30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Yahcter, Tari Dangkong, hingga Wali Band Ramaikan Festival Bahari Kepri 2017

Festival Bahari ini akan digelar sembilan hari berturut turut sejak 13 – 21 Oktober 2017 di Tanjung Pinang. Salah satu event unggulan  tahunan yang akan digelar selama Festival Bahari Kepri adalah Tanjungpinang Dragon Boat Race yang akan diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri pada tanggal 20-22 Oktober 2017.

RIAU, SUMUTPOS.CO – Detak Kegiatan bahari masyarakat di Kepulauan Riau dengan ibu kotanya Tanjungpinang, tidak pernah berhenti. Bukan hanya mengembangkan beberapa daerah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Bintan, dan Karimun melalui kerja sama dengan Pemerintah Singapura, potensi wisata bahari yang ada di wilayah Kepulauan Riau akan ditampilkan di dalam Festival Bahari Kepulauan Riau (Kepri) 2017.

Festival Bahari ini akan digelar sembilan hari berturut turut sejak 13 – 21 Oktober 2017 di Tanjung Pinang. “Selama sembilan hari berbagai atraksi wisata akan ditampilkan untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan nusantara yang akan berkunjung ke Tanjungpinang, dan juga mensasar wisatawan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar.

Atraksi kesenian dan permainan tradisional tidak hanya digelar di Tanjungpinang saja, namun ada Kabupaten dan kota yang lain turut serta memeriahkan event ini. Pada tanggal 13 Oktober akan dilaksanakan Festival Tari Dangkong di Tanjung Balai Karimun. Festival ini adalah pembuka penyelenggaraan rangkaian Festival Bahari Kepri.

Selain Kabupaten Karimun Festival Bahari Kepri juga dimeriahkan dengan kedatangan yachter dari Singapura dan Malaysia dalam event Sail to Bintan. Acara ini merupakan rangkaian dari Sail Sabang 2017. Pada tanggal 16-20 Oktober para yachter peserta Sail Sabang akan tiba dan berkumpul di Tanjungpinang dan Bintan. Pada saat kedatangan mereka akan diadakan pertunjukan kesenian di Gedung Daerah dan Gedung Gonggong pada setiap malamnya. Hal ini akan menjadi hiburan bagi mereka,” lanjutnya.

Untuk memperkenalkan kuliner Kepri, Dispar Kepri bekerja sama dengan Indonesian Chef Asociation (ICA) dan Batam Tourism Polytechnic (BTP) akan menampilkan dan memperagakan proses memasak berbagai kuliner khas Kepri selama festival ini berlangsung.

Pada siang harinya akan di laksanakan rangkaian Festival Sungai Carang, sebuah festival yang melestarikan kebudayaan melayu. Festival ini akan menampilkan Festival Gurindam 12, Festival Kuliner, Festival Drumband serta ditutup dengan parade kapal hias pada malam hari.

Pada tanggal 21 Oktober, kota Tanjungpinang akan didatangi 70 lady bikers dari Cycho Sport yang akan mengadakan bicycle training dengan jarak 100 km di Pulau Dompak dan sekitarnya. Pada akhir Festival Bahari Kepri akan dilaksanakan Kepri Carnival yang disejalankan dengan pawai budaya dan parade kendaraan hias pada tanggal 21 Oktober 2017.

Selain Kabupaten Karimun Festival Bahari Kepri juga dimeriahkan dengan kedatangan yachter dari Singapura dan Malaysia dalam event Sail to Bintan.

Pada acara Kepri Carnival ini akan ditampilkan kesenian Mendu Natuna, Gobang dari Anambas, Kesenian Mak Yong dari Batam dan Bintan serta tarian Dangkong dari Lingga dan Karimun.

Salah satu event unggulan  tahunan yang akan digelar selama Festival Bahari Kepri adalah Tanjungpinang Dragon Boat Race yang akan diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri pada tanggal 20-22 Oktober 2017.

Puncak acara Festival Bahari Kepri akan diadakan pada malam hari tanggal 21 Oktober. “Malam puncak menjadi istimewa dengan penampilan artis nasional band Wali yang akan menghibur masyarakat Kepri dan para wisatawan,” bebernya.

Beberapa komunitas wisatawan siap datang untuk berkunjung saat perhelatan Festival Bahari Kepri seperti kelompok pendaki gunung Pahang, Dunia Melayu Dunia Islam, komunitas photography Kuala Lumpur serta komunitas penggemar band Wali di Singapura dan Malaysia.

