25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Wisata Air Baru di Desa Telagah, Sei Bingai, Hadirkan Cuaca Sejuk dan Kolam

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Setelah hadirnya jalan alternatif Langkat-Karo melalui Kota Binjai yang melintas dari Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, tempat wisata terus bermunculan dengan pemandangan alam dipadu cuaca yang sejuk. Bahkan pengunjung dapat menikmati cuaca sejuk ini, sembari mandi-mandi dengan air yang dingin, bersumber dari mata air pegunungan.

Memasuki Desa Telagah, cuaca sejuk mulai terasa di badan. Tempat wisata di desa ini, pun dapat menjadi alternatif bagi masyarakat Kota Medan, Binjai, Stabat dan sekitarnya yang ingin melepas penat.

Cuacanya sejuk, umumnya seperti Berastagi dan sekitarnya di Kabupaten Karo, Sumut. Sebab, Desa Telagah yang berbatasan dengan Karo, diselimuti dataran bukit barisan yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Leuser.

Setelah Pemandian Alam Rumah Galuh yang memanjakan pengunjung dengan kejernihan dan dinginnya air, juga ada tempat wisata lain bermunculan. Satu di antaranya, Pamah View yang berlokasi di Dusun Pamah Semelir, Desa Telagah, Sei Bingai.

Bagi pengunjung yang berasal dari Kota Binjai, dapat menempuhnya dengan menggunakan sepeda motor. Waktu tempuh satu jam lebih, dengan jarak 46 kilometer dari Kota Rambutan.

Papan penunjuk menuju Pamah View terlihat di Jalan Lintas Binjai-Telagah tersebut. Lokasi agak masuk ke dalam gang dengan jarak lebih kurang satu kilometer dari jalan alternatif Langkat-Karo. Sayangnya, jalan yang menanjak naik ke atas ini, kondisinya tidak mulus. Banyak bebatuan di sepanjang jalan kecil menuju Pamah View tersebut.

Padahal akses tersebut tidak hanya menuju Pamah View, juga ada tempat wisata Sawah Tidur yang ditemui di awal, sebelum bertemu dengan Pamah View.

Setibanya di sana, rasa letih dalam perjalanan tentu akan terbayar. Pengunjung yang terbawa suasana sejuknya udara, ingin buru-buru nyebur ke kolam dengan air berwarna hijau. Sebelum menjadi tempat wisata, lokasi seluas 6 hektare ini, akan dibuat ladang untuk berkebun dan menanam bawang pada 2019 lalu. Namun karena tanahnya banyak terdapat bebatuan, pemilik tanah pun mengeksplorasikannya menjadi objek wisata sekitar 2020.

“Jadi kami beri nama lokasi ini Pamah View. Kenapa? Karena kita berada di puncak paling atas dan memandang ke (Dusun) Pamah Semelir. Makanya diberi nama Pamah View. Nah kalau fasilitas yang tersedia, sebenarnya belum ready terbuka untuk umum. Hanya saja, antusias pengunjung begitu tinggi,” ungkap Pengelola Pamah View, Awen.

Pengelola saat ini baru menyediakan 9 pondok untuk bersantai, usai berendam di kolam air yang dingin tersebut. Tak sekadar kolam, pengelola memanjakan pengunjung dengan air terjun kecil yang berasal dari atas. Bebatuan disusun pada alirannya, untuk menjadikan air terjun kecil dengan arusnya yang deras turun ke bawah. Kedalaman kolam tersebut seleher orang dewasa atau sekitar 1,5 meter.

Memang lokasinya tampak belum siap seutuhnya. Jalan setapak di sekitaran Pamah View dengan luas sekitar 6 hektare ini, pun belum rampung sepenuhnya. Karena itu, sambung Awen, Pamah View akan terus berbenah demi memanjakan pengunjung yang ingin melepas penat sambil menyatu dengan alam. “Sebenarnya kami belum grand opening. Cuma karena antusias tinggi dan enggak mau kecewa, jadi mau enggak mau walaupun belum rampung, kami sudah terima pengunjung,” kata pria berusia 36 tahun itu.

Di lahan yang luas ini, lanjut Awen, Pamah View berencana akan menghadirkan penginapan bagi pengunjung yang ingin menginap, demi menikmati udara sejuk pegunungan pada malam hingga pagi hari. “Nantinya tempat ini selain ada kolam, kemudian ada camping ground, juga ada cottage di atas. Glamping juga ada, dan semua fasilitas wisata yang menyatu dengan alam,” bebernya.

Glamping atau glamorous camping, belakangan diminati oleh banyak kalangan. Apalagi kawula muda. Mereka dapat camping ala anak mami-papi. Hal tersebut merupakan inovasi baru di bidang akomodasi dan pariwisata yang sedang populer beberapa tahun belakangan. Glamping memberikan pengalaman menginap di tenda dengan fasilitas yang tidak kalah mewah dari hotel bintang 5.

