26.7 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Bukit Kapur Tiga Raja, Penuh Warna Dibalik Keajaiban Alam

Unik, cantik, dan memiliki keanekaragaman warna menambah nilai estetika sebuah bukit. Ya, apalagi namanya kalau bukan Bukit  Kapur Tinggi Raja. Layaknya bukit kapur yang berada di Negara Turki yakni Bukit Pamukkale. Bukit kapur Tinggi Raja yang terletak di kawasan Tinggi Raja, Kabupaten Simalungun, Sumut ini tak kalah indah dalam menghipnotis para wisatawan untuk terus memandang pesonanya. Bahkan,  aura indah yang terpancar dari keanekaragaman warna seperti hijau, orange, putih, biru, dan warna lainya semakin memanjakan mata para wisatawan yang datang.

Bukit Kapur Tiga Raja
Bukit Kapur Tiga Raja

Nah, bagi yang suka mencari suasana baru di daerah yang memang belum familiar. Bukit Kapur Tinggi Raja adalah pilihan tepat. Selain belum banyak dijamah orang. Tempat ini akan memberi kesan tak terlupakan bagi para wisatawan.

Dari pengalaman perjalanan tim Sumut Pos ke lokasi, ternyata tak seindah dan semudah yang dibayangkan. Para wisatawan harus mempersiapkan kendaraan yang layak dibawa untuk berpetualang, mengingat jalan yang dilalui begitu terjal dan mendaki.

Untuk tiba di lokasi yang dituju, ada dua alternatif jalan yang bisa ditempuh menuju Bukit Kapur Tinggi Raja ini. Yakni dari Medan- Tebing Tinggi – Nagori Dolok- Bukit Kapur Tinggi Raja yang jarak tempuhnya sekitar 125 Km. Sedangkan untuk mempersingkat waktu bisa melalui  jalur, Medan – Galang (Deliserdang) – Nagani Dolok – Tebing Tinggi, dan ini hanya menempuh jarak 95Km dan membutuhkan waktu sekitar 5 jam lamanya.

Jangan lupa diperhatikan untuk mendapatkan informasi lokasi yang dituju, karena sangat beragam bagi orang yang masih asing. Nah, sampai daerah Galang, Deli Serdang, mata akan disuguhkan dengan pemandangan kebun kelapa sawit dan karet yang indah, dan sedikit banyaknya akan mengurangi lelahnya sebuah perjalanan. Setelah melewati Galang , sampailah di daerah Kabupaten Serdang Berdagai. Di lokasi ini istirahat sejenak perlu dilakukan untuk tetap konsentrasi melewati jalur yang terkesan ekstrim.

Semakin menjorok ke dalam Serdang Bedagai, wisatawan benar-benar hanyut ke dalam suasana pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk jalan raya dan kotornya asap pembuangan dari lubang knalpot motor butut .

Sekitar satu jam perjalanan, sampailah di daerah Dolok Masihul, Simalungun. Artinya perjalalanan ke Bukit Kapur  tidak jauh lagi. Setelah melewati Dolok Masihul, sampailah daerah Nagori Dolok. Nah, di tempat inilah perjalanan yang memacu ardenalin cukup menantang. Jangan harap bisa  sampai tujuan berjalan mulus, karena seluruh jalanan sangat rusak dengan mengambil jarak tempuh sekitar 20-30Km.

Diperjalanan yang rusak ini, wisatawan diingatkan untuk berhati-hati. Terutama yang menggunakan kendaraan sepeda motor standar karena jalanan semakin menanjak tinggi. Setelah melalui sejumlah tikungan, jalanan penuh lubang dan penuh tanjakan sampailah ketempat yang dituju.

Ditempat ini, wisatawan disambut oleh tokoh masyarakat Tinggi Raja dan juga penjaga bukit  kapur, Opung Tinggi Raja.  Di balik usianya yang cukup tua yakni 101 tahun, tak menyurutkan semangatnya untuk menceritakan sedikit sejarah tentang Tinggi Raja. Dalam kisah Opung, kawasan Tinggi Raja berasal dari empat marga yaitu Damanik, Saragih, Sipayung dan Purba. Konon ceritanya dulu, kampung ini bernama Bauan, saat itu raja melakukan kenduri  dan dalam kenduri tidak dibenarkan untuk memakan hati kerbau. Namun, anak raja mengambil hati kerbau tersebut dan melanggar peraturan dengan memakan hati kerbau bersama masyarakat lainnya hingga terkena sumpah oleh Tinggi Raja. Sebahagian masyarakat banyak yang mati dan anak raja saat itu mencoba melarikan diri.

Meskipun sempat lari hingga ke daerah Lintong, Tapanuli, namun kematian tidak dapat dielakkan oleh anak raja tersebut. Dirinya mati setelah datang air panas yang menghantam dirinya “Jadi setiap tahunnya ada mistik suara gendang,”ucapnya. Itulah sedikit ceritanya asal mula tinggi raja.
Setelah adanya air panas tersebut, timbullah sebuah bukit kapur, maka itu Tinggi Raja setiap tahunnya naik ke bukit dan membawa kapur-kapur yang berasal dari perut bumi tersebut.  Hingga kini hal itu menjadi fenomena alam.

