25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Inilah Strategi Rusdi Kirana Mempromosikan Potensi Pariwisata Nasional

Arief Yahya dan Rusdi Kirana

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Rusdi Kirana baru saja dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Malaysia.

Selain berkeinginan mengurus persoalan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negeri Jiran, bos Lion Group tersebut juga memiliki strategi untuk mempromosikan potensi dan destinasi wisana nasional ke negara tetangga itu.

“Kira-kira habis Lebaran kami akan kerja sama dengan Kedubes Malaysia untuk joint promotion wisatawan vocational maupun UKM,” ungkap Rusdi, ditanya soal strateginya di sektor pariwisata, di kompleks Istana Negara, Kamis (18/5).

Lebih konkritnya, dia mengusung konsep twin city antara kota-kota di Malaysia dengan kota di tanah air.

“Twin city, Kuala Lumpur-Jakarta, Kinabalu-Bali, Kinabalu-Menado,” ungkap Rusdi.

Rusdi Kirana sendiri sudah beberapa kali bertemu Menpar Arief Yahya, untuk membicarakan tema connectivity. Tentu yang dibicarakan adalah sektor pariwisata yang saat ini sedang ngehits. “Originasi Malaysia memang pasar utama pariwisata Indonesia,” kata Arief Yahya.

Tiongkok, Singapore, Australia, Malaysia, dan Jepang adalah lima besar originasi wisatawan mancanegara. Destinasi wisatawan Malaysia itu banyak yang ke Bandung, Jakarta, Joglosemar, Kepri, dan Bali. “Kami berharap ke depan originasi Malaysia lebih besar lagi, karena secara geografis maupun cultural, memang dekat,” ungkap Arief Yahya.

Arief Yahya menyebut, tourism, transportation dan telecommunication itu skema bisnisnya mirip. Sama-sama memindahkan “sesuatu” dari satu tempat ke tempat lain. “Sesuatu” itu kalau di telekomunikasi bisa voice, data, gambar, video, dll. Di Transportasi, “sesuatu” itu adalah barang dan orang. Sedang di Tourism, “sesuatu” yang dipindahkan itu adalah wisatawan.

Karena itu, jarak dan volume itu menentukan biaya. “Makin dekat akan semakin berpotensi untuk berkembang. Malaysia itu negara yang dekat, negara tetangga. Culture nya juga sama, Melayu,” ujarnya.

Sejak 17-21 Mei 2017, Wonderful Indonesia juga sedang berpameran di Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Ada Indonesia Street at Bukit Bintang Fiesta Indonesia, di jantung tempat wisatawan Timur Tengah bereksplorasi di Kuala Lumpur. Sebelumnya juga ada sales Mission di Seremban, Malaka, dan Johor Bahru.

Persisnya di Pavilion Mall Malaysia, 17-22 Mei 2017. Semua potensi pariwisata unggulan Indonesia, dipastikan siap menggoda pasar wisata Malaysia.

Arief Yahya dan Rusdi Kirana

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Rusdi Kirana baru saja dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Malaysia.

Selain berkeinginan mengurus persoalan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negeri Jiran, bos Lion Group tersebut juga memiliki strategi untuk mempromosikan potensi dan destinasi wisana nasional ke negara tetangga itu.

“Kira-kira habis Lebaran kami akan kerja sama dengan Kedubes Malaysia untuk joint promotion wisatawan vocational maupun UKM,” ungkap Rusdi, ditanya soal strateginya di sektor pariwisata, di kompleks Istana Negara, Kamis (18/5).

Lebih konkritnya, dia mengusung konsep twin city antara kota-kota di Malaysia dengan kota di tanah air.

“Twin city, Kuala Lumpur-Jakarta, Kinabalu-Bali, Kinabalu-Menado,” ungkap Rusdi.

Rusdi Kirana sendiri sudah beberapa kali bertemu Menpar Arief Yahya, untuk membicarakan tema connectivity. Tentu yang dibicarakan adalah sektor pariwisata yang saat ini sedang ngehits. “Originasi Malaysia memang pasar utama pariwisata Indonesia,” kata Arief Yahya.

Tiongkok, Singapore, Australia, Malaysia, dan Jepang adalah lima besar originasi wisatawan mancanegara. Destinasi wisatawan Malaysia itu banyak yang ke Bandung, Jakarta, Joglosemar, Kepri, dan Bali. “Kami berharap ke depan originasi Malaysia lebih besar lagi, karena secara geografis maupun cultural, memang dekat,” ungkap Arief Yahya.

Arief Yahya menyebut, tourism, transportation dan telecommunication itu skema bisnisnya mirip. Sama-sama memindahkan “sesuatu” dari satu tempat ke tempat lain. “Sesuatu” itu kalau di telekomunikasi bisa voice, data, gambar, video, dll. Di Transportasi, “sesuatu” itu adalah barang dan orang. Sedang di Tourism, “sesuatu” yang dipindahkan itu adalah wisatawan.

Karena itu, jarak dan volume itu menentukan biaya. “Makin dekat akan semakin berpotensi untuk berkembang. Malaysia itu negara yang dekat, negara tetangga. Culture nya juga sama, Melayu,” ujarnya.

Sejak 17-21 Mei 2017, Wonderful Indonesia juga sedang berpameran di Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Ada Indonesia Street at Bukit Bintang Fiesta Indonesia, di jantung tempat wisatawan Timur Tengah bereksplorasi di Kuala Lumpur. Sebelumnya juga ada sales Mission di Seremban, Malaka, dan Johor Bahru.

Persisnya di Pavilion Mall Malaysia, 17-22 Mei 2017. Semua potensi pariwisata unggulan Indonesia, dipastikan siap menggoda pasar wisata Malaysia.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/