Boleh dikatakan, semua orang punya makanan favorit. Tetapi bagaimana bila ada yang ketagihan makan paku? Itulah yang terjadi pada Yunsheng Longn
Selera anehnya ini berawal ketika ia bekerja untuk penampilan sirkus 32 tahun lalu. Saat itu ia nekat memakan perkakas, beling, dan mengunyah porselen. Ternyata Yunsheng malah ketagihan dan menjadikan “menu besi” tersebut sebagai camilan sehari-hari.
Bahkan pria berusia 49 tahun itu mengaku memiliki menu favorit. Ia sangat menyukai paku yang masih baru dan dilumuri sedikit minyak. “Rasanya lebih enak daripada paku yang sudah berkarat. Saya merasa seperti makan salad,” kata Yunsheng.
Normalnya, seseorang pasti akan sakit jika tidak segera memuntahkan paku yang tertelan. Tapi pria asal Tiongkok yang sudah puluhan tahun memakan paku ini tidak merasa sakit meski tak tahu bagaimana lambungnya bisa mencernanya.
“Saya punya tenggorokan seperti besi, dan perut seperti beton,” tambah Yunsheng. “Semua yang saya makan terus dicerna begitu saja, saya merasa tidak pernah sakit tetapi saya juga tak tahu bagaimana paku yang kumakan lewat.”
Walau tidak pernah mengeluh tentang kesehatannya, Yunsheng tidak menyarankan orang lain untuk meniru perilakunya. “Tidak semua orang dapat memakan ini, jadi jangan pernah kau lakukan di rumah,” ungkapnya. (bbs/tom)
Boleh dikatakan, semua orang punya makanan favorit. Tetapi bagaimana bila ada yang ketagihan makan paku? Itulah yang terjadi pada Yunsheng Longn
Selera anehnya ini berawal ketika ia bekerja untuk penampilan sirkus 32 tahun lalu. Saat itu ia nekat memakan perkakas, beling, dan mengunyah porselen. Ternyata Yunsheng malah ketagihan dan menjadikan “menu besi” tersebut sebagai camilan sehari-hari.
Bahkan pria berusia 49 tahun itu mengaku memiliki menu favorit. Ia sangat menyukai paku yang masih baru dan dilumuri sedikit minyak. “Rasanya lebih enak daripada paku yang sudah berkarat. Saya merasa seperti makan salad,” kata Yunsheng.
Normalnya, seseorang pasti akan sakit jika tidak segera memuntahkan paku yang tertelan. Tapi pria asal Tiongkok yang sudah puluhan tahun memakan paku ini tidak merasa sakit meski tak tahu bagaimana lambungnya bisa mencernanya.
“Saya punya tenggorokan seperti besi, dan perut seperti beton,” tambah Yunsheng. “Semua yang saya makan terus dicerna begitu saja, saya merasa tidak pernah sakit tetapi saya juga tak tahu bagaimana paku yang kumakan lewat.”
Walau tidak pernah mengeluh tentang kesehatannya, Yunsheng tidak menyarankan orang lain untuk meniru perilakunya. “Tidak semua orang dapat memakan ini, jadi jangan pernah kau lakukan di rumah,” ungkapnya. (bbs/tom)