29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tunggu Akses Beres, Tanjung Lesung Genjot Daya Saing

The Bodur Beach, di Tanjung Lesung, Banten.

PANDEGLANG, SUMUTPOS.CO – Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banten masih menghadapi kendala dalam mengembangkan diri sebagai salah satu destinasi wisata unggulan. Padahal, jaraknya dari Jakarta hanya sekitar 160 kilometer.

Saat ini, prioritas dalam memoles Tanjung Lesung dengan rumus 3A Menpar Arief Yahya, yakni akses atau aksesibilitas. Pemerintah bahkan telah menetapkan akses ke Tanjung Lesung harus bisa ditempuh melalui darat dan udara.

“Untuk menghidupkan pariwisata Tanjung Lesung, saya minta ke Presiden Jokowi, dibangun tol 84 km dari Serang-Panimbang, dan saat ini progress,” kata Arief Yahya.

Untuk akses darat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah diinstruksikan Presiden Jokowi untuk mewujudkan tol Serang-Panimbang. Ida Irawati selaku person in charge (PIC) Tanjung Lesung pada Pokja 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengatakan, progres untuk tol Serang-Panimbang saat ini dalam tahap detail engineering design (DED).

Seiring tahap DED oleh Kementerian PUPR, lahan untuk jalan tol pun mulai dibebaskan. “Untuk pelaksanaan pembebasan lahan dikoordinasi BPN (Badan Pertanahan Nasional, red),” ujar Ida.

Tapi karena realisasi jalan tol Serang-Panimbang masih cukup lama, maka Ketua Tim Pokja Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib mendorong perbaikan jalan nasional. Ida menuturkan, Hiramsyah pada 26 April lalu bertemu dengan pihak Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.

Sinyal positif pun muncul dari kementerian yang dipimpin Basuki Hadimoeljono itu. Saat ini fokus Ditjen Bina Marga dalam melaksanaan program infrastruktur adalah perbaikan jalan nasional berbasis destinasi wisata.

“Yakni dengan memperhatikan spot unggulan daya tarik wisata, termasuk dalam program perbaikan Jalan Nasional Citeureup-Tanjung Lesung sampai ke arah Ujung Kulon dan menuju ke objek wisata Pelabuhan Ratu dan seterusnya,” tutur Ida.

Lantas bagaimana dengan akses udara? Pada 4 Mei mendatang akan ada pertemuan antara pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Banten dan stakeholder lainnya termasuk Kementerian Perhubungan, Perhutani dan Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Jika tak ada kendala, maka bandara baru di Pandeglang untuk mempercepat akses ke Tanjung Lesung akan dibangun di lahan Perhutani di Desa Kutamekar, Kecamatan Sobang. Tapi yang paling memungkinkan untuk dikebut adalah pembangunan airstrip atau landas pacu sepanjang 1.200 meter dengan lebar 23 meter.

Meski akses belum sepenuhnya beres, tapi amenitas di Tanjung Lesung terus berkembang. Hal itu terlihat dari pembangunan vila dan resort yang terus berkembang.

Hal yang menarik di Tanjung Lesung adalah wisata bahari. Karenanya, amenita untuk memanjakan pecandu wisata bahari pun benar-benar digarap serius. “Untuk yacht club dan dive center sedang tahap develope (pengembangan, red),” sebut Ida.

Tapi ada yang menggembirakan dari Tanjung Lesung. Yakni perbaikan indeks daya saing pariwisatanya.

Kemenpar bahkan menggandeng MarkPlus untuk menggelar workshop dalam rangka peningkatan daya saing KEK Tanjung Lesung. Workhop itu digelar pada 20-22 April lalu.

Salah satu rekomendasi workshop adalah mendorong Pemerintah Provinsi Banten dan Pemkab Pandeglang untuk merancang strategi pemasaran. “Karena indeks daya saing merupakan indikator global dalam mengevaluasi peningkatan dan pengembangan destinasi pariwisata. Ada peningkatan indeks daya saing Tanjung Lesung,” tegasnya.

Hal menggembirakan lainnya dari Tanjung Lesung adalah dukungan pemerintah dan warga setempat. Yakni terkait kebersihan dan sanitasi.

Akan ada hibah lahan dari PT Banten West Java (BWJ) untuk program penanganan sanitasi. “Salah satunya toilet pariwisata di KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, red) Tanjung Lesung,” pungkasnya. (rel)

The Bodur Beach, di Tanjung Lesung, Banten.

