Acara malam renungan Bung Karno berlangsung khidmat. Dimulai dengan mengheningkan cipta, pembacaan doa, doa bersama, pembacaan beberapa kutipan ujaran atau kata mutiara Bung Karno, dan penyalaan lilin api secara bersama-sama, yang dimulai dari api yang satu dengan saling berbagi.
Hal tersebut menggambarkan pelita bangsa dibangun berdasarkan semangat gotong royong. Esthy Reko Astuti didampingi Wawan Gunawan dalam sambutannya mengatakan, Parade Pesona Kebangsaan menjadi atraksi utama dan geliat pariwisata di Flores. Menjadi brand dan citra khusus Ende, dibandingkan dengan kota lain di Indonesia.
“Parade Pesona Kebangsaan kini telah menjadi ikon dari kota dan masyarakat Ende, sesuai dengan amanat pak Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa acara besar ini harus dilaksanakan secara konsisten dan pagelarannya harus terus meningkat kualitasnya bahkan harus berkelas dunia,” kata Esthy.
Parade Pesona Kebangsaan juga melengkapi daya tarik alam yang telah melegenda di Kabupaten Ende, seperti Danau Kelimutu, desa-desa adat serta alam tropis Flores. “Daya tarik ini hendaknya disadari penuh dan dikemas secara profesional dengan standar global,” ujarnya.
Pemerintah, sebut Esthy, sebelumnya telah menetapkan Badan Otorita Terpadu Labuan Bajo, NTT, sebagai satu dari sepuluh destinasi prioritas. Strategi dan arah kebijakan telah digariskan dan kini giliran masyarakat dan para pemangku kepentingan yang perlu terlibat dan berperan.
“Kita harus menjadikan pariwisata sebagai penggerak ekonomi, menghidupkan kreativitas budaya sekaligus mempererat soliditas sosial,” kata sambutan Menpar Arief Yahya yang dibacakan langsung oleh Esthy.
Esthi berharap penyelenggaraan Parade Pesona Kebangsaan dapat diselengarakan secara berkelanjutan serta dikelola dengan lebih kreatif dan tentunya melibatkan partisipasi warga yang akhirnya dapat menjadi perayaan tahunan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat Ende dan Indonesia secara keseluruhan.
Pemerintah akan terus mendukung, terutama melalui tiga langkah prioritas. Yakni digitalisasi pemasaran, pembangunan homestay desa wisata dan aksesibilitas bandara, yang juga hendaknya menjadi panduan bagi pemda, swasta dan masyarakat.
“Sesuatu yang tidak terlalu sulit bagi Ende karena modal sosial dan infrastruktur telah terbentuk,” kata Menpar Arief Yahya lagi seperti diungkapkan oleh Esthy.