“Selama perhelatan ini kami perkirakan akan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanjungpinang. Kita berharap target kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Kepri akan tercapai jika kita berkolaborasi dalam penyelenggaraan event seperti Festival Bahari Kepri ini yang melibatkan seluruh stakeholder pemerintah dan swasta di Provinsi Kepri” tandasnya.

Di mata Menpar Arief Yahya, Kepri betul-betul istimewa karena Kepri ini masuk top 3 wisman terbesar di Indonesia dengan persentase 20%, setelah Bali 40% dan Jakarta 30%.

Kepulauan Riau, wilayaseluas 252.601 kilometer persegi ini hanya menyisakan 5 persen daratan dan selebihnya merupakan lautan yang merupakan daerah perbatasan antarnegara, yakni dengan Vietnam dan Kamboja di utara dan berbatasan dengan Singapura dan Malaysia di barat serta Malaysia dan Brunei Darussalam di sebelah timur.Walau hanya memiliki wilayah daratan yang sempit, Laut Cina Selatan, Selat Malaka, dan Selat Karimata yang mengelilingi Kepulauan Riau menjadikan provinsi ini layak sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang.

Bahkan, potensi geografi tersebut telah dimanfaatkan sejak berabad-abad yang lalu ketika kegiatan perdagangan internasional antarkerajaan masih mengandalkan pelayaran sebagai satu-satunya transportasi yang efektif dan Kepulauan Riau merupakan gerbang di sayap barat untuk memasuki kawasan nusantara.

“Kepri juga sudah ditetapkan sebagai Gerbang Wisata Bahari Indonesia, karena posisi geografis yang dekat dengan Singapura dan riilnya wisatawan yacht atau perahu wisata itu masuk dari sana,” ungkap Menteri Arief.

Selain itu, Kepri juga masuk dalam wilayah program crossborder, karena penyeberangan ke Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Tanjung Balai Karimun, sangat dekat dan cepat. Akses penyeberangan juga semakin banyak. “Karena itu akan banyak events internasional kita geber di Kepri, untuk menghidupkan industri pariwisata di sana. Ini yang akan kami garap terus,” tutur Arief Yahya. (rel)

Festival Bahari ini akan digelar sembilan hari berturut turut sejak 13 – 21 Oktober 2017 di Tanjung Pinang. Salah satu event unggulan  tahunan yang akan digelar selama Festival Bahari Kepri adalah Tanjungpinang Dragon Boat Race yang akan diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri pada tanggal 20-22 Oktober 2017.

RIAU, SUMUTPOS.CO – Detak Kegiatan bahari masyarakat di Kepulauan Riau dengan ibu kotanya Tanjungpinang, tidak pernah berhenti. Bukan hanya mengembangkan beberapa daerah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Bintan, dan Karimun melalui kerja sama dengan Pemerintah Singapura, potensi wisata bahari yang ada di wilayah Kepulauan Riau akan ditampilkan di dalam Festival Bahari Kepulauan Riau (Kepri) 2017.

Festival Bahari ini akan digelar sembilan hari berturut turut sejak 13 – 21 Oktober 2017 di Tanjung Pinang. “Selama sembilan hari berbagai atraksi wisata akan ditampilkan untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan nusantara yang akan berkunjung ke Tanjungpinang, dan juga mensasar wisatawan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar.

Atraksi kesenian dan permainan tradisional tidak hanya digelar di Tanjungpinang saja, namun ada Kabupaten dan kota yang lain turut serta memeriahkan event ini. Pada tanggal 13 Oktober akan dilaksanakan Festival Tari Dangkong di Tanjung Balai Karimun. Festival ini adalah pembuka penyelenggaraan rangkaian Festival Bahari Kepri.

Selain Kabupaten Karimun Festival Bahari Kepri juga dimeriahkan dengan kedatangan yachter dari Singapura dan Malaysia dalam event Sail to Bintan. Acara ini merupakan rangkaian dari Sail Sabang 2017. Pada tanggal 16-20 Oktober para yachter peserta Sail Sabang akan tiba dan berkumpul di Tanjungpinang dan Bintan. Pada saat kedatangan mereka akan diadakan pertunjukan kesenian di Gedung Daerah dan Gedung Gonggong pada setiap malamnya. Hal ini akan menjadi hiburan bagi mereka,” lanjutnya.