Kata Opung saat ini, penduduk Tinggi Raja berjumlah 115 Kepala Keluarga (KK) yang didominasi agama kristiani sebanyak 95 persen. “Namun, dulu kerajaannya berasal dari agama Islam. Makanya di tempat ini tidak boleh membawa atau menjual daging yang haram,”ucapnya. (ban)

Suguhan Bukit Kapur Layaknya Bukit Bersalju

Balik lagi ke Bukit  Kapur Tinggi Raja, setidaknya ada dua pemandang indah di tempat ini. Namun, disarankan untuk memulai dari bahagian bukit teratas, karena di tempat ini ada suguhan bukit kapur bagaikan bukit bersalju. Untk mencapai ke tempat ini membutuhkan jarak sekitar 300 m atau sekitar 15 menit perjalanan.

Indah… kalimat yang pasti terungkap awal kala melihat bukit putih bagaikan salju terhampar luas di lokasi tersebut. Indahnya lagi, ada beberapa garis panjang terpapar bagaikan membelah bukit, namun jangan harap melihat pangkalnya karena hanya terlihat air panas yang mendidih di garis tersebut.
Selain bukit kapur yang nan indah dan garis-garis tersebut, sebuah danau air panas berwarna biru semakin memanjakan mata. Perpaduan bukit kapur berwarna putih dan danau biru memberikan nilai eksotik tersendiri saat memandangnya.

Berpindah ke bawah, yang jaraknya hanya menempuh 10 menit dari danau tersebut. Sebuah sungai yang bernama Bah Balak Bah cukup menyegarkan tubuh kita. Di tempat ini pun tak kalah indahnya. Pasalnya, ada bukit kapur yang berwarna-warni juga memanjakan wisatawan dan dari bukit tersebut pun mengeluarkan air yang hangat yang langsung jatuh ke sungai ini. Cukup untuk merelaksasikan tubuh para wisatawan.

Rima dan Tina wisatawan asal Medan mengatakan, Bukit Kapur di Tinggi Raja ini sangat indah, dan jarang-jarang ada di Sumut bahkan di Indonesia. Namun, yang di sayangkan tidak baiknya infrastruktur jalan yang baik memberi nilai minus untuk sebuah keindahan dan keajabaian sebuah bukit. (ban)

Unik, cantik, dan memiliki keanekaragaman warna menambah nilai estetika sebuah bukit. Ya, apalagi namanya kalau bukan Bukit  Kapur Tinggi Raja. Layaknya bukit kapur yang berada di Negara Turki yakni Bukit Pamukkale. Bukit kapur Tinggi Raja yang terletak di kawasan Tinggi Raja, Kabupaten Simalungun, Sumut ini tak kalah indah dalam menghipnotis para wisatawan untuk terus memandang pesonanya. Bahkan,  aura indah yang terpancar dari keanekaragaman warna seperti hijau, orange, putih, biru, dan warna lainya semakin memanjakan mata para wisatawan yang datang.

Bukit Kapur Tiga Raja
Bukit Kapur Tiga Raja

Nah, bagi yang suka mencari suasana baru di daerah yang memang belum familiar. Bukit Kapur Tinggi Raja adalah pilihan tepat. Selain belum banyak dijamah orang. Tempat ini akan memberi kesan tak terlupakan bagi para wisatawan.

Dari pengalaman perjalanan tim Sumut Pos ke lokasi, ternyata tak seindah dan semudah yang dibayangkan. Para wisatawan harus mempersiapkan kendaraan yang layak dibawa untuk berpetualang, mengingat jalan yang dilalui begitu terjal dan mendaki.

Untuk tiba di lokasi yang dituju, ada dua alternatif jalan yang bisa ditempuh menuju Bukit Kapur Tinggi Raja ini. Yakni dari Medan- Tebing Tinggi – Nagori Dolok- Bukit Kapur Tinggi Raja yang jarak tempuhnya sekitar 125 Km. Sedangkan untuk mempersingkat waktu bisa melalui  jalur, Medan – Galang (Deliserdang) – Nagani Dolok – Tebing Tinggi, dan ini hanya menempuh jarak 95Km dan membutuhkan waktu sekitar 5 jam lamanya.

Jangan lupa diperhatikan untuk mendapatkan informasi lokasi yang dituju, karena sangat beragam bagi orang yang masih asing. Nah, sampai daerah Galang, Deli Serdang, mata akan disuguhkan dengan pemandangan kebun kelapa sawit dan karet yang indah, dan sedikit banyaknya akan mengurangi lelahnya sebuah perjalanan. Setelah melewati Galang , sampailah di daerah Kabupaten Serdang Berdagai. Di lokasi ini istirahat sejenak perlu dilakukan untuk tetap konsentrasi melewati jalur yang terkesan ekstrim.

