Tanya; Lalu apa yang dilakukan Kemenpar untuk meningkatkan Aksesibilitas Udara ini ?
Menpar AY: Kemenpar membentuk Tim Peningkatan Aksesibilitas Udara yang dipimpin oleh Judi Rifajantoro selaku Staf Khusus Menteri bidang Infrastruktur Pariwisata dan Robert Waloni selaku Tenaga Ahli Menteri bidang Konektivitas Udara.
Tanya: Apa Program kerja Tim Peningkatan Aksesibilitas Udara ini?
Menpar AY: Pertama, Membangun komunikasi dan kolaborasi yang intens dan terbuka dengan unsur 3A (Authority, Airport&AirNav, Airlines), dalam hal ini dengan Kemenhub, AP1, AP2, AirNav Indonesia, serta berbagai Airlines. Baik melalui komunikasi lisan, tulisan, roadshow, Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan semua unsur 3A dan industri terkait, serta membangun MoU dan kesepakatan Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Kedua, Menyiapkan paket stimulus (Transport-Tourism Stimulus Package), yang bisa ditawarkan kepada Airlines maupun Wholesalers yang membawa wisman melalui rute baru baik dengan penerbangan reguler berjadual, maupun penerbangan charter. Stimulus Package ini diharapkan menjadi daya tarik bagi airlines maupun wholesalers untuk mau membuka rute-rute baru.
Ketiga, Mensosialisasikan Stimulus Package dan membangun awareness kepada para Kepala Pemerintah Daerah selaku CEO Destinasi beserta SKPD terkaitnya, agar destinasi dapat lebih mempersiapkan diri (khususnya atraksi, amenitas dan masyarakatnya) agar dilirik oleh airlines/ wholesalers sebagai destinasi baru kunjungan wisman.
Tanya: Apa tujuan utama program Tim Peningkatan Aksesibilitas Udara ini?
Menpar AY: Pertama, melakukan komunikasi dengan Kemenhub selaku Authority untuk mastikan bahwa Traffic Rights antar negara tersedia pada saatnya dibutuhkan; serta kemudahan dan kecepatan proses perijinan pembukaan rute baru oleh Kemenhub.
Kedua, membangun koordinasi dengan AP2, AP2, AirNav, Otoritas Bandara, KaBandara/Danlanud, IASM dan pihak terkait lainnya, untuk memastikan tersedianya kapasitas bandara (slot-time) pada saat dibutuhkannya pembukaan rute baru ataupun penambahan frekuensi penerbangan.
Ketiga, melakukan kerjasama dengan berbagai Airlines dan Wholesalers agar lebih banyak membawa wisman, dengan menawarkan
Tanya: Stimulus Package apa yang ditawarkan Kemenpar untuk 3A ini?
Menpar AY: Ini yang dilakukan oleh banyak negara di dunia, ada 2 skema kerjasama, yaitu :
Pertama, Joint Promotion untuk rute penerbangan reguler berjadual dengan growth/tahun >Â 15%. Di setiap travel mart kolaborasi ini dilakukan bersama-sama. Lalu materi promosi di media, juga sudah di desain dengan konten bersama.
Rata-rata airlines sudah melakukannya. Mereka promosi ke China, dengan gambar gambar destinasi wisata Indonesia, dibuat harga murah, agar orang merasa dekat dan aksesnya mudah dulu.
Kedua, Incentive Hardselling yaitu pemberian cash-inventive/pax bagi yang membawa wisman melalui charter flight ke rute-rute baru. Ini juga dilakukan oleh hampir semua negara yang mempromosikan destinasinya. (rel)