YOGYA, SUMUTPOS.CO – HUT Kemerdekaan RI menjadi ajang promosi dan edukasi soal kopi. Itulah yang dilakukan Komunitas Kopi Nusantara dengan warga Karangkajen dan Prawirotaman Yogya. Saat tirakatan tasyakuran peringatan Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia digelarlah Prawiro Coffee Festival. Acara dikemas dalam bentuk “Tirakatan Sambil Ngopi Bareng.”
Prawiro Coffee Festival #1 ini didukung puluhan kedai kopi yang menyediakan berbagai jenis kopi dari beberapa provinsi, mulai dari lokal Jogja, Jawa Tengah, Bali, Jawa Barat, Sumatra Selatan dan Jakarta. Disediakan 5.000 cangkir kopi untuk acara tanggal 16 Agustus jam 16.00-24.00 WIB di Kampung Turis ini. Acara ini menjadi satu cara agar para wisatawan betah di Yogya.
“Tepat! Kopi Indonesia itu juara! Dikenal dan punya pamor di seluruh dunia. Hampir semua daerah punya kopi, dan semakin banyak kopi daerah yang mendunia,” komentar Menpar Arief Yahya sembari mencontohkan jenis kopi yang punya pamor kuat sejak zaman kolonial, seperti Toraja, Gayo, Mandailing, Lampung, Flores, sampai Papua.
Mempromosikan aneka ragam kopi Indonesia itu, akan memperkuat minat wisatan berkunjung. Kopi sudah menjadi minuman favourit dan sekaligus gaya hidup modern. “Promosikan kopi dengan berbagai festival yang mengangkat cita rasa kopi Indonesia,” tutur Arief Yahya.
Prawiro Coffee Festival #1 dilangsungkan di sepanjang Jalan Gerilya, Prawirotaman. Acara ini didukung oleh sejumlah kedai kopi seperti Selli Coffee, Kopi Merapi, Link Kopi, Noels Roastery, Kisah Seduh, Kembang Kopi dan lain-lain. Selain kedai kopi, disuguhkan pula pentas musik dan seni dari beragam musikus, seniman dan komunitas.
“Acara ini bertujuan untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia dan memperkenalkan kopi nusantara yang beraneka keunikan rasa,” ujar Creator Event Prawiro Coffee Festival, Anggi Dita, dalam rilisnya, Minggu (13/8/2017).
Tidak hanya kopinya saja yang dipromosikan. Acara Prawiro Coffee Festival #1 juga memperkenalkan petani kopi, penggiat kopi dan industri ikutannya. “Diharapkan kopi Nusantara lebih banyak dikenal dan dapat mengedukasi masyarakat tentang kopi asal Indonesia yang memiliki kualitas terbaik melalui agenda itu,” tambahnya.
Bisnis kedai kopi di Yogya sangat menjanjikan. Usaha kedai kopi menghasilkan potensi ekonomi yang signifikan di Yogyakarta dan dapat mencapai Rp 350.4 miliar setahun, yang dihasilkan dari 800 kedai kopi di kota ini.
“Realisasi ekonomi saat ini yang berasal dari 600 kedai kopi yang terdaftar di Yogyakarta mencapai Rp 262.8 miliar per tahun,” ujar pemilik Pitutur Kedai Kopi Ponco Kusumo pada media akhir tahun lalu.
Rio Dewanto, artis yang juga pemilik Filosofi Kopi, membuka kedai kopi di Yogya karena melihat maraknya trend mengopi di kota ini. “Saya dengar ada yang anti mesin expresso kemudian memilih membuat kopi sendiri dan ada juga kopi keliling, ini kan unik,” ujar Rio saat mau membuka kedai kopi di Yogya awal tahun 2017. (rel)