Untuk tiket masuk, pengunjung Pamah View membayar Rp20 ribu per orangnya. Selain pondok santai yang disiapkan, pengelola menghadirkan musala untuk pengunjung beragama Islam, yang ingin menunaikan ibadah salat.

“Kalau untuk pondok, (bayar) Rp50 ribu. Tapi kami pun nantinya banyak fasilitas yang tidak perlu berbayar. Jadi di area atas itu nanti banyak area tenda, kemudian di sebelah sana sudah disiapkan beanbag juga dan itu kapasitasnya ratusan,” beber Awen.

Beanbag merupakan sofa yang menyerupai bantalan besar berisi styrofoam yang nyaman diduduki. Pengelola menyediakan beanbag ini dengan menghadap langsung ke arah sawah dan di belakangnya terdapat dataran Pegunungan Leuser yang berbaris, sehingga mengeluarkan udara yang sejuk. Karena itu, Awen berpesan kepada pengunjung yang ingin ke sini, untuk tidak perlu khawatir dengan harga tiket masuk. Bahkan dia juga bilang, sebenarnya tidak perlu sewa pondok untuk bersantai usai nyebur ke kolam.

“Karena memang fasilitas untuk duduk free-nya banyak. Dan kemudian pondok saat ini juga terbatas, nantinya akan ditambah terus, karena saat ini masih dalam tahap pengerjaan,” ujarnya.

Pengunjung yang datang kebanyakan mereka yang sudah berkeluarga membawa anak-anaknya mandi di kolam Pamah View. Dia mengakui, antusias pengunjung cukup tinggi ke Pamah View.

Selain pondok dan musala, Pamah View juga menghadirkan kamar mandi dan kamar ganti pakaian basahan. Di Pamah View pun ada kantin yang menawarkan harga tidak mengoyak kantong pengunjung. Dia mengimbau kepada pengunjung agar menjaga kebersihan di Pamah View. Sebab, pengelola menghadirkan banyak tempat sampah agar tidak membuang secara sembarang.

“Kami basic-nya back to nature, jadi di sini pun semua sarana dan prasarana dibuat menyatu dengan alam. Contohnya saja alat musik ataupun musik-musik yang biasa di tempat wisata lain, kami enggak pasang. Tujuannya, agar dapat mendengar suara alam dengan gemercik air,” tutur Awen, seraya mengaku, air kolam tersebut dialiri dari mata air pegunungan, yang air di hulu sungainya bisa diminum langsung, karena memang benar-benar steril.

Selain itu, Pamah View tak melarang pengunjung membawa panganan dari luar. Namun sayang, lokasi tersebut minim sinyal selular. (*)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Setelah hadirnya jalan alternatif Langkat-Karo melalui Kota Binjai yang melintas dari Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, tempat wisata terus bermunculan dengan pemandangan alam dipadu cuaca yang sejuk. Bahkan pengunjung dapat menikmati cuaca sejuk ini, sembari mandi-mandi dengan air yang dingin, bersumber dari mata air pegunungan.

Memasuki Desa Telagah, cuaca sejuk mulai terasa di badan. Tempat wisata di desa ini, pun dapat menjadi alternatif bagi masyarakat Kota Medan, Binjai, Stabat dan sekitarnya yang ingin melepas penat.

Cuacanya sejuk, umumnya seperti Berastagi dan sekitarnya di Kabupaten Karo, Sumut. Sebab, Desa Telagah yang berbatasan dengan Karo, diselimuti dataran bukit barisan yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Leuser.

Setelah Pemandian Alam Rumah Galuh yang memanjakan pengunjung dengan kejernihan dan dinginnya air, juga ada tempat wisata lain bermunculan. Satu di antaranya, Pamah View yang berlokasi di Dusun Pamah Semelir, Desa Telagah, Sei Bingai.

Bagi pengunjung yang berasal dari Kota Binjai, dapat menempuhnya dengan menggunakan sepeda motor. Waktu tempuh satu jam lebih, dengan jarak 46 kilometer dari Kota Rambutan.

Papan penunjuk menuju Pamah View terlihat di Jalan Lintas Binjai-Telagah tersebut. Lokasi agak masuk ke dalam gang dengan jarak lebih kurang satu kilometer dari jalan alternatif Langkat-Karo. Sayangnya, jalan yang menanjak naik ke atas ini, kondisinya tidak mulus. Banyak bebatuan di sepanjang jalan kecil menuju Pamah View tersebut.

Padahal akses tersebut tidak hanya menuju Pamah View, juga ada tempat wisata Sawah Tidur yang ditemui di awal, sebelum bertemu dengan Pamah View.

Setibanya di sana, rasa letih dalam perjalanan tentu akan terbayar. Pengunjung yang terbawa suasana sejuknya udara, ingin buru-buru nyebur ke kolam dengan air berwarna hijau. Sebelum menjadi tempat wisata, lokasi seluas 6 hektare ini, akan dibuat ladang untuk berkebun dan menanam bawang pada 2019 lalu. Namun karena tanahnya banyak terdapat bebatuan, pemilik tanah pun mengeksplorasikannya menjadi objek wisata sekitar 2020.

