BANYUWANGI, SUMUTPOS.CO – International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 memasuki etape ketiga, Jumat (29/9). Jika di etape sebelumnya para pembalap diajak untuk beradu sprint, kali ini pembalap dari 29 negara ditantang melahap berbagai tanjakan.
Pemandangannya pun berbeda. Semakin cantik. Dari laut ke gunung. Semua sangat oke. Etape ketiga ITdBI 2017 memulai dari Pelabuhan Ikan Muncar sebagai titik start dan finish di Paltuding, Kawah Ijen, yang memiliki ketinggian 1.880 meter.
Bagi sebagian pembalap, terutama dari negara-negara luar, ini menjadi pengalaman hal yang sangat unik. Karena menurut mereka, sangat jarang perlombaan balap sepeda mengambil titik start dari pelabuhan ikan. Mungkin hanya di Tour de Banyuwangi Ijen yang menyajikan hal demikian.
Belum lagi masyarakatnya yang sangat antusias memeriahkan balapan. Di setiap titik start atau finish, semua masyarakat berkumpul. Tidak jarang dari mereka yang memberikan semangat para pembalap.
Di Pelabuhan Ikan Muncar misalnya. Tadi pagi, kapal-kapal nelayan berjejer di sisi dermaga. Semuanya berbaris rapi. Kapal yang dihias warna-warni dan berbagai hiasan lainnya menambah kemeriahan perlombaan. Belum lagi suguhan kesenian yang ditampilkan jelang start dimulai. Menambah kemeriahan acara.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, penyelenggaraan event sport tourism ini memang berbeda dengan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Titik start dipilih di tempat-tempat yang dekat dengan masyarakat.
“Karena Tour de Ijen ini bukan sekadar ajang sport tourism, tapi sebagai bagian dari alat konsolidasi merubah masyarakat. Salah satunya pariwisata,” kata Azwar Anas.
Lebih jauh bupati mengatakan, konsolidasi juga menyentuh seluruh perangkat pemerintahan yang ada. Mulai dari tingkat kabupaten sampai desa. Mulai dari Babinsa hingga Kamtibmas. Semua, bersama masyarakat, dikerahkan untuk dapat terlibat andil lebih jauh dalam kegiatan ini. Mulai dari mengamankan jalan dan memeriahkan acara.
“Tak ayal akan selalu terlihat bagaimana antusiasme masyarakat,” ujar Bupati.
Keterlibatan masyarakat dan juga komunitas dalam International Tour de Banyuwangi Ijen tahun ini juga terlihat dari konvoi (cavalcade) mobil hias dengan beragam model dan bentuk.
Ada 14 mobil yang di bagian atasnya dipasang beragam hiasan. Mulai dari ikan raksasa, replika pembalap peserta dari berbagai mancanegara dan lainnya. Konvoi mobil ini dilakukan pada satu jam sebelum para pembalap adu cepat di lintasan.
Sehingga selain menjadi suguhan yang menarik, juga sebagai iring-iringan pembuka jalan yang akan dikintasi para pembalap.
Bupati mengatakan, ide menghadirkan cavalcade ini datang saat pihaknya diundang secara resmi untuk hadir di pembukaan atau start awal pada etape pertama Tour de France lalu. Hal tersebut tidak lepas dari nilai excellence yang didapat Tour de Banyuwangi oleh federasi balap sepeda internasional (UCI).
“Cavalcade ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Tour de France. Sehingga juga menjadi suguhan yang menarik untuk dapat kami terapkan di Tour de Ijen,” kata Azwar Anas.
Cavalcade ini juga menjadi bagian promosi untuk memperkemalkan para pihak pendukung dalam International Tour de Banyuwangi Ijen 2017.
“Cavalcade ini juga masih akan mengiringi hingga etape terakhir nanti,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji langkah yang dilakukan pemerintah kabupaten Banyuwangi serta pelaksana event yang selalu melakukan penyempurnaan event setiap tahunnya. Tidak hanya dari siai teknis perlombaan, tetapi juga pada kemasan acara.
Sehingga sebagai ajang sports tourism, ITdBI mampu menyuguhkan suasana kompetisi yang ketat dan juga suguhan menarik dan menjadi daya tarik wisata.
“Terlebih benchmarking-nya level internasional. Tour de France. Kalau ingin menjadi pemain dunia harus gunakan standar global. Tour de Ijwn sudah melakukanya. Kalau sudah demikian, makabpwngakuan internasional yang akan banyak didapat,” ujar Menpar Arief Yahya. (rel)