon tersebut jarang terjadi. Hanya satu di antara 10 ribu kelahiran yang mungkin mengalami kelainan itu.

Empat dokter bedah akhirnya mengoperasi Lameon selama 8 jam pada Maret lalu. Operasi tidak hanya mengangkat benjolan, tetapi juga mengonstruksi wajah Lameon sehingga mendekati normal. Pihak rumah sakit baru mengumumkan kondisi Lameon yang terkini kemarin (3/7).

“Operasinya lumayan kompleks. Kami bisa mengangkat benjolan dan mengonstruksi wajahnya dengan membelah tulang di antara mata. Kami juga mengambil tulang rusuk untuk merekonstruksi hidungnya,” ujar James Leong.

Seusai operasi, Lameon direhabilitasi. Hingga kini, dia siap hidup normal layaknya anak-anak seusianya. “Kami berharap, setelah ini, kualitas hidupnya bisa meningkat pesat,” tutur Leong. (AFP/sha/c14/tia)

Jhonny Lameon, bocah yang masih berusia 7 tahun, akhirnya bisa bermain layaknya anak seusianya. Benjolan besar di wajahnya dapat dioperasin
Dokter menyebut penyakitnya sebagai frontonasal encephalocele. Yaitu, kelainan bawaan sejak lahir berupa kesalahan pembentukan organ yang biasanya berbentuk benjolan.

Ilustrasi //Sumut Pos
Ilustrasi //Sumut Pos

Pada kasus Lameon, kelainannya terdapat di bagian hidung atau nasal. Kelainan yang dideritanya sejak lahir itu membuat bocah asal Filipina tersebut tidak leluasa bergerak.

Dia sejatinya ingin bermain dan berlarian seperti teman-temannya. Namun, benjolan besar di kepala menghalangi keinginan Lameon. Bahkan, untuk makan dan minum saja, dia mengalami kesulitan. Keterbatasan ekonomi pun membikin orang tuanya tidak mampu mengoperasi Lameon.

Untungnya, organisasi non pemerintah (NGO) Interplast menemukannya. Bekerja sama dengan Children First Foundation, mereka membawa Lameon ke Rumah Sakit Anak Monash, Melbourne, Australia. Alasannya, operasi semacam itu rumit dan belum ada di Filipina.

James Leong, dokter bedah plastik Rumah Sakit Anak Monash, menyatakan bahwa kondisi seperti Lameon tersebut jarang terjadi. Hanya satu di antara 10 ribu kelahiran yang mungkin mengalami kelainan itu.

Empat dokter bedah akhirnya mengoperasi Lameon selama 8 jam pada Maret lalu. Operasi tidak hanya mengangkat benjolan, tetapi juga mengonstruksi wajah Lameon sehingga mendekati normal. Pihak rumah sakit baru mengumumkan kondisi Lameon yang terkini kemarin (3/7).

“Operasinya lumayan kompleks. Kami bisa mengangkat benjolan dan mengonstruksi wajahnya dengan membelah tulang di antara mata. Kami juga mengambil tulang rusuk untuk merekonstruksi hidungnya,” ujar James Leong.

Seusai operasi, Lameon direhabilitasi. Hingga kini, dia siap hidup normal layaknya anak-anak seusianya. “Kami berharap, setelah ini, kualitas hidupnya bisa meningkat pesat,” tutur Leong. (AFP/sha/c14/tia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/