Apa yang diharapkan Bupati Timur Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes terhadap kegiatan ini nampaknua berhasil. Selain menjadi kegiatan hiburan bagi masyarakat, juga menggerakkan perekonomian. Dia mengungkapkan, dalam dua hari gelaran, hotel-hotel dan penginapan penuh, semua pedagang makanan yang ada di arena juga ludes terjual.
“Sport tourism memang menjadi andalan di TTU, tiap kali menggelar sport tourism selalu dilihat belas ribu orang. Sebentar lagi kami juga ada dua event lagi yaitu Grasstrack Lintas Batas dan Pacuan Kuda yang pastk akan disaksikan lebih banyak orang lagi,” ungkap Bupati Ray.
Bupati Ray menyadari, bahwa wilayahnya minim akan destinasi wisata. Sebab itu pihaknya akan menggenjot dari sisi wisata buatan dari kekuatan kebudayaan dan sport tourism sebagai atraksinya untuk memikat wisatawan. Dengan dua kekuatan tersebut, dirinya optimistis akan bersumbangsih dalam menyumbang datangkan wisatawan mancanegara (wisman) melalui crossborder seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
“Kita rajin membuat event-event yang bisa menarik warga dari negara tetangga Timor Leste. Kami serumpun, kesukaan kami sama. Selain itu kami akan terus membenahi destinasi wisata. Saat ini kami juga ingin menggenjot wisata religi dengan membangun patung Yesus tertinggi di dunia serta membangun rumah-rumah ibadah untuk 5 agama,” kata Ray.
Sementara, Plt Asdep Analisa Data Pasar Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Ir. Sutarjo mengatakan, tidak salah bila mendukung penuh event sport tourism di perbatasan. Menurutnya, event olahraga cukup efektif menarik wisatawan crossborder.
“Kemenpar dengan senang hati terus mendukung kegiatan seperti ini. Kegiatan seperti ini selain bermanfaat bagi masyarakat, juga cukup membantu mendatangkan wismanyang tahun ini targetnya mencapai 15 juta wisman,” kata Sutarjo.
Sutarjo menambahkan, sudah tepat bila Menteri Pariwisata Arief Yahya menggenjot sport tourism dan festival di perbatasan karena terbukti bisa menjadi market potensial di daerah perbatasan termasuk NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini.
“Timor Leste sangat bisa diajak untuk terlibat dalam festival karena antara timur dan barat Pulau Timor memiliki budaya yang sama. Sport tourism kini juga bisa menjadi atraksi baru. Semuanya menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang lebih erat lagi bagi dua negara bertetangga ini,” kata Sutarjo.
Usai balapan, malam harinya Bupati Ray menggelar panggung hiburan di depan kantornya. Dalam penutupan ini, selain menyerahkan trophy untuk para juara, juga disajikan berbagai hiburan seperti dance, free style, live music dan penyanyi lokal dari Kefamenanu serta penampilan aneka kesenian yang disajikan masyarakat TTU dan juga dari negara bagian Distrik Oecusy yang berakhir hingga tengah malam. (rel)