29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Targetkan Perputaran Rp 15 Milyar, FDS Usung Tema Cipta Harmoni Budaya

Warga melakukan tarian kolosal dalam Pembukaan Festival Danau Sentani ke-9 di Kampung Wisata Khalkhote, Sentani Timur, Papua, Senin (20/6). Festival wisata berbasis kebudayaan tersebut diikuti warga dari 24 kampung di sekitar Danau Sentani. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/16.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gong Pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) 2017 sebentar lagi bakal ditabuh. Tepatnya, di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur, Papua tanggal 19-23 Juni 2017. Festival budaya yang memasuki tahun ke-10 ini dalam rangka melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat serta meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Sentani dan Papua.

“Tema yang dipilih untuk FDS 2017 adalah Cipta Harmoni Budaya, yang memiliki arti mengajak masyarakat untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kami akan mengusung tema itu dengan kombinasi keindahan Danau Sentani,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayapura Chris Kores Tokoro dalam acara jumpa pers di Gedung Sapta Pesona Lantai 17, Kementerian Pariwisata, Selasa (13/6/2017).

Lebih lanjut Chris menambahkan, FDS 2017 ini memilih rumah suku sebagai ikon festivalnya. “Dalam satu kampung ada 5 suku, dan setiap suku ada 5 rumah, masing masing suku dipimpin oleh kepala suku yang membawahi beberapa kepala keluarga. Di situ digambarkan sejak ratusan tahun yang lalu, suasana gotong-royong, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan saling menghormati masih dilakukan serta terasa dalam kehidupan rumah suku,” beber Chris.

Chris memaparkan, FDS 2017 sendiri akan dimeriahkan dengan pawai budaya, pertunjukan seni, lomba, promosi daya tarik wisata, fotografi obyek wisata, lomba bidang kesenian dan olahraga, promosi penyelenggaraan PON XX Papua dan tur wisata Danau Sentani, untuk melihat objek wisata budaya, alam dan buatan yang ada di sekitar tepian danau.

“Puncak shownya pada tanggal 19 Juni, diberi nama Harmoni Budaya di Pagar Nusantara, atraksi utama ini akan diikuti ratusan masyarakat dari semua suku di Indonesia yang ada di Sentani Jayapura,  mereka berbaur semua, menari sebagai bentuk keberagaman dan kebhinekaan,” ungkapnya.

Penyelenggaraan FDS 2017, yang tahun ini memasuki tahun ke-10, juga berdampak pada tumbuhnya perekonomian Sentani Papua. “Sejak digelar pertama kali tahun 2002 dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat sekitar. Tercatat perputaran uang di festival itu selalu meningkat setiap tahunnya, dari 8 milyar tahun 2015, 11 milyar tahun 2016 dan target kami tahun ini  bisa mencapai 15 Milyar,” paparnya

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisara Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Wisata Alam Asdep Segmen Pasar Personal Hendri Novierdi mengatakan, event ini memang sudah sangat terlihat berdampak pada masyarakat.

Itu terlihat, imbuh Esthy, dengan semakin banyaknya peminat kerajinan tangan tradisional yang sebelumnya hanya dibuat oleh para orang tua, sekarang sudah diminati oleh Pemuda, Sanggar Tari, yang awalnya hanya berjumlah dua sanggar, kini sudah meningkat jadi ada 11 sanggar, kelompok seni daerah juga semakin membaik penampilannya, selain itu ada suling tambur yang mulai digemari oleh anak-anak dan pemuda.

”Poinnya adalah melalui penyelenggaraan festival ini kita berharap kekayaan budaya Masyarakat Sentani dapat terpelihara dan berkembang baik, sehingga menjadi atraksi dan daya tarik untuk mendatangkan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) khususnya ke Jayapura ,” kata Esthy yang juga diamini Hendri.

Warga melakukan tarian kolosal dalam Pembukaan Festival Danau Sentani ke-9 di Kampung Wisata Khalkhote, Sentani Timur, Papua, Senin (20/6). Festival wisata berbasis kebudayaan tersebut diikuti warga dari 24 kampung di sekitar Danau Sentani. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/16.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gong Pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) 2017 sebentar lagi bakal ditabuh. Tepatnya, di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur, Papua tanggal 19-23 Juni 2017. Festival budaya yang memasuki tahun ke-10 ini dalam rangka melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat serta meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Sentani dan Papua.

“Tema yang dipilih untuk FDS 2017 adalah Cipta Harmoni Budaya, yang memiliki arti mengajak masyarakat untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kami akan mengusung tema itu dengan kombinasi keindahan Danau Sentani,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayapura Chris Kores Tokoro dalam acara jumpa pers di Gedung Sapta Pesona Lantai 17, Kementerian Pariwisata, Selasa (13/6/2017).

Lebih lanjut Chris menambahkan, FDS 2017 ini memilih rumah suku sebagai ikon festivalnya. “Dalam satu kampung ada 5 suku, dan setiap suku ada 5 rumah, masing masing suku dipimpin oleh kepala suku yang membawahi beberapa kepala keluarga. Di situ digambarkan sejak ratusan tahun yang lalu, suasana gotong-royong, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan saling menghormati masih dilakukan serta terasa dalam kehidupan rumah suku,” beber Chris.

Chris memaparkan, FDS 2017 sendiri akan dimeriahkan dengan pawai budaya, pertunjukan seni, lomba, promosi daya tarik wisata, fotografi obyek wisata, lomba bidang kesenian dan olahraga, promosi penyelenggaraan PON XX Papua dan tur wisata Danau Sentani, untuk melihat objek wisata budaya, alam dan buatan yang ada di sekitar tepian danau.

“Puncak shownya pada tanggal 19 Juni, diberi nama Harmoni Budaya di Pagar Nusantara, atraksi utama ini akan diikuti ratusan masyarakat dari semua suku di Indonesia yang ada di Sentani Jayapura,  mereka berbaur semua, menari sebagai bentuk keberagaman dan kebhinekaan,” ungkapnya.

Penyelenggaraan FDS 2017, yang tahun ini memasuki tahun ke-10, juga berdampak pada tumbuhnya perekonomian Sentani Papua. “Sejak digelar pertama kali tahun 2002 dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat sekitar. Tercatat perputaran uang di festival itu selalu meningkat setiap tahunnya, dari 8 milyar tahun 2015, 11 milyar tahun 2016 dan target kami tahun ini  bisa mencapai 15 Milyar,” paparnya

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisara Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Wisata Alam Asdep Segmen Pasar Personal Hendri Novierdi mengatakan, event ini memang sudah sangat terlihat berdampak pada masyarakat.

Itu terlihat, imbuh Esthy, dengan semakin banyaknya peminat kerajinan tangan tradisional yang sebelumnya hanya dibuat oleh para orang tua, sekarang sudah diminati oleh Pemuda, Sanggar Tari, yang awalnya hanya berjumlah dua sanggar, kini sudah meningkat jadi ada 11 sanggar, kelompok seni daerah juga semakin membaik penampilannya, selain itu ada suling tambur yang mulai digemari oleh anak-anak dan pemuda.

”Poinnya adalah melalui penyelenggaraan festival ini kita berharap kekayaan budaya Masyarakat Sentani dapat terpelihara dan berkembang baik, sehingga menjadi atraksi dan daya tarik untuk mendatangkan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) khususnya ke Jayapura ,” kata Esthy yang juga diamini Hendri.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/