Joglosemar sudah lama menjadi detinasi favorit bagai wisatawan kapal pesiar (cruise) dunia yang singgah di pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Semarang- Borobudur–Solo-Yogyakarta) serta menjadi destinasi favorit bagi wisman Eropa yang mengikuti paket tour Java-Bali Overland.
“Kesiapan ini menjadikan Joglosemar ditetapkannya sebagai destinasi wisata yang dibranding (destination branding) oleh Wonderful Indonesia; selain Greater Jakarta, Greater Bali, Greater Kepri (Kepulauan Riau), Wakatobi Bunaken, Raja Ampat, Medan, Lombok, Makassar, dan Bandung.
Dengan ditetapkan sebagai destination branding, Kemenpar gencar melakukan strategi branding dan integrated marketing communication Joglosemar bersama Wonderful Indonesia ke mancanegara.
Joglosemar mempunyai Borobudur sebagai magnet utama dalam menarik kunjungan wisman. Borobudur sebagai UNESCO Heritage Site setelah menjadi destinasi prioritas atau menjadi “Bali Baru” dengan sistem pengelolaan single management diharapkan kunjungan wisman ke sana akan meningkat pesat.
Sebagai perbandingan (banch marking) tahun 2014 Borobudur dikunjungi sebanyak 254.082 wisman, sedangkan Angkorwat Kamboja dan Georgetown Penang Malaysia juga sebagai UNESCO Heritage Site masing-masing dikunjung 2,3 juta dan 720 ribu wisman.
Top 3 Program Kemenpar 2017
Staf Khusus Menteri bidang Komunikasi dan Media, Muh Noer Sadono menjelaskan Top 3 Program Kemenpar 2017; digital tourism, homestay desa wisata, dan aksesibilitas udara yang diterapkan tahun ini.
“Saat ini kita berada di era digital. Aktivitas keseharian kita tidak lepas dari digital. Bangun tidur yang dicari pertama; handphone dan yang dipencet pertama button WA, IG, FB, Twitter, Line, dan sebangsanya. Kita baru sadar bahwa kita ini hidup di dua alam; dunia nyata dan dunia maya keduanya harus eksis. Inilah digital lifestye,” kata Don Kardono.
Don menjelaskan, digital lifestyle telah merubah perilaku para traveler menjadi lebih; mobile, personal, dan interactive. “Data menunjukkan bahwa 70% traveler melakukan search dan share melalui media digital,” kata Don Kardono seraya mengatakan, termasuk dalam mensearch dan share informasi atau berita pariwisata terbaru mereka sudah digital.
Laporan TTCI 2017 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum menyebutkan, pariwisata Indonesia berada di ranking 42 dunia atau naik 8 peringkat dari posisi tahun 2015 yang lalu di ranking 50 dunia. Sementara itu Malaysia turun 2 peringkat di posisi 26, Singapura juga turun 2 peringkat dan Thailand naik hanya 1 peringkat di ranking 34.
“Target pariwisata Indonesia tahun 2019 berada di peringkat 30 dunia. Ini menjadi tantangan besar untuk mewujudkan target tersebut dan memperlukan peran serta semua semua pihak dalam Indonesia Incorporated,” jelasnya.
Secara umum TTCI 2017 melaporkan, pariwista Indonesia naik di peringkat 42 dengan skor 4,16 dari posisi tahun 2015 berada di peringkat 50 dengan skor 4,04. Kenaikan skor tersebut karena ada 14 pilar penilaian beberapa di antaranya mengalami kenaikan antara lain; Business Environment naik 3 trap, dari 63 ke 60. Health and Hygiene naik 1 level, dari 109 ke 108.
“Tertinggi adalah International Openess naik drastis, dari 55 ke 17 karena faktor kebijakan Bebas Visa Kunjungan yang gencar disosialisasikan dalam dua tahun terakhir ini. Selain itu Prioritization Travel and Tourism juga naik dari 15 ke 12,” kata Don Kardono.
Workshop yang diinisiasi Komblik Kemenpar ini akan diikuti 50 jurnalis media cetak, online, dan elektronik dari Semarang, Yogyakarta, Solo dan Magelang (Forum Wartawan Joglosemar) dan Pengurus Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) Jakarta. Kegiatan workshop sebelumnya juga dilaksanakan di Kuta Bali, baru-baru ini dan diikuti jurnalis Great Bali (Bali, NTB, dan NTT) dan perwakilan media asing di Bali. (Rel)