30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Emosi Warga Meluap: Kenapa Kau Bunuh Keluarga Kami…?

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang tersangka pembunuhan sekeluarga Andi Lala menghindar dari amukan warga, usai menjalani reka ulang kasus di Mabar Medan, Senin (8/5). Sebanyak 48 adegan diperagakan Andi Lala bersama dua orang rekannya pada peristiwa pembunuhan sekeluarga yang bermotifkan perampokan dan dendam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rekonstruksi pembunuhan satu keluarga di Jalan Mangaan, Kelurahan Mabar, Medan Deli, diwarnai emosi warga yang memadati lokasi, Senin (8/5) pagi pukul 10.00 WIB. Walaupun lokasi telah disterilkan, tetap saja proses rekontruksi tidak berjalan mulus. Ada dua adegan gagal diperagakan karena emosi warga tak terkendali.

Selama berlangsungnya rekontruksi yang diperagakan Andi Lala, Roni, dan Andi Syahputra, keluarga Riyanto, korban pembunuhan sekeluarga tak mampu menahan sedih. Dengan isak tangis, mereka ikut menghujat para tersangka yang sedang melakukan rekontruksi.

“Kenapa kau bunuh keluarga kami? Keponakan saya itu orang baik, kenapa orang tak bersalah kau bunuh,” teriak Legiah, bibi Riyanto.

“Keponakan saya sangat sayang dengan saya, dasar biadab pelakunya ini,” teriak wanita berusia 54 ini sambil menangis. Tak kuasa menahan sedih, Legiah pun lunglai sambil berlindangan air mata.

Tubuh Legiah yang jatuh langsung ditangkap warga dan pihak Kepolisian. Dengan kondisi lemas, Legiah merasa sangat sedih kehilangan para korban.

“Sungguh tega mereka membunuh keponakan saya. Kami mau mereka dihukum mati,” tangis Legiah lagi.

Ketua TP PKK Kota Medan dan Dekranasda Kota Medan, HJ Rita Maharani Dzulmi Eldin juga menjenguk Kinara, Jumat (14/4). Rita akan memberikan bea siswa untuk membantu biaya pendidikan Kinara hingga SMA.

KINARA TAK DIHADIRKAN

Selama proses rekontruksi berlangsung, Kinara, anak bungsu Riyanto yang selamat dari pembunuhan tragis itu tidak dihadirkan. Setelah dua minggu pulang dari rumah sakit, Kinara tidak diperbolehkan dibawa ke rumah yang menjadi saksi aksi keji Andi Lala cs itu. Agar, Kinara tidak mengingat kedua orangtua dan abang serta kakaknya yang telah tewas.

Hal itu terungkap dari pengakuan nenak kandung Kinara, Murni yang ditemui di rumahnya. Dikatakan wanita berusia 60 tahun ini, sejak Kinara pulang dari rumah sakit dianjurkan tidak dibawa ke rumah, mengingat rasa trauma yang akan dialami Kinara.

“Saat ini, Kinara masih di rumah famili dari mamaknya, tidak dibolehkan dibawa kemari, nanti bisa mencari bapak dengan mamaknya. Makanya, Kinara tidak ada untuk acara rekontruksi ini,” kata Murni.

Dijelaskan Murni, mereka tidak akan membawa Kinara ke rumah tempat tinggal mereka, karena akan sangat mengganggu pikiran Kinara, apalagi membawa Kinara selama rekontruksi berlangsung. “Si Kinara itu bijak, takutnya nanti kalau dibawa kemari, dia bisa minta ke rumah orangtuanya dan mencari mamak dan bapaknya, makanya biar sampai dia besar, Kinara di jauh dari sini, biar tidak teringat dengan orangtuanya yang sudah tidak ada lagi,” ungkap Murni.