PANDEGLANG, SUMUTPOS.CO – Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banten masih menghadapi kendala dalam mengembangkan diri sebagai salah satu destinasi wisata unggulan. Padahal, jaraknya dari Jakarta hanya sekitar 160 kilometer.

Saat ini, prioritas dalam memoles Tanjung Lesung dengan rumus 3A Menpar Arief Yahya, yakni akses atau aksesibilitas. Pemerintah bahkan telah menetapkan akses ke Tanjung Lesung harus bisa ditempuh melalui darat dan udara.

“Untuk menghidupkan pariwisata Tanjung Lesung, saya minta ke Presiden Jokowi, dibangun tol 84 km dari Serang-Panimbang, dan saat ini progress,” kata Arief Yahya.

Untuk akses darat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah diinstruksikan Presiden Jokowi untuk mewujudkan tol Serang-Panimbang. Ida Irawati selaku person in charge (PIC) Tanjung Lesung pada Pokja 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengatakan, progres untuk tol Serang-Panimbang saat ini dalam tahap detail engineering design (DED).

Seiring tahap DED oleh Kementerian PUPR, lahan untuk jalan tol pun mulai dibebaskan. “Untuk pelaksanaan pembebasan lahan dikoordinasi BPN (Badan Pertanahan Nasional, red),” ujar Ida.

Tapi karena realisasi jalan tol Serang-Panimbang masih cukup lama, maka Ketua Tim Pokja Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib mendorong perbaikan jalan nasional. Ida menuturkan, Hiramsyah pada 26 April lalu bertemu dengan pihak Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.

Sinyal positif pun muncul dari kementerian yang dipimpin Basuki Hadimoeljono itu. Saat ini fokus Ditjen Bina Marga dalam melaksanaan program infrastruktur adalah perbaikan jalan nasional berbasis destinasi wisata.

“Yakni dengan memperhatikan spot unggulan daya tarik wisata, termasuk dalam program perbaikan Jalan Nasional Citeureup-Tanjung Lesung sampai ke arah Ujung Kulon dan menuju ke objek wisata Pelabuhan Ratu dan seterusnya,” tutur Ida.

Lantas bagaimana dengan akses udara? Pada 4 Mei mendatang akan ada pertemuan antara pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Banten dan stakeholder lainnya termasuk Kementerian Perhubungan, Perhutani dan Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Jika tak ada kendala, maka bandara baru di Pandeglang untuk mempercepat akses ke Tanjung Lesung akan dibangun di lahan Perhutani di Desa Kutamekar, Kecamatan Sobang. Tapi yang paling memungkinkan untuk dikebut adalah pembangunan airstrip atau landas pacu sepanjang 1.200 meter dengan lebar 23 meter.

Meski akses belum sepenuhnya beres, tapi amenitas di Tanjung Lesung terus berkembang. Hal itu terlihat dari pembangunan vila dan resort yang terus berkembang.

Hal yang menarik di Tanjung Lesung adalah wisata bahari. Karenanya, amenita untuk memanjakan pecandu wisata bahari pun benar-benar digarap serius. “Untuk yacht club dan dive center sedang tahap develope (pengembangan, red),” sebut Ida.

Tapi ada yang menggembirakan dari Tanjung Lesung. Yakni perbaikan indeks daya saing pariwisatanya.

Kemenpar bahkan menggandeng MarkPlus untuk menggelar workshop dalam rangka peningkatan daya saing KEK Tanjung Lesung. Workhop itu digelar pada 20-22 April lalu.

Salah satu rekomendasi workshop adalah mendorong Pemerintah Provinsi Banten dan Pemkab Pandeglang untuk merancang strategi pemasaran. “Karena indeks daya saing merupakan indikator global dalam mengevaluasi peningkatan dan pengembangan destinasi pariwisata. Ada peningkatan indeks daya saing Tanjung Lesung,” tegasnya.

Hal menggembirakan lainnya dari Tanjung Lesung adalah dukungan pemerintah dan warga setempat. Yakni terkait kebersihan dan sanitasi.

Akan ada hibah lahan dari PT Banten West Java (BWJ) untuk program penanganan sanitasi. “Salah satunya toilet pariwisata di KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, red) Tanjung Lesung,” pungkasnya. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/