26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kejar 15 Juta Wisman, Kemenpar Susun Pedoman Penanganan Krisis Kepariwisataan

Kemenpar, Arief Yahya.

Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan pariwisata nasional dua kali lipat pada 2019; memberikan kontribusi pada PDB nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan Rp 280 triliun. Lalu menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, jumlah kunjungan wisman 20 juta. Wisnusnya,  275 juta, dan  indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.

Angka itu membaik dari posisi sekarang atau tahun 2017 di ranking 42 –sebelumnya tahun 2014 di ranking 70 kemudian tahun 2015 meningkat di ranking 50 dunia.

Ukus Kuswara menjelaskan, di balik keunggulan pariwisata sebagai leading sector ternyata industri jasa ini sangat rentan terhadap berbagai krisis, baik bersumber dari bencana alam, wabah penyakit, maupun keamanan terutama terorisme.

“Jika barbagai acaman krisis ini tidak tertangani secara baik, akan berdampak signifikan bagi kepariwisataan nasional dengan menurun kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia,” kata Ukus Kuswara.

“Saya menyambut baik diselenggarakan FGD untuk menyusun pedoman dalam penanganan krisis kepariwisataan dengan melibatkan tim dari pusat krisis kementerian/lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang merupakan stakeholder pariwisata,” kata Ukus Kuswara.

Kegiatan FGD Penyusunan Pedoman Penangan Krisis Kepariwisataan dimaksudkan antara lain menyiapkan dasar-dasar yang dibutuhkan bagi CCP menyangkut pola kerja, sistem dan kelembagaan; mengindentifikasi pesan kunci (key message) terkait krisis; mendorong keterlibatan stakeholder dalam crisis center; memperoleh umpan balik (feedback) dari masyarakat/wisatawan; serta penyediaan prosedur pengelola krisis dalam meminimalisir dampak dan penanganan krisis dapat lebih optimal.

FGD diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan nara sumber dari Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyampaikan paparan dengan tema “Pemetaan Potensi Bencana di Destinasi Pariwisata” dan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr.Sutupo Purwa Nugroho dalam paparan “Best Practice Penangan Krisis Kesehatan”.

Acara FGD diikuti 60 peserta dari PIC (Person In Charge) TCC setiap Deputi Kemenpar, PIC kementerian/lembaga dan asosiasi, Dinas Pariwsiata, serta Tim Pengelola TCC Kemenpar. (Rel)

Kemenpar, Arief Yahya.

Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan pariwisata nasional dua kali lipat pada 2019; memberikan kontribusi pada PDB nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan Rp 280 triliun. Lalu menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, jumlah kunjungan wisman 20 juta. Wisnusnya,  275 juta, dan  indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.

Angka itu membaik dari posisi sekarang atau tahun 2017 di ranking 42 –sebelumnya tahun 2014 di ranking 70 kemudian tahun 2015 meningkat di ranking 50 dunia.

Ukus Kuswara menjelaskan, di balik keunggulan pariwisata sebagai leading sector ternyata industri jasa ini sangat rentan terhadap berbagai krisis, baik bersumber dari bencana alam, wabah penyakit, maupun keamanan terutama terorisme.

“Jika barbagai acaman krisis ini tidak tertangani secara baik, akan berdampak signifikan bagi kepariwisataan nasional dengan menurun kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia,” kata Ukus Kuswara.

“Saya menyambut baik diselenggarakan FGD untuk menyusun pedoman dalam penanganan krisis kepariwisataan dengan melibatkan tim dari pusat krisis kementerian/lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang merupakan stakeholder pariwisata,” kata Ukus Kuswara.

Kegiatan FGD Penyusunan Pedoman Penangan Krisis Kepariwisataan dimaksudkan antara lain menyiapkan dasar-dasar yang dibutuhkan bagi CCP menyangkut pola kerja, sistem dan kelembagaan; mengindentifikasi pesan kunci (key message) terkait krisis; mendorong keterlibatan stakeholder dalam crisis center; memperoleh umpan balik (feedback) dari masyarakat/wisatawan; serta penyediaan prosedur pengelola krisis dalam meminimalisir dampak dan penanganan krisis dapat lebih optimal.

FGD diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan nara sumber dari Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyampaikan paparan dengan tema “Pemetaan Potensi Bencana di Destinasi Pariwisata” dan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr.Sutupo Purwa Nugroho dalam paparan “Best Practice Penangan Krisis Kesehatan”.

Acara FGD diikuti 60 peserta dari PIC (Person In Charge) TCC setiap Deputi Kemenpar, PIC kementerian/lembaga dan asosiasi, Dinas Pariwsiata, serta Tim Pengelola TCC Kemenpar. (Rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/