SUMUTPOS.CO – Sejak tahun 2016 yang lalu, pemerintah Taiwan sudah mengalakkan wisata halal. Wisata halal dalam hal ini bukan hanya terkait kuliner lho, hotel dan resort juga menyediakan perlengkapan ibadah untuk umat muslim, seperti sajadah, kitab suci, dan tanda kiblat.
Awal Juli 2019, Sumut Pos berkesempatan menjelajah Taiwan dalam program Taiwan Familiarization Tour for Indonesian Media & KOL. Selama satu minggu berada di negara berjuluk The Heart of Asia itu, selain diajak berkeliling ke sejumlah objek wisata terfavorit, Sumut Pos beserta rombongan dikenalkan dengan tempat-tempat makan ternikmat khas Taiwan dan tentunya berlabel halal untuk dikonsumsi para traveller muslim.
Hampir seluruh lokasi makanan dan minuman yang kami sambangi, baik di restoran ataupun resort, terbukti ada menyediakan label halal dalam setiap penyajiannya. Bahkan pada resort-resort tempat kami menginap, terpajang lisensi halal dari Islamic Association of Taiwan atau kalau di Indonesia seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tak sekadar halal, cita rasa makanan yang ada di Taiwan juga dapat menggetarkan lidah alias nikmat sekali.
Pemandu Wisata Taiwan, Adi Carlo yang memandu peserta tour selama di Taiwan mengungkapkan, beberapa tahun lalu sangat susah mencari menu makanan halal untuk wisatawan muslim. “Di Taipei saja hanya ada dua restoran muslim. Sekarang sudah mulai banyak,” katanya.
Dirinya menjelaskan, kini ada tiga jenis restoran untuk wisatawan muslim yang mencari makanan halal. Ketiga jenis tersebut adalah muslim restaurant (MR), muslim friendly restaurant (MFR), dan halal menu including (HMI). “Tiga-tiganya diakui oleh pemerintah dan memiliki license dari Islamic Association of Taiwan yang mana harus diperbarui setiap tahun sekali,” imbuh Adi.
Untuk MR, makanan yang disajikan memang dikhususkan untuk umat muslim sehingga tidak ada menu lain yang tidak halal. Lalu untuk MFR, menu makanan dimasak dalam wadah terpisah dan koki yang memasaknya berbeda dengan menu lain. Terakhir untuk restoran HMI koki yang memasak tetap orang lokal, namun bahan-bahan yang digunakan seperti daging diimpor khusus dan sudah memiliki label halal.
Meski banyak hotel dan restoran yang ramah terhadap pelancong muslim, Adi Carlo mengingatkan tak semua tempat makan menyediakan hidangan halal, terutama jajanan pinggir jalan alias street food yang menjadi salah satu ciri khas jika ingin wisata kuliner di Taiwan. Pria kelahiran Jakarta yang sudah 21 tahun tinggal di Taiwan itu berbagi tip untuk Anda yang menghindari makanan haram, terutama babi, ketika berkunjung ke negara ini.
Menurutnya, hapalkan bahasa masyarakat setempat ketika menyebut babi. “Di sini babi disebut ‘cu rou’, ‘cu rou ma?’, artinya ‘apakah ini babi?'” katanya, Rabu, 3 Juli 2019. Kalau pedagang menggelengkan kepala, silakan mencoba makanan tersebut. Pertanyaan ‘cu rou ma” ini tak hanya untuk hidangan daging. Adi menyarankan untuk bertanya juga bahan kuah dan saus yang mereka sediakan. Masyarakat di Taiwan lebih sering menyajikan kuah dari daging babi ketimbang sapi. “Kalau kuahnya terbuat dari daging sapi biasanya ditulis, kalau dari babi tak ditulis,” ucap dia.
Begitu juga dengan saus. Masyarakat Taiwan kerap menggunakan daging babi cincang untuk ditaruh di saus. Adapun untuk minyak, Adi Carlo mengatakan pelancong muslim tak perlu khawatir. “Di sini jarang menggunakan minyak babi karena harganya lebih mahal dan cepat tengik,” ujarnya.
Tak hanya di Taipeii, makanan halal sangat mudah dijumpai di Taitung, sisi timurnya Taiwan. Kami sempat mencoba kuliner halal khas suku asli di sana. Salah satu resto yang menyajikan makanan halal di Taitung adalah Mibaai Restoran yang terletak di Taitung City, Chuan Guang Road No 470. Jarak tempuhnya pun tak begitu jauh dari Bandara Taitung. Di resto ini kami sempat mencicipi pinang dan rebung muda yang disajikan dalam khas masakan aborigin. Pada makanan penutup ada manisan bunga rosela yang sangat familiar bagi penduduk lokal.
Makanan halal juga banyak dijumpai di Taiwan Timur lainnya yakni di Kota Hualien. Sebagai kota dengan jumlah penduduk sekitar 300 ribuan, Hualien sangat siap menyambut wisatawan muslim. Terlihat, dari sisi penginapan, hotel di Hualien sudah mengklasifikasikan makanan untuk muslim. Salah satunya, Promisedland Resort yang terletak di Lembah Rift. Di hotel yang berkonsep Spanyol ini, wisatawan bisa bersantap kuliner dengan kombinasi antara masakan Cina dan prasmanan gaya Barat. Hidangan disiapkan menggunakan bahan-bahan produk organik lokal dari 13 kota di Hualien.
Standar halal juga diikuti dengan cermat mulai dari peralatan dapur, bahan makanan hingga makanan itu siap untuk disajikan. Staf restoran dan staf dapurnya juga telah menerima berbagai pelatihan. Dalam kamar resort, mereka turut menyediakan sajadah dan Alquran bagi wisatawan muslim.
Dibandingkan Taipeii, resto yang menyediakan makanan halal di Hualien dan Taitung sebenarnya masih lebih sedikit. Hanya saja bedanya, jika wisatawan hanya berkunjung ke Taipeii, maka cuma bisa menikmati gedung-gedung tinggi. Sementara di Hualien dan Taitung, wisatawan bisa menikmati panorama alam, hutan, tebing dan pantai.
Bagi Anda yang berniat mengunjungi Taiwan dalam waktu dekat dan mencari informasi tentang restoran yang menyajikan menu halal, Anda bisa membuka situs http://www.iat.org.tw/index_files/halalrestaurants.htm. Semua informasi menyangkut jenis restoran dan alamatnya tertera di sana. So, bagi traveller muslim terkhusus Indonesia, tunggu apalagi saatnya berkunjung ke Taiwan! (prn/ram)