25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sasar Turis Nomad, Milenial, & Keluarga

MENINJAU Menpar Arief Yahya saat meninjau pembangunan Kaldera Toba di Kabupaten Toba Samosir, Jumat (19/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya, M.Sc, meninjau perkembangan pembangunan The Kaldera Toba Nomadic Escape di Sibisa, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, Jumat (19/7). Ia mengatakan, kawasan itu akan menjadi objek wisata unggulan kelas dunia di Danau Toba. Di sana akan didirikan hotel mewah berbintang 5 dan resort khas etnis Batak.

“DI SINI (Kaldera Toba) yang paling bagus. Kini investor mulai banyak masuk ke kawasan Danau Toba. Dalam waktu dekat, ada 7 hotel dan resort dengan fasilitas dunia kita akan bangun. Segmen utama wisatawan yan disasar adalah para nomad, milenial dan family,” tutur Arief kepada wartawan di lokasi The Kaldera.

Destinasi dengan nilai investasi sekitar Rp6,7 triliun itu menyediakan beberapa fasilitas di antaranya 15 Tenda Belt, 2 Cabin, 2 Tenda Bubble, 1 Ecopod, dan area parkir untuk campervan atau motorhome. Dasilitas lainnya adalah Kaldera Amfiteater dengan kapasitas 250 orang. Ada juga Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, dan toilet umum berkelas.

“Dari Bandara Silangit, wisatawan hanya perlu menempuh 2 jam perjalanan. Dari Balige sekitar 1 jam 30 menit atau 20 menit dari Parapat. Sedangkan dari Bandara Sibisa, hanya memakan waktu 10 menit,” cetus Arief bangga.

Selain menarik wisatawan nusantara, kehadiran The Kaldera Toba Nomadic Escape ini diharapkan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara. “Targetnya wisatawan Malaysia, Singapura, dan Eropa,” lanjutnya.

Dari lokasi The Kaldera Toba Nomadic Escape, pengunjung bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton yang berada di bawah The Kaldera. Kanan dan kirinya diapit bukit dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir. The Kaldera diperkirakan dapat menampung 50 wisatawan menginap di fasilitas glampingnya. Glamping adalah gabungan dua kata dari ‘glamour’ dan ‘camping’, merujuk pada suatu bentuk perkemahan modern dengan menggabungkan esensi alam dan dengan adanya fasilitas yang memadai.

Pembangunan destinasi The Kaldera Toba Nomadic Escape telah dilakukan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sejak awal 2019. Tepatnya setelah penyerahan sertifikat hak pengelolaan lahan (HPL) tahap I seluas 279 hektare dari 386,72 hektare, di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Desember 2018 lalu.

Direktur Utama (Dirut) BPODT, Arie Prasetyo, mengungkapkan sejak menerima HPL, pembangunan fisik terus dilakukan dengan fokus pada lahan seluas lebih kurang 2 hektare.

Di bawah arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Pariwisata, BPODT mengawali pembangunan Sibisa Integrated Resort, yang juga kawasan destinasi wisata Danau Toba.

“Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Toba Caldera Reserve, Sibisa Airport, dan Desa Wisata Sigapiton untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pada peresmian Toba Nomadic Escape, BPODT menyiapkan 10 buah Bell Tents dan 2 unit Cabin untuk tamu yang akan menginap,” jelas Arie.

Sertifikat UGG Danau Toba

Untuk menunjang pariwisata Danau Toba yang masuk daftar 4 destinasi wisata nasional superprioritas yang akan dibangun, Menpar Arief Yahya mengatakan, sertifikat UNESCO Global Geopark (UGG) bakal ampuh menertibkan Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Danau Toba.

“Poin penting untuk mendapatkan pengakuan dunia atas Danau Toba sebagai warisan geologi, adalah kondisi alam atau lingkungan bersih dan tidak tercemar,” cetusnya.

Permasalahan KJA menurutnya sudah menjadi fokus pemerintah pusat, pemerintahan provinsi (Pemprov) Sumut, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat di Danau Toba, dan para penggiat lingkungan. “Kondisi Danau Toba tengah dikaji, dan KJA segera ditertibkan,” tegasnya.

Tindakan tegas menurutnya harus segera diambil. Bila tidak, danau terbesar di Asia itu bakal sulit mendapatkan sertifikat dan pengakuan dari UGG. “Kalau kita tidak berani ke UGG, pencemaran akan bertambah,” ungkap Arief Yahya .