Semakin menjorok ke dalam Serdang Bedagai, wisatawan benar-benar hanyut ke dalam suasana pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk jalan raya dan kotornya asap pembuangan dari lubang knalpot motor butut .

Sekitar satu jam perjalanan, sampailah di daerah Dolok Masihul, Simalungun. Artinya perjalalanan ke Bukit Kapur  tidak jauh lagi. Setelah melewati Dolok Masihul, sampailah daerah Nagori Dolok. Nah, di tempat inilah perjalanan yang memacu ardenalin cukup menantang. Jangan harap bisa  sampai tujuan berjalan mulus, karena seluruh jalanan sangat rusak dengan mengambil jarak tempuh sekitar 20-30Km.

Diperjalanan yang rusak ini, wisatawan diingatkan untuk berhati-hati. Terutama yang menggunakan kendaraan sepeda motor standar karena jalanan semakin menanjak tinggi. Setelah melalui sejumlah tikungan, jalanan penuh lubang dan penuh tanjakan sampailah ketempat yang dituju.

Ditempat ini, wisatawan disambut oleh tokoh masyarakat Tinggi Raja dan juga penjaga bukit  kapur, Opung Tinggi Raja.  Di balik usianya yang cukup tua yakni 101 tahun, tak menyurutkan semangatnya untuk menceritakan sedikit sejarah tentang Tinggi Raja. Dalam kisah Opung, kawasan Tinggi Raja berasal dari empat marga yaitu Damanik, Saragih, Sipayung dan Purba. Konon ceritanya dulu, kampung ini bernama Bauan, saat itu raja melakukan kenduri  dan dalam kenduri tidak dibenarkan untuk memakan hati kerbau. Namun, anak raja mengambil hati kerbau tersebut dan melanggar peraturan dengan memakan hati kerbau bersama masyarakat lainnya hingga terkena sumpah oleh Tinggi Raja. Sebahagian masyarakat banyak yang mati dan anak raja saat itu mencoba melarikan diri.

Meskipun sempat lari hingga ke daerah Lintong, Tapanuli, namun kematian tidak dapat dielakkan oleh anak raja tersebut. Dirinya mati setelah datang air panas yang menghantam dirinya “Jadi setiap tahunnya ada mistik suara gendang,”ucapnya. Itulah sedikit ceritanya asal mula tinggi raja.
Setelah adanya air panas tersebut, timbullah sebuah bukit kapur, maka itu Tinggi Raja setiap tahunnya naik ke bukit dan membawa kapur-kapur yang berasal dari perut bumi tersebut.  Hingga kini hal itu menjadi fenomena alam.

Kata Opung saat ini, penduduk Tinggi Raja berjumlah 115 Kepala Keluarga (KK) yang didominasi agama kristiani sebanyak 95 persen. “Namun, dulu kerajaannya berasal dari agama Islam. Makanya di tempat ini tidak boleh membawa atau menjual daging yang haram,”ucapnya. (ban)

Suguhan Bukit Kapur Layaknya Bukit Bersalju

Balik lagi ke Bukit  Kapur Tinggi Raja, setidaknya ada dua pemandang indah di tempat ini. Namun, disarankan untuk memulai dari bahagian bukit teratas, karena di tempat ini ada suguhan bukit kapur bagaikan bukit bersalju. Untk mencapai ke tempat ini membutuhkan jarak sekitar 300 m atau sekitar 15 menit perjalanan.

Indah… kalimat yang pasti terungkap awal kala melihat bukit putih bagaikan salju terhampar luas di lokasi tersebut. Indahnya lagi, ada beberapa garis panjang terpapar bagaikan membelah bukit, namun jangan harap melihat pangkalnya karena hanya terlihat air panas yang mendidih di garis tersebut.
Selain bukit kapur yang nan indah dan garis-garis tersebut, sebuah danau air panas berwarna biru semakin memanjakan mata. Perpaduan bukit kapur berwarna putih dan danau biru memberikan nilai eksotik tersendiri saat memandangnya.

Berpindah ke bawah, yang jaraknya hanya menempuh 10 menit dari danau tersebut. Sebuah sungai yang bernama Bah Balak Bah cukup menyegarkan tubuh kita. Di tempat ini pun tak kalah indahnya. Pasalnya, ada bukit kapur yang berwarna-warni juga memanjakan wisatawan dan dari bukit tersebut pun mengeluarkan air yang hangat yang langsung jatuh ke sungai ini. Cukup untuk merelaksasikan tubuh para wisatawan.

Rima dan Tina wisatawan asal Medan mengatakan, Bukit Kapur di Tinggi Raja ini sangat indah, dan jarang-jarang ada di Sumut bahkan di Indonesia. Namun, yang di sayangkan tidak baiknya infrastruktur jalan yang baik memberi nilai minus untuk sebuah keindahan dan keajabaian sebuah bukit. (ban)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/