25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Geopark Kaldera Toba Ikon Wisata Sumut

Geopark Kaldera Toba Ikon Wisata Sumut
Geopark Kaldera Toba Ikon Wisata Sumut

MEDAN – Taman bumi atau “geopark” Kaldera Toba akan dijadikan ikon pariwisata Sumatera Utara. Geopark Kaldera Toba memiliki keunggulan tujuan wisata yang merupakan perpaduan serasi antara potensi alam dan dan kekayaan budaya.

Hal itu dikatan Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli  Gubsu Dr H Arsyad Lubis MM,  di halaman Kantor Gubsu,Senin (27/5).

Danau yang terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara ini memiliki lokasi-lokasi wisata bertaraf internasional sehingga perlu dikembangkan bahkan saat ini kawasan kaldera toba sedang diusulkan menjadi taman bumi (geopark) Kaldera Toba kedalam Global Geopark Network (GGN) Unesco.

Geopark Kaldera Toba ini merupakan produk letusan gunung api maha dahsyat (supervulcano) yang terjadi 74.000 tahun yang lalu yang erupsi supervulcano ini menyebabkan terjadinya amblasan tubuh gunung api Toba dan membentuk kaldera besar yang berukuran 87 x 30 Km bujursangkar yang kemudian terisi air hujan dan terbentuklah danau toba.

Dijadikannya kawasan kaldera Toba menjadi anggota GGN Unesco akan ada beberapa keuntungan yang didapatkan diantaranya terpromosikannya secara internasional melalui bendera Unesco tanpa disertai dengan pembiayaan besar, menjadi ikon baru pariwisata Indonesia berbasis masyarakat  dan konservasi yang dapat menarik minat wisatawan mancanegara, menarik minat investor luar negeri jika Geopark Nasional resmi go internasional, membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia tetap menjunjung  komitmen program pembangunan berkelanjutan (agenda 21).

Meskipun suatu daerah memiliki warisan geologi yang terkenal dan bersifat universal atau suatu daerah memiliki nilai lebih, belum tentu daerah itu menjadi Global Geopark Network (GGN) bila tidak memiliki rencana pariwisata berkelanjutan, misalnya membangun sarana jalan kaki atau bersepeda, melatih penduduk setempat menjadi pemandu, menarik para penyedia jasa akomodasi yang menerapkan praktek lingkungan berkelanjutan. Cara yang paling praktis dengan melibatkan masyarakat setempat, serta menghormati sifat ketradisionalan, hak azasi dan martabat mereka. Tanpa dukungan masyarakat dipastikan  Geopark Global tidak akan berhasil.(kl/rel)

Geopark Kaldera Toba Ikon Wisata Sumut
Geopark Kaldera Toba Ikon Wisata Sumut

MEDAN – Taman bumi atau “geopark” Kaldera Toba akan dijadikan ikon pariwisata Sumatera Utara. Geopark Kaldera Toba memiliki keunggulan tujuan wisata yang merupakan perpaduan serasi antara potensi alam dan dan kekayaan budaya.

Hal itu dikatan Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli  Gubsu Dr H Arsyad Lubis MM,  di halaman Kantor Gubsu,Senin (27/5).

Danau yang terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara ini memiliki lokasi-lokasi wisata bertaraf internasional sehingga perlu dikembangkan bahkan saat ini kawasan kaldera toba sedang diusulkan menjadi taman bumi (geopark) Kaldera Toba kedalam Global Geopark Network (GGN) Unesco.

Geopark Kaldera Toba ini merupakan produk letusan gunung api maha dahsyat (supervulcano) yang terjadi 74.000 tahun yang lalu yang erupsi supervulcano ini menyebabkan terjadinya amblasan tubuh gunung api Toba dan membentuk kaldera besar yang berukuran 87 x 30 Km bujursangkar yang kemudian terisi air hujan dan terbentuklah danau toba.

Dijadikannya kawasan kaldera Toba menjadi anggota GGN Unesco akan ada beberapa keuntungan yang didapatkan diantaranya terpromosikannya secara internasional melalui bendera Unesco tanpa disertai dengan pembiayaan besar, menjadi ikon baru pariwisata Indonesia berbasis masyarakat  dan konservasi yang dapat menarik minat wisatawan mancanegara, menarik minat investor luar negeri jika Geopark Nasional resmi go internasional, membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia tetap menjunjung  komitmen program pembangunan berkelanjutan (agenda 21).

Meskipun suatu daerah memiliki warisan geologi yang terkenal dan bersifat universal atau suatu daerah memiliki nilai lebih, belum tentu daerah itu menjadi Global Geopark Network (GGN) bila tidak memiliki rencana pariwisata berkelanjutan, misalnya membangun sarana jalan kaki atau bersepeda, melatih penduduk setempat menjadi pemandu, menarik para penyedia jasa akomodasi yang menerapkan praktek lingkungan berkelanjutan. Cara yang paling praktis dengan melibatkan masyarakat setempat, serta menghormati sifat ketradisionalan, hak azasi dan martabat mereka. Tanpa dukungan masyarakat dipastikan  Geopark Global tidak akan berhasil.(kl/rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/