Untuk memperkenalkan kuliner Kepri, Dispar Kepri bekerja sama dengan Indonesian Chef Asociation (ICA) dan Batam Tourism Polytechnic (BTP) akan menampilkan dan memperagakan proses memasak berbagai kuliner khas Kepri selama festival ini berlangsung.

Pada siang harinya akan di laksanakan rangkaian Festival Sungai Carang, sebuah festival yang melestarikan kebudayaan melayu. Festival ini akan menampilkan Festival Gurindam 12, Festival Kuliner, Festival Drumband serta ditutup dengan parade kapal hias pada malam hari.

Pada tanggal 21 Oktober, kota Tanjungpinang akan didatangi 70 lady bikers dari Cycho Sport yang akan mengadakan bicycle training dengan jarak 100 km di Pulau Dompak dan sekitarnya. Pada akhir Festival Bahari Kepri akan dilaksanakan Kepri Carnival yang disejalankan dengan pawai budaya dan parade kendaraan hias pada tanggal 21 Oktober 2017.

Selain Kabupaten Karimun Festival Bahari Kepri juga dimeriahkan dengan kedatangan yachter dari Singapura dan Malaysia dalam event Sail to Bintan.

Pada acara Kepri Carnival ini akan ditampilkan kesenian Mendu Natuna, Gobang dari Anambas, Kesenian Mak Yong dari Batam dan Bintan serta tarian Dangkong dari Lingga dan Karimun.

Salah satu event unggulan  tahunan yang akan digelar selama Festival Bahari Kepri adalah Tanjungpinang Dragon Boat Race yang akan diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri pada tanggal 20-22 Oktober 2017.

Puncak acara Festival Bahari Kepri akan diadakan pada malam hari tanggal 21 Oktober. “Malam puncak menjadi istimewa dengan penampilan artis nasional band Wali yang akan menghibur masyarakat Kepri dan para wisatawan,” bebernya.

Beberapa komunitas wisatawan siap datang untuk berkunjung saat perhelatan Festival Bahari Kepri seperti kelompok pendaki gunung Pahang, Dunia Melayu Dunia Islam, komunitas photography Kuala Lumpur serta komunitas penggemar band Wali di Singapura dan Malaysia.

“Selama perhelatan ini kami perkirakan akan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanjungpinang. Kita berharap target kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Kepri akan tercapai jika kita berkolaborasi dalam penyelenggaraan event seperti Festival Bahari Kepri ini yang melibatkan seluruh stakeholder pemerintah dan swasta di Provinsi Kepri” tandasnya.

Di mata Menpar Arief Yahya, Kepri betul-betul istimewa karena Kepri ini masuk top 3 wisman terbesar di Indonesia dengan persentase 20%, setelah Bali 40% dan Jakarta 30%.

Kepulauan Riau, wilayaseluas 252.601 kilometer persegi ini hanya menyisakan 5 persen daratan dan selebihnya merupakan lautan yang merupakan daerah perbatasan antarnegara, yakni dengan Vietnam dan Kamboja di utara dan berbatasan dengan Singapura dan Malaysia di barat serta Malaysia dan Brunei Darussalam di sebelah timur.Walau hanya memiliki wilayah daratan yang sempit, Laut Cina Selatan, Selat Malaka, dan Selat Karimata yang mengelilingi Kepulauan Riau menjadikan provinsi ini layak sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang.

Bahkan, potensi geografi tersebut telah dimanfaatkan sejak berabad-abad yang lalu ketika kegiatan perdagangan internasional antarkerajaan masih mengandalkan pelayaran sebagai satu-satunya transportasi yang efektif dan Kepulauan Riau merupakan gerbang di sayap barat untuk memasuki kawasan nusantara.

“Kepri juga sudah ditetapkan sebagai Gerbang Wisata Bahari Indonesia, karena posisi geografis yang dekat dengan Singapura dan riilnya wisatawan yacht atau perahu wisata itu masuk dari sana,” ungkap Menteri Arief.

Selain itu, Kepri juga masuk dalam wilayah program crossborder, karena penyeberangan ke Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Tanjung Balai Karimun, sangat dekat dan cepat. Akses penyeberangan juga semakin banyak. “Karena itu akan banyak events internasional kita geber di Kepri, untuk menghidupkan industri pariwisata di sana. Ini yang akan kami garap terus,” tutur Arief Yahya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/