Disinggung soal harapan terhadap para tersangka yang melakukan rekontruksi, Murni berharap agar para tersangka dihukum mati agar setimpal dengan perbuatannya. “Si Andi Lala itu bohong bilang anak saya si Riyanto ada utang sabu, walaupun itu pengakuannya, kami mohon Andi Lala dihukum mati,” pinta Murni di rumahnya.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang tersangka pembunuhan sekeluarga Andi Lala menghindar dari amukan warga, usai menjalani reka ulang kasus di Mabar Medan, Senin (8/5). Sebanyak 48 adegan diperagakan Andi Lala bersama dua orang rekannya pada peristiwa pembunuhan sekeluarga yang bermotifkan perampokan dan dendam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rekonstruksi pembunuhan satu keluarga di Jalan Mangaan, Kelurahan Mabar, Medan Deli, diwarnai emosi warga yang memadati lokasi, Senin (8/5) pagi pukul 10.00 WIB. Walaupun lokasi telah disterilkan, tetap saja proses rekontruksi tidak berjalan mulus. Ada dua adegan gagal diperagakan karena emosi warga tak terkendali.

Selama berlangsungnya rekontruksi yang diperagakan Andi Lala, Roni, dan Andi Syahputra, keluarga Riyanto, korban pembunuhan sekeluarga tak mampu menahan sedih. Dengan isak tangis, mereka ikut menghujat para tersangka yang sedang melakukan rekontruksi.

“Kenapa kau bunuh keluarga kami? Keponakan saya itu orang baik, kenapa orang tak bersalah kau bunuh,” teriak Legiah, bibi Riyanto.

“Keponakan saya sangat sayang dengan saya, dasar biadab pelakunya ini,” teriak wanita berusia 54 ini sambil menangis. Tak kuasa menahan sedih, Legiah pun lunglai sambil berlindangan air mata.

Tubuh Legiah yang jatuh langsung ditangkap warga dan pihak Kepolisian. Dengan kondisi lemas, Legiah merasa sangat sedih kehilangan para korban.

“Sungguh tega mereka membunuh keponakan saya. Kami mau mereka dihukum mati,” tangis Legiah lagi.

Ketua TP PKK Kota Medan dan Dekranasda Kota Medan, HJ Rita Maharani Dzulmi Eldin juga menjenguk Kinara, Jumat (14/4). Rita akan memberikan bea siswa untuk membantu biaya pendidikan Kinara hingga SMA.

KINARA TAK DIHADIRKAN

Selama proses rekontruksi berlangsung, Kinara, anak bungsu Riyanto yang selamat dari pembunuhan tragis itu tidak dihadirkan. Setelah dua minggu pulang dari rumah sakit, Kinara tidak diperbolehkan dibawa ke rumah yang menjadi saksi aksi keji Andi Lala cs itu. Agar, Kinara tidak mengingat kedua orangtua dan abang serta kakaknya yang telah tewas.

Hal itu terungkap dari pengakuan nenak kandung Kinara, Murni yang ditemui di rumahnya. Dikatakan wanita berusia 60 tahun ini, sejak Kinara pulang dari rumah sakit dianjurkan tidak dibawa ke rumah, mengingat rasa trauma yang akan dialami Kinara.

“Saat ini, Kinara masih di rumah famili dari mamaknya, tidak dibolehkan dibawa kemari, nanti bisa mencari bapak dengan mamaknya. Makanya, Kinara tidak ada untuk acara rekontruksi ini,” kata Murni.

Dijelaskan Murni, mereka tidak akan membawa Kinara ke rumah tempat tinggal mereka, karena akan sangat mengganggu pikiran Kinara, apalagi membawa Kinara selama rekontruksi berlangsung. “Si Kinara itu bijak, takutnya nanti kalau dibawa kemari, dia bisa minta ke rumah orangtuanya dan mencari mamak dan bapaknya, makanya biar sampai dia besar, Kinara di jauh dari sini, biar tidak teringat dengan orangtuanya yang sudah tidak ada lagi,” ungkap Murni.

Disinggung soal harapan terhadap para tersangka yang melakukan rekontruksi, Murni berharap agar para tersangka dihukum mati agar setimpal dengan perbuatannya. “Si Andi Lala itu bohong bilang anak saya si Riyanto ada utang sabu, walaupun itu pengakuannya, kami mohon Andi Lala dihukum mati,” pinta Murni di rumahnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/