30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Festival Pulau Penyengat Siap Jaring Wisman Border

Festival Pulau Penyengat (FPP) akan digelar dari tanggal 22 hingga 24 Juli 2017 di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Indonesia.

TANJUNG PINANG, SUMUTPOS.CO – Kota Tanjung Pinang kembali akan mengadakan acara akbar bertajuk Festival Pulau Penyengat (FPP). Event tersebut akan digelar dari tanggal 22 hingga 24 Juli 2017 di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang. Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astut mengatakan, Pulau penyengat adalah salah satu destinasi wisata unggulan di kota Tanjung Pinang. Kota tersebut, imbuh Esthy, juga dikenal dengan sebutan Pulau Penyengat  Indra Sakti atau Pulau Penyengat  Mas Kawin dan pernah menjadi pusat kerajaan Riau-Lingga.

”Kegiatan ini mampu membangkitkan wawasan wisata dan cinta budaya khususnya kebudayaan melayu, mengembangkan industri kelautan yg meliputi industri  maritim, wisata dan olah raga bahari, perikanan dan jasa kelautan serta mampu meingkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di perbatasan maupun wisatawan nusantara  mengingat Pulau Penyengat merupakan salah satu daerah perbatasan dekat dengan Singapura dan Malaysia,” beber Esthy.

Sekadar informasi, dilihat dari data kunjungan Wisman untuk tahun 2016 sebesar 92.948 Wisman sedangkan untuk target tahun 2017 sebesar 3 juta Wisman untuk Kepulauan Riau secara keseluruhan.

”Panitia sudah berkoordinasi dengan kami dan mentargetkan selama event berlangsung wisatawan yang hadir Wisman 300 orang dan wisatawan nusantara 12.000 Wisnus. Semoga bisa melampaui target,” ujar Esthy.

Panitia pelaksana juga sudah mempersiapkan berbagai perlombaan dan acara menarik. Sebut saja seperti, lomba dayung sampan, lomba pukul bantal di laut, lomba nambat itik di laut, lomba becak motor hias, pangkak gasing, syahril gurindam 12, membaca gurindam 12, pentas seni (pertunjukan wayang cicak), kegiatan klinik sastra,berzanji dan banyak lainnya dengan total peserta diprediksi sebanyak 1.316 orang

Wanita berhijab itu menambahkan, perhelatan ini berpotensi menjaring wisatawan mancanegara di border area. Terlebih budaya melayu disana masih sangat kental dan tetap dilestarikan. “Karena dengan festival yang dilandasi dengan budaya, dipastikan tingkat kunjungan wisata semakin bertambah dan itu akan memajukan daerah serta meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat,” Esthy Reko Astuti.

Festival Pulau Penyengat (FPP) akan digelar dari tanggal 22 hingga 24 Juli 2017 di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Indonesia.

TANJUNG PINANG, SUMUTPOS.CO – Kota Tanjung Pinang kembali akan mengadakan acara akbar bertajuk Festival Pulau Penyengat (FPP). Event tersebut akan digelar dari tanggal 22 hingga 24 Juli 2017 di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang. Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astut mengatakan, Pulau penyengat adalah salah satu destinasi wisata unggulan di kota Tanjung Pinang. Kota tersebut, imbuh Esthy, juga dikenal dengan sebutan Pulau Penyengat  Indra Sakti atau Pulau Penyengat  Mas Kawin dan pernah menjadi pusat kerajaan Riau-Lingga.

”Kegiatan ini mampu membangkitkan wawasan wisata dan cinta budaya khususnya kebudayaan melayu, mengembangkan industri kelautan yg meliputi industri  maritim, wisata dan olah raga bahari, perikanan dan jasa kelautan serta mampu meingkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di perbatasan maupun wisatawan nusantara  mengingat Pulau Penyengat merupakan salah satu daerah perbatasan dekat dengan Singapura dan Malaysia,” beber Esthy.

Sekadar informasi, dilihat dari data kunjungan Wisman untuk tahun 2016 sebesar 92.948 Wisman sedangkan untuk target tahun 2017 sebesar 3 juta Wisman untuk Kepulauan Riau secara keseluruhan.

”Panitia sudah berkoordinasi dengan kami dan mentargetkan selama event berlangsung wisatawan yang hadir Wisman 300 orang dan wisatawan nusantara 12.000 Wisnus. Semoga bisa melampaui target,” ujar Esthy.

Panitia pelaksana juga sudah mempersiapkan berbagai perlombaan dan acara menarik. Sebut saja seperti, lomba dayung sampan, lomba pukul bantal di laut, lomba nambat itik di laut, lomba becak motor hias, pangkak gasing, syahril gurindam 12, membaca gurindam 12, pentas seni (pertunjukan wayang cicak), kegiatan klinik sastra,berzanji dan banyak lainnya dengan total peserta diprediksi sebanyak 1.316 orang

Wanita berhijab itu menambahkan, perhelatan ini berpotensi menjaring wisatawan mancanegara di border area. Terlebih budaya melayu disana masih sangat kental dan tetap dilestarikan. “Karena dengan festival yang dilandasi dengan budaya, dipastikan tingkat kunjungan wisata semakin bertambah dan itu akan memajukan daerah serta meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat,” Esthy Reko Astuti.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/