Yang hobi fotografi binatang, di Goa Kreo lah spot yang bagus untuk memotret kera sepuasnya. Kedua, pengunjung bisa menikmati hamparan bendungan air Waduk Jatibarang seluas hampir 200 hektar. Dua bukit tempat sarang kera juga dihubungkan dengan jembatan gantung di atas waduk tersebut.
Yang mau menuju mulut goa harus melewati jembatan lalu menaiki tangga yang cukup panjang. Sepanjang jembatan dan tangga akan banyak kera yang lalu lalang. Seolah tidak takut dengan manusia. Ada kera yang besar ada yang masih anakan. Kera-kera bayi digendong induknya menjadi pemandangan yang unik. Ada yang bermesraan sambil mencari kutu kepada temanya.
Di samping memiliki pemandangan yang indah, Goa Kreo juga dilengkapi fasilitas seperti warung makan dan es kelapa muda, tempat bermain anak seperti ayunan, papan luncur, gazebo pandang, dan area parkir luas. Juga musholla, kamar mandi, dan tempat- tempat duduk yang nyaman. Jangan kaget kalau mobil kita akan dipanjat sekawanan kera di tempat parkir. Lempar saja kacang di tanah mereka akan kabur berebut makanan.
“Tidak usah takut dengan kera kera di sini. Maklum, sesuai sejarah, Gua Kreo memang dihuni oleh kera,” kata Surti, penjaga warung es kelapa muda. Menurutnya ada sekitar 500 ekor kera di Goa Kreo jenis ekor panjang. Tapi menyebar di area obyek wisata dan sekitar waduk. Dari waktu ke waktu terus beranak pinak.
“Kadang-kadang hendak menyerbu kalau ada yang membawa makanan. Tapi gak usah panik kalau makanan kita “dijambret” kera di sini, kasihkan saja hehe,”kelakarnya. Dulunya obyek wisata ini hanya apa adanya. Tapi sudah dua tahun ini ditata dengan baik oleh pemerintah kota. Dibangun banyak fasilitas baru. Jalan menuju lokasi juga dilebarkan dengan aspal yang mulus.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi daerah yang serius membangun dan membenahi destinasi wisatanya. Karena soal atraksi di destinasi itu miliknya pemda atau swasta. “Perbanyak destinasi yang berkelas dunia,” kata Menteri Arief Yahya. (rel)
Yang hobi fotografi binatang, di Goa Kreo lah spot yang bagus untuk memotret kera sepuasnya. Kedua, pengunjung bisa menikmati hamparan bendungan air Waduk Jatibarang seluas hampir 200 hektar. Dua bukit tempat sarang kera juga dihubungkan dengan jembatan gantung di atas waduk tersebut.
Yang mau menuju mulut goa harus melewati jembatan lalu menaiki tangga yang cukup panjang. Sepanjang jembatan dan tangga akan banyak kera yang lalu lalang. Seolah tidak takut dengan manusia. Ada kera yang besar ada yang masih anakan. Kera-kera bayi digendong induknya menjadi pemandangan yang unik. Ada yang bermesraan sambil mencari kutu kepada temanya.
Di samping memiliki pemandangan yang indah, Goa Kreo juga dilengkapi fasilitas seperti warung makan dan es kelapa muda, tempat bermain anak seperti ayunan, papan luncur, gazebo pandang, dan area parkir luas. Juga musholla, kamar mandi, dan tempat- tempat duduk yang nyaman. Jangan kaget kalau mobil kita akan dipanjat sekawanan kera di tempat parkir. Lempar saja kacang di tanah mereka akan kabur berebut makanan.
“Tidak usah takut dengan kera kera di sini. Maklum, sesuai sejarah, Gua Kreo memang dihuni oleh kera,” kata Surti, penjaga warung es kelapa muda. Menurutnya ada sekitar 500 ekor kera di Goa Kreo jenis ekor panjang. Tapi menyebar di area obyek wisata dan sekitar waduk. Dari waktu ke waktu terus beranak pinak.
“Kadang-kadang hendak menyerbu kalau ada yang membawa makanan. Tapi gak usah panik kalau makanan kita “dijambret” kera di sini, kasihkan saja hehe,”kelakarnya. Dulunya obyek wisata ini hanya apa adanya. Tapi sudah dua tahun ini ditata dengan baik oleh pemerintah kota. Dibangun banyak fasilitas baru. Jalan menuju lokasi juga dilebarkan dengan aspal yang mulus.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi daerah yang serius membangun dan membenahi destinasi wisatanya. Karena soal atraksi di destinasi itu miliknya pemda atau swasta. “Perbanyak destinasi yang berkelas dunia,” kata Menteri Arief Yahya. (rel)