26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Istimewa, Lion Air Kalahkan Maskapai Terbesar di Dunia

Meski sudah berubah menjadi maskapai raksasa, Lion Air masih memiliki ambisi superbesar.

Dalam wawancara dengan FT pada 2015 lalu, Rusdi Kirana mengaku sudah mengakuisisi lahan seluas 5.500 hektare di luar Jakarta.

Manajemen akan membangun bandara pribadi di atas lahan itu. Sebab, Bandara Soekarno-Hatta dianggap sudah tak memungkinkan.

“Pasar di Indonesia sangat besar, tetapi kami tak memiliki kapasitas bandara yang mencukupi. Kami akan menghadapi kendala di birokrasi, tetapi saya optimistis presiden akan turun tangan jika kami menemui kendala mendapatkan lisensi. Itulah mengapa saya membeli lahan tersebut,” kata Rusdi.

Agresivitas Lion Air mengembangkan bisnis juga berdampak langsung terhadap sektor lain. Salah satunya adalah pariwisata. Sebab, selain terus menambah rute dalam negeri, Lion Air juga berekspansi ke mancanegara.

Seperti diketahui, Lion Air sudah membuka rute penerbangan dari Manado ke beberapa kota di Tiongkok. Di antaranya, Macau, Shenzen, Chongqing, Wuhan, Shanghai, dan Changsa.

Hal itu dilakukan karena potensi wisatawan asal Tiongkok memang sangat besar. Setiap tahun, ratusan juta warga Tiongkok pelesiran ke luar negeri. Pada 2015 lalu, inbound Tiongkok mencapai 120 juta.

Lion Group juga akan membuka rute dari Jakarta ke Cenai, India. Sama seperti Tiongkok, India juga merupakan ceruk pasar nan besar di industri pariwisata.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman India ke Indonesia melalui 19 pintu utama pada April 2017 naik 21,17 persen dibandingkan periode yang sama 2016 silam.

“Jumlah wisatawan India yang datang ke Indonesia tumbuh sangat pesat. Ini yang ingin kami jaring untuk menggunakan maskapai kami,” kata Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait pada 19 Juni lalu.

Dia menambahkan, pembukaan rute itu merupakan bagian dari upaya mendukung program Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

“Dengan adanya penerbangan ini diharapkan wisatawan India makin mudah datang ke Indonesia yang pada akhirnya bisa menyukseskan program pemerintah dalam menjaring wisatawan mancanegara sebanyak mungkin,” kata Edward.

Saat ditemui di Kuala Lumpur belum lama, Rusdi Kirana menyebut, pihaknya akan mensupport air connectivity untuk pariwisata. Rusdi mengaku sudah beberapa kali bertemu Menpar Arief Yahya untuk membuka lebih banyak direct flight melalui hub Sam Ratulang Airport, Manado.

“Kami juga akan support penerbangan domestik, untuk membuka connectivity ke destinasi wisata yang dipromosikan Pak Arief Yahya. Seperti Solo, Belitung, Silangit, Labuan Bajo, Wakatobi, Raja Ampat, dan lainnya,” jelas Rusdi Kirana.

Menpar Arief Yahya pun mengaku gembira dengan spirit Indonesia Incorporated itu. Karena 75% wisman masuk ke Indonesia via air bridge, melalu udara. “Lion Group cukup cerdas melihat arah pengembangan pariwisata ke depan,” sambut Arief Yahya memuji keberanian Liob Group. (rel)

 

 

 

Meski sudah berubah menjadi maskapai raksasa, Lion Air masih memiliki ambisi superbesar.

Dalam wawancara dengan FT pada 2015 lalu, Rusdi Kirana mengaku sudah mengakuisisi lahan seluas 5.500 hektare di luar Jakarta.

Manajemen akan membangun bandara pribadi di atas lahan itu. Sebab, Bandara Soekarno-Hatta dianggap sudah tak memungkinkan.

“Pasar di Indonesia sangat besar, tetapi kami tak memiliki kapasitas bandara yang mencukupi. Kami akan menghadapi kendala di birokrasi, tetapi saya optimistis presiden akan turun tangan jika kami menemui kendala mendapatkan lisensi. Itulah mengapa saya membeli lahan tersebut,” kata Rusdi.

Agresivitas Lion Air mengembangkan bisnis juga berdampak langsung terhadap sektor lain. Salah satunya adalah pariwisata. Sebab, selain terus menambah rute dalam negeri, Lion Air juga berekspansi ke mancanegara.

Seperti diketahui, Lion Air sudah membuka rute penerbangan dari Manado ke beberapa kota di Tiongkok. Di antaranya, Macau, Shenzen, Chongqing, Wuhan, Shanghai, dan Changsa.

Hal itu dilakukan karena potensi wisatawan asal Tiongkok memang sangat besar. Setiap tahun, ratusan juta warga Tiongkok pelesiran ke luar negeri. Pada 2015 lalu, inbound Tiongkok mencapai 120 juta.

Lion Group juga akan membuka rute dari Jakarta ke Cenai, India. Sama seperti Tiongkok, India juga merupakan ceruk pasar nan besar di industri pariwisata.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman India ke Indonesia melalui 19 pintu utama pada April 2017 naik 21,17 persen dibandingkan periode yang sama 2016 silam.

“Jumlah wisatawan India yang datang ke Indonesia tumbuh sangat pesat. Ini yang ingin kami jaring untuk menggunakan maskapai kami,” kata Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait pada 19 Juni lalu.

Dia menambahkan, pembukaan rute itu merupakan bagian dari upaya mendukung program Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

“Dengan adanya penerbangan ini diharapkan wisatawan India makin mudah datang ke Indonesia yang pada akhirnya bisa menyukseskan program pemerintah dalam menjaring wisatawan mancanegara sebanyak mungkin,” kata Edward.

Saat ditemui di Kuala Lumpur belum lama, Rusdi Kirana menyebut, pihaknya akan mensupport air connectivity untuk pariwisata. Rusdi mengaku sudah beberapa kali bertemu Menpar Arief Yahya untuk membuka lebih banyak direct flight melalui hub Sam Ratulang Airport, Manado.

“Kami juga akan support penerbangan domestik, untuk membuka connectivity ke destinasi wisata yang dipromosikan Pak Arief Yahya. Seperti Solo, Belitung, Silangit, Labuan Bajo, Wakatobi, Raja Ampat, dan lainnya,” jelas Rusdi Kirana.

Menpar Arief Yahya pun mengaku gembira dengan spirit Indonesia Incorporated itu. Karena 75% wisman masuk ke Indonesia via air bridge, melalu udara. “Lion Group cukup cerdas melihat arah pengembangan pariwisata ke depan,” sambut Arief Yahya memuji keberanian Liob Group. (rel)

 

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/