“Jadi kami beri nama lokasi ini Pamah View. Kenapa? Karena kita berada di puncak paling atas dan memandang ke (Dusun) Pamah Semelir. Makanya diberi nama Pamah View. Nah kalau fasilitas yang tersedia, sebenarnya belum ready terbuka untuk umum. Hanya saja, antusias pengunjung begitu tinggi,” ungkap Pengelola Pamah View, Awen.

Pengelola saat ini baru menyediakan 9 pondok untuk bersantai, usai berendam di kolam air yang dingin tersebut. Tak sekadar kolam, pengelola memanjakan pengunjung dengan air terjun kecil yang berasal dari atas. Bebatuan disusun pada alirannya, untuk menjadikan air terjun kecil dengan arusnya yang deras turun ke bawah. Kedalaman kolam tersebut seleher orang dewasa atau sekitar 1,5 meter.

Memang lokasinya tampak belum siap seutuhnya. Jalan setapak di sekitaran Pamah View dengan luas sekitar 6 hektare ini, pun belum rampung sepenuhnya. Karena itu, sambung Awen, Pamah View akan terus berbenah demi memanjakan pengunjung yang ingin melepas penat sambil menyatu dengan alam. “Sebenarnya kami belum grand opening. Cuma karena antusias tinggi dan enggak mau kecewa, jadi mau enggak mau walaupun belum rampung, kami sudah terima pengunjung,” kata pria berusia 36 tahun itu.

Di lahan yang luas ini, lanjut Awen, Pamah View berencana akan menghadirkan penginapan bagi pengunjung yang ingin menginap, demi menikmati udara sejuk pegunungan pada malam hingga pagi hari. “Nantinya tempat ini selain ada kolam, kemudian ada camping ground, juga ada cottage di atas. Glamping juga ada, dan semua fasilitas wisata yang menyatu dengan alam,” bebernya.

Glamping atau glamorous camping, belakangan diminati oleh banyak kalangan. Apalagi kawula muda. Mereka dapat camping ala anak mami-papi. Hal tersebut merupakan inovasi baru di bidang akomodasi dan pariwisata yang sedang populer beberapa tahun belakangan. Glamping memberikan pengalaman menginap di tenda dengan fasilitas yang tidak kalah mewah dari hotel bintang 5.

Untuk tiket masuk, pengunjung Pamah View membayar Rp20 ribu per orangnya. Selain pondok santai yang disiapkan, pengelola menghadirkan musala untuk pengunjung beragama Islam, yang ingin menunaikan ibadah salat.

“Kalau untuk pondok, (bayar) Rp50 ribu. Tapi kami pun nantinya banyak fasilitas yang tidak perlu berbayar. Jadi di area atas itu nanti banyak area tenda, kemudian di sebelah sana sudah disiapkan beanbag juga dan itu kapasitasnya ratusan,” beber Awen.

Beanbag merupakan sofa yang menyerupai bantalan besar berisi styrofoam yang nyaman diduduki. Pengelola menyediakan beanbag ini dengan menghadap langsung ke arah sawah dan di belakangnya terdapat dataran Pegunungan Leuser yang berbaris, sehingga mengeluarkan udara yang sejuk. Karena itu, Awen berpesan kepada pengunjung yang ingin ke sini, untuk tidak perlu khawatir dengan harga tiket masuk. Bahkan dia juga bilang, sebenarnya tidak perlu sewa pondok untuk bersantai usai nyebur ke kolam.

“Karena memang fasilitas untuk duduk free-nya banyak. Dan kemudian pondok saat ini juga terbatas, nantinya akan ditambah terus, karena saat ini masih dalam tahap pengerjaan,” ujarnya.

Pengunjung yang datang kebanyakan mereka yang sudah berkeluarga membawa anak-anaknya mandi di kolam Pamah View. Dia mengakui, antusias pengunjung cukup tinggi ke Pamah View.

Selain pondok dan musala, Pamah View juga menghadirkan kamar mandi dan kamar ganti pakaian basahan. Di Pamah View pun ada kantin yang menawarkan harga tidak mengoyak kantong pengunjung. Dia mengimbau kepada pengunjung agar menjaga kebersihan di Pamah View. Sebab, pengelola menghadirkan banyak tempat sampah agar tidak membuang secara sembarang.

“Kami basic-nya back to nature, jadi di sini pun semua sarana dan prasarana dibuat menyatu dengan alam. Contohnya saja alat musik ataupun musik-musik yang biasa di tempat wisata lain, kami enggak pasang. Tujuannya, agar dapat mendengar suara alam dengan gemercik air,” tutur Awen, seraya mengaku, air kolam tersebut dialiri dari mata air pegunungan, yang air di hulu sungainya bisa diminum langsung, karena memang benar-benar steril.

Selain itu, Pamah View tak melarang pengunjung membawa panganan dari luar. Namun sayang, lokasi tersebut minim sinyal selular. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/