SUMUTPOS.CO – Kalau berkesempatan berkunjung ke Taiwan, maka jangan lupa untuk menginjakkan kaki di daerah Taitung dan Hualien. Daerah yang terletak di kawasan Taiwan Timur tersebut memiliki sebuah keunikan yang akan membuat kita takjub. Water Running Up (Air mengalir ke atas) dan Tebing marmer.
Biasanya, air akan mengalir dari atas ke bawah. Tetapi, di Taitung terjadi sebaliknya. Menurut informasi yang Sumut Pos himpun selama berada di Taiwan, melalui tajuk Taiwan Familiarization Tour for Indonesia Media & KOL, pada awal Juli 2019, water running up mulanya adalah sebuah saluran irigasi kecil yang dibuat oleh suku Amis, penduduk asli setempat. Konon, mereka mengetahui gerakan airnya tak lumrah karena saat mandi air tak kunjung mengalir ke badan.
“Tapi malah naik dari kaki ke wajah,” kata Adi Carlo, Pemandu Wisata Taiwan yang membawa peserta tour.
Guna membuktikan gaya grativasi pada irigasi tersebut, Adi Carlo lalu meminta meletakkan daun di atas air dan benar daun tersebut malah naik ke atas menanjak menyusuri aliran yang semakin kencang ke atas. “Fenomena ini sampai sekarang belum ada yang bisa menjelaskan secara ilmiah,” ungkapnya.
Penjelasan dari papan informasi yang dipajang di sana menjelaskan, air tersebut sebenarnya tak mengalir ke atas. Semua itu cuma ilusi mata karena pengaruh pemandangan di sekitar. Kendati jalan di permukaan menanjak, pondasi saluran irigasi dibuat menurun sehingga air seolah mengalir ke atas. Ilusi ini membuat Water Running Up menjadi salah satu tempat yang menarik wisatawan. Banyak orang berkunjung ke sana dan menyusuri aliran irigasi sampai ke atas karena penasaran.
Tebing Marmer
Selain punya fenomena alam yang unik, bagian timur Taiwan lainnya yakni di Hualien, terdapat Taman Nasional Taroko dengan pemandangan tebing dan pegunungan spektakuler. Tebing dan ngarai juga tampak membentang di Sungai Liwu. Pengunjung dapat menjelajahi Taman Nasional Taroko baik dengan berjalan kaki maupun menaiki kendaraan.
Sejumlah spot foto pun yang bisa dikunjungi di Taman Nasional Taroko, salah satunya Kuil Musim Semi Abadi (Eternal Spring Shrine). Tempat ini bisa dicapai usai berkendara lewat pintu keluar barat Terowongan Changchun dari Jalan Raya Lintas Pulau Tengah. Lalu belok ke selatan (kiri) dan menyusuri Jalan Raya Lintas Pulau Besar hingga sampai ke tempat parkir kendaraan di sebelah Sungai Liwu.
Usai menikmati pemandangan Kuil Musim Semi Abadi, pengunjung dapat berjalan kaki menyusuri jalan beraspal dengan pemandangan jurang yang curam dan tebing marmer. Antara lain Terowongan Kelok Sembilan (Chiouchüe Tung), sarang burung walet dan Jembatan Lioufang. Namun ketiga tempat tersebut harus ditempuh dengan berjalan kaki dengan menggunakan helm ketika memasuki kawasan itu.
Taman Nasional Taroko yang merupakan salah satu dari sembilan taman nasional di Taiwan, terbentang dari Kabupaten Taichung, Nantou, dan Hualien. Namun lebih mudah diakses lewat Hualien karena hanya 30 menit berkendara dari pusat kota walaupun ditempuh dengan jalan yang berkelok dan menanjak.
Di sekitar taman tersebut pengunjung bakal disuguhi pemandangan alam ngarai yang terukir dari marmer dan juga batu giok yang terbentuk jutaan tahun lalu. Setelah jutaan tahun erosi angin, batu-batu pualam terpapar dan dipotong oleh Sungai Liwu, menciptakan kesan megah ngarai. Dari Qingshui ke Puncak Nanhu, ketinggian mencapai 3.742 meter. Geografi khusus semacam itu juga telah menghasilkan flora dan fauna khusus di daerah ini. Swallow Grotto (Yanzikou) dan Tunnel of Nine Turns (J iuqudong) adalah pemandangan alam yang paling mengesankan di Taroko dan ngarai di sini adalah yang tersempit.
Wisatawan dapat menghargai keindahan alam di sepanjang tur jalur. Menelan sarang di tebing, berkicau dan terbang balik. Monumental Taroko dirancang dengan gaya Cina Q dan Kuil Changchun mengingatkan orang-orang yang mengorbankan hidup mereka untuk membangun jalan raya pusat. (prn/ram)