Peran Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menurutnya sangat strategis untuk segera membuat regulasi yang jelas tentang penertibkan KJA, dibackup pemerintah pusat.

“Kalau saya analogikan, saya datang ke Danau Tondano, Sulawesi Utara. Ada yang tanya, bagaimana cara menghilangkan enceng gondok? Saya bilang, ‘kalau tidak berani mengadakan event di Tondano, seumur- umur Tondano ini akan seperti ini. Hadapi saja. Undang saja UNESCO. Nanti akan bersih. Soalnya kalau nggak bersih, nggak keluar sertifikat,” jelas Arief.

Arief optimis tahun 2019 ini, Danau Toba akan memperoleh sertifikat UGG tersebut. Jika sudah diperoleh, status UGG akan menjadi marketing bagi Kemenpar untuk membangkit industri pariwisata di danau terbesar vulkanik di dunia itu, untuk mendatang wisatawan mancanegara (wisman) dengan jumlah yang besar.

“Nah kalau sertifikat UGG sudah dapat, Danau Toba sudah kelas dunia. Saat ini tim dari Pemprov Sumut, Kemenpar, Kemenko Maritim, sedang berjuang,” jelas Arief.

Bangun Sirkuit Moto GP

Danau Toba dinilai memiliki potensi besar untuk penyelenggaraan Sport Tourism kelas dunia. Dengan event internasional, market pariwisatanya sudah jelas.

“Sport tourism sangat cocok di sini. Seperti Triathlon level dunia. Pointnya itu. Nanti atraksinya silakan bapak gubernur berkretifitas. Mikirnya harus kelas dunia. Seperti Moto GP atau Triatlon dunia,” ungkap Arief didampangi Gubenur Sumut, Edy Rahmayadi, kemarin.

Arief yakin dan optimis Pemprovsu mampu menggelar atraksi kelas dunia seperti Moto GP. Di mana sirkuit dibangun dengan pemandangan pesona keindahan alam Danau Toba. “Pak Gubernur pasti bisa. Wong Ketua PSSI, kok. Iya ‘kan ,” tutur Arif, disambut senyum oleh Edy.

Arief juga meminta bantuan Pemprov Sumut membangun infrastruktur di kawasan Danau Toba, berupa perbaikan akses jalan yang masih rusak. (gus)

MENINJAU Menpar Arief Yahya saat meninjau pembangunan Kaldera Toba di Kabupaten Toba Samosir, Jumat (19/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya, M.Sc, meninjau perkembangan pembangunan The Kaldera Toba Nomadic Escape di Sibisa, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, Jumat (19/7). Ia mengatakan, kawasan itu akan menjadi objek wisata unggulan kelas dunia di Danau Toba. Di sana akan didirikan hotel mewah berbintang 5 dan resort khas etnis Batak.

“DI SINI (Kaldera Toba) yang paling bagus. Kini investor mulai banyak masuk ke kawasan Danau Toba. Dalam waktu dekat, ada 7 hotel dan resort dengan fasilitas dunia kita akan bangun. Segmen utama wisatawan yan disasar adalah para nomad, milenial dan family,” tutur Arief kepada wartawan di lokasi The Kaldera.

Destinasi dengan nilai investasi sekitar Rp6,7 triliun itu menyediakan beberapa fasilitas di antaranya 15 Tenda Belt, 2 Cabin, 2 Tenda Bubble, 1 Ecopod, dan area parkir untuk campervan atau motorhome. Dasilitas lainnya adalah Kaldera Amfiteater dengan kapasitas 250 orang. Ada juga Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, dan toilet umum berkelas.

“Dari Bandara Silangit, wisatawan hanya perlu menempuh 2 jam perjalanan. Dari Balige sekitar 1 jam 30 menit atau 20 menit dari Parapat. Sedangkan dari Bandara Sibisa, hanya memakan waktu 10 menit,” cetus Arief bangga.

Selain menarik wisatawan nusantara, kehadiran The Kaldera Toba Nomadic Escape ini diharapkan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara. “Targetnya wisatawan Malaysia, Singapura, dan Eropa,” lanjutnya.

Dari lokasi The Kaldera Toba Nomadic Escape, pengunjung bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton yang berada di bawah The Kaldera. Kanan dan kirinya diapit bukit dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir. The Kaldera diperkirakan dapat menampung 50 wisatawan menginap di fasilitas glampingnya. Glamping adalah gabungan dua kata dari ‘glamour’ dan ‘camping’, merujuk pada suatu bentuk perkemahan modern dengan menggabungkan esensi alam dan dengan adanya fasilitas yang memadai.

Pembangunan destinasi The Kaldera Toba Nomadic Escape telah dilakukan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sejak awal 2019. Tepatnya setelah penyerahan sertifikat hak pengelolaan lahan (HPL) tahap I seluas 279 hektare dari 386,72 hektare, di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Desember 2018 lalu.

Direktur Utama (Dirut) BPODT, Arie Prasetyo, mengungkapkan sejak menerima HPL, pembangunan fisik terus dilakukan dengan fokus pada lahan seluas lebih kurang 2 hektare.

Di bawah arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Pariwisata, BPODT mengawali pembangunan Sibisa Integrated Resort, yang juga kawasan destinasi wisata Danau Toba.

“Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Toba Caldera Reserve, Sibisa Airport, dan Desa Wisata Sigapiton untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pada peresmian Toba Nomadic Escape, BPODT menyiapkan 10 buah Bell Tents dan 2 unit Cabin untuk tamu yang akan menginap,” jelas Arie.

Sertifikat UGG Danau Toba

Untuk menunjang pariwisata Danau Toba yang masuk daftar 4 destinasi wisata nasional superprioritas yang akan dibangun, Menpar Arief Yahya mengatakan, sertifikat UNESCO Global Geopark (UGG) bakal ampuh menertibkan Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Danau Toba.

“Poin penting untuk mendapatkan pengakuan dunia atas Danau Toba sebagai warisan geologi, adalah kondisi alam atau lingkungan bersih dan tidak tercemar,” cetusnya.

Permasalahan KJA menurutnya sudah menjadi fokus pemerintah pusat, pemerintahan provinsi (Pemprov) Sumut, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat di Danau Toba, dan para penggiat lingkungan. “Kondisi Danau Toba tengah dikaji, dan KJA segera ditertibkan,” tegasnya.

Tindakan tegas menurutnya harus segera diambil. Bila tidak, danau terbesar di Asia itu bakal sulit mendapatkan sertifikat dan pengakuan dari UGG. “Kalau kita tidak berani ke UGG, pencemaran akan bertambah,” ungkap Arief Yahya .

Peran Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menurutnya sangat strategis untuk segera membuat regulasi yang jelas tentang penertibkan KJA, dibackup pemerintah pusat.

“Kalau saya analogikan, saya datang ke Danau Tondano, Sulawesi Utara. Ada yang tanya, bagaimana cara menghilangkan enceng gondok? Saya bilang, ‘kalau tidak berani mengadakan event di Tondano, seumur- umur Tondano ini akan seperti ini. Hadapi saja. Undang saja UNESCO. Nanti akan bersih. Soalnya kalau nggak bersih, nggak keluar sertifikat,” jelas Arief.

Arief optimis tahun 2019 ini, Danau Toba akan memperoleh sertifikat UGG tersebut. Jika sudah diperoleh, status UGG akan menjadi marketing bagi Kemenpar untuk membangkit industri pariwisata di danau terbesar vulkanik di dunia itu, untuk mendatang wisatawan mancanegara (wisman) dengan jumlah yang besar.

“Nah kalau sertifikat UGG sudah dapat, Danau Toba sudah kelas dunia. Saat ini tim dari Pemprov Sumut, Kemenpar, Kemenko Maritim, sedang berjuang,” jelas Arief.

Bangun Sirkuit Moto GP

Danau Toba dinilai memiliki potensi besar untuk penyelenggaraan Sport Tourism kelas dunia. Dengan event internasional, market pariwisatanya sudah jelas.

“Sport tourism sangat cocok di sini. Seperti Triathlon level dunia. Pointnya itu. Nanti atraksinya silakan bapak gubernur berkretifitas. Mikirnya harus kelas dunia. Seperti Moto GP atau Triatlon dunia,” ungkap Arief didampangi Gubenur Sumut, Edy Rahmayadi, kemarin.

Arief yakin dan optimis Pemprovsu mampu menggelar atraksi kelas dunia seperti Moto GP. Di mana sirkuit dibangun dengan pemandangan pesona keindahan alam Danau Toba. “Pak Gubernur pasti bisa. Wong Ketua PSSI, kok. Iya ‘kan ,” tutur Arif, disambut senyum oleh Edy.

Arief juga meminta bantuan Pemprov Sumut membangun infrastruktur di kawasan Danau Toba, berupa perbaikan akses jalan yang masih rusak. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/