25.6 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Kemenpar Promosikan Pameran Adiwastra Nusantara 2017 di JCC

Pengunjung sedang menikmati Pameran Adiwastra Nusantara di Jakarta Convention Center pada 5-9 April 2017.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, kata Esthy Reko Astuti, selalu mengingatkan fortopolio bisnis pariwisata kita yang bertumpu pada potensi budaya (culture) mempunyai porsi paling besar 60%, alam (nature) 35% dan manmade 5%. Potensi culture dikembangkan berupa wisata warisan budaya dan sejarah (heritage and pilgrim tourism) 20%; wisata belanja dan kuliner (culinery and shopping tourism) 45%; dan wisata kota dan desa (city and vilage tourism) 35%.

Potensi nature dikembangkan dalam produk wisata bahari (marine tourism) 35%; wisata ekologi (eco tourism) 45%; dan wisata petualangan (adventure tourism) 20%, sedangkan manmade dikembangkan dalam wisata MICE (MICE and event tourism) 25%; wisata olahraga (sport tourism) 60%; dan obyek wisata yang terintergrasi (integrated area tourism) 15%.

“Pameran Adiwastra Nusantara 2017 merupakan bagian dari kegiatan culinery and shopping tourism maupun MICE,” kata Esthy Reko Astuti.

Esthy Reko Astuti menjelaskan, event pameran Adiwastra Nusantara 2017 dinanti masyarakat konsumen khususnya para pencinta dan pengguna kain adat yang semakin mendapat tempat istimewa di hati masyarakat termasuk generasi muda, “Banyak perancang fashion menggunakan bahan wastra adati untuk rancangan baik “ready to wear” maupun “houte couture”. Kain-kain khas Indonesia seperti batik, ikat, songket mulai dikenal dan digemari di mancanegara,” kata Esthy Reko Astuti. (rel)

 

 

 

 

Pengunjung sedang menikmati Pameran Adiwastra Nusantara di Jakarta Convention Center pada 5-9 April 2017.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, kata Esthy Reko Astuti, selalu mengingatkan fortopolio bisnis pariwisata kita yang bertumpu pada potensi budaya (culture) mempunyai porsi paling besar 60%, alam (nature) 35% dan manmade 5%. Potensi culture dikembangkan berupa wisata warisan budaya dan sejarah (heritage and pilgrim tourism) 20%; wisata belanja dan kuliner (culinery and shopping tourism) 45%; dan wisata kota dan desa (city and vilage tourism) 35%.

Potensi nature dikembangkan dalam produk wisata bahari (marine tourism) 35%; wisata ekologi (eco tourism) 45%; dan wisata petualangan (adventure tourism) 20%, sedangkan manmade dikembangkan dalam wisata MICE (MICE and event tourism) 25%; wisata olahraga (sport tourism) 60%; dan obyek wisata yang terintergrasi (integrated area tourism) 15%.

“Pameran Adiwastra Nusantara 2017 merupakan bagian dari kegiatan culinery and shopping tourism maupun MICE,” kata Esthy Reko Astuti.

Esthy Reko Astuti menjelaskan, event pameran Adiwastra Nusantara 2017 dinanti masyarakat konsumen khususnya para pencinta dan pengguna kain adat yang semakin mendapat tempat istimewa di hati masyarakat termasuk generasi muda, “Banyak perancang fashion menggunakan bahan wastra adati untuk rancangan baik “ready to wear” maupun “houte couture”. Kain-kain khas Indonesia seperti batik, ikat, songket mulai dikenal dan digemari di mancanegara,” kata Esthy Reko Astuti. (rel)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/