JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan uji kompetensi kepada 100 orang General Maneger (GM) hotel di seluruh Indonesia di Pomelotel, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwsaataan Kemenpar Ahman Sya mengatakan, uji kompetensi setara S2 bagi para GM Hotel untuk menjadi dosen vokasi bidang perhotelan/pariwisata/hotel expert MRA/TP ini sudah tahap kedua dilaksanakan. Dimana tahap pertama sudah meluluskan 37 orang dari target 1.000 orang sampai 2019 atau 250 orang pada 2017.
“Para pesertanya berasal dari Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya, sampai Papua. Uji kompetensi ini memiliki Standar MRA-TP (Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional) atau berstandard ASEAN,” ucap Ahman Sya, di Jakarta, Sabtu (21/10).
Ahman juga menjelaskan, uji kompetensi Ini adalah program terobosan Kemenpar untuk mendukung program vokasi yang digagas Presiden Jokowi, di bidang Pariwisata. Sejak awal 2017, Kemenpar (melalui Rakornas III perguruan tinggi pariwisata di Bandung) sudah mendeklarasikan seluruh Perguruan Tinggi Negeri dan swasta khusunya bidang pariwisata yang berjumlah 132 Peguruan Tinggi, ditetapkan sebagai perguruan tinggi vokasi.
“Khusus Perguruan Tinggi di bawah Kemenpar mulai tahun ini menerapkan kurikulum 70 persen praktek dan 30 persen teori,” ujarnya.
Para GM tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Prof Ahman itu, diharapkan setelah mendapatkan sertifikat ahli perhotelan di level 8, maka mereka dapat membantu sebagai dosen tamu, atau menjadi tim teaching di Perguruan Tinggi Pariwisata. Sehingga dapat membantu memberikan peningkatan keterampilan baik kepada dosen maupun mahasiswanya.
“Sesuai instruksi Menpar, kurikulum berstandar global. Di samping itu, juga telah disiapkan program WITE (Wonderful Indonesia Tourism Entrepreneurship) kerjasama dengan SBM ITB, untuk mencetak 10 persen lulusan jadi pengusaha yang melibatkan semua Perguruan Tinggi di lingkungan Kemenpar. Kemenpar juga sedang mempersiapkan English Center of Excellence di STP NHI Bandung kerjasama dengan Australia,” katanya.
Menpar mengapresiasi dibentuknya Konsorsium Dosen Vokasi Pariwisata ini. Dirinya menyebut investasi di SDM ini paling tidak kelihatan wujudnya, tapi sangat terasa impact-nya. “Sejak di PT Telkom saya paling komit, bahwa investasi SDM itu sangat penting untuk win the future customers. Karenanya sekolah perguruan tinggi pariwisata sudah sangat relevan,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menteri asal Banyuwangi ini berpesan, dosen vokasi pariwisata nantinya harus menggunakan standar global. “Di kita saat ini, menggunakan regional standar yang sering disebut ASEAN MRA, Mutual Recognition Arrangement. Kompetensi selevel ASEAN. Kalau mau bersaing di levelglobal, gunakan global standar juga,” kata Menpar Arief Yahya